Siapa yang anaknya sudah kembali belajar di sekolah saat musim pandemi gini? Toooss dulu. Anak-anak saya juga sudah belajar offline, walaupun belum masuk sekolah tiap hari. Terus terang, saya awalnya juga termasuk orang tua yang cemas dengan anak harus PTM di sekolah. Namun, setelah melihat situasi terkini di mana kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia sudah mulai mereda, maka saya pun mulai memberanikan diri mengantar anak ke sekolah.

Memberi vitamin anak salah satu ikhtiar menjaga kesehatan anak ketika sudah mulai PTM.

Sebenarnya, sekolah anak saya bukan sekolah yang mewajibkan PTM sih, karena sekolahnya sejak awal punya konsep blended learning. Namun, sekolahnya juga menyediakan fasilitas untuk belajar offline setiap hari dengan banyak persyaratan.

Salah satunya untuk anak yang berusia di bawah 12 tahun, kedua orang tuanya wajib sudah memperoleh vaksin Covid-19. Jika belum divaksin, maka siswa belum boleh hadir di sekolah offline. Lalu, kegiatan PTM di sekolah anak saya jumlah murid dalam kelas pun sangat dibatasi. Itulah sebabnya kalau mau PTM, minimal sehari sebelumnya harus daftar dulu, karena kuotanya cuma 5-6 siswa saja untuk satu kelas.

Mengapa anak butuh kembali belajar di sekolah?

Nah, karena pertimbangan situasi sudah mulai aman dan ketatnya syarat serta prokes  dari sekolah, maka saya pun mengizinkan anak berangkat PTM. Walaupun ya belum setiap hari, sih. Saat ini anak-anak saya PTM-nya paling cuma 3-4 kali dalam sebulan

sebagai kegiatan refreshing aja, supaya anaknya nggak bosan di rumah melulu. Mungkin, kalau anak-anak sudah menerima vaksin, baru waktu PTM-nya saya tambah. 

Berbicara mengenai PTM tentunya masih banyak yang harus dipersiapkan mulai dari fisik hingga mental orang tua dan anak. Alhamdulillah beberapa waktu lalu saya mengikuti webinar mengenai “Mempersiapkan Anak untuk Menyambut kembali Pembelajaran Tatap Muka (PTM)” tanggal 3 Desember lalu.

Webinar tentang persiapan PTM di masa pandemi.

Webinar yang diinisiasi oleh Holisticare Ester C Kids itu menghadirkan psikolog Mbak Pritta Tyas yang membahas tuntas mengenai manfaat PTM dan apa saja yang harus dipersiapkan oleh orang tua sebelum anaknya PTM. dan Product Manager Holisticare Ester C Kids Bapak Saef Dwi Setiadi (Bapak Saef).

Mbak Pritta Tyas, psikolog yang namanya saya mention sebelumnya di atas, mengatakan bahwa berdasarkan data UNICEF 1 dari 7 anak-anak di seluruh dunia mengalami kecemasan dan rendahnya minat berkegiatan pada saat pandemi. Apalagi, ketika belajarnya terpaksa dari rumah aja.

Banyak anak mengalami rasa bosan, kemudian menjadi kurang disiplin, kurang fokus, mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran, dll. Pokoknya kompleks deh masalahnya. Sampai orang tua pun menyerah mengajari anak, karena memang nggak semua orang tua paham materi pelajaran si anak.

Ajari anak menjalankan protokol kesehatan selama berada di sekolah.

Hal yang paling dikhawatirkan adalah apabila terjadi stress pada kondisi mental si kecil. Kadang orang tua pun nggak menyadari bahwa anaknya stress, karena memang anak- anak, khususnya yang usianya di bawah 12 tahun tidak bisa mendeskripsikan masalahnya dengan jelas. Paling banter, mereka hanya bilang bosen.

Maka, saran mbak Pritta Tyas, sebaiknya orang tua mengawasi si anak baik-baik dan sering mengajak anak bicara mengenai perasaannya. Mbak Pritta Tyas juga meminta orang tua waspada kalau si anak gampang marah, baper, cranky, dan meluapkan emosi negatif lainnya. Bila perlu, orang tua meminta bantuan guru di sekolah atau psikolog.

Kembali lagi ke PTM, mbak Pritta Tyas merekomendasikan PTM untuk anak-anak yang mungkin mulai mengalami ciri-ciri di atas. Dengan mengikuti PTM di sekolah, anak-anak bisa mendapatkan keuntungan:

  • Bisa bertemu dengan guru yang bisa lebih responsif terhadap minat dan kebutuhan anak.
  • Anak bisa bersosialisasi langsung dalam bentuk fisik dengan teman-temannya.
  • Anak bisa berlatih emosi merasakan kondisi tidak nyaman, misalnya saat tiba-tiba temannya merebut mainannya. Namun, sebenarnya itu tak masalah karena problem seperti itu akan meregulasi emosinya. Anak pun bisa lebih berkembang, ketimbang jika hanya berada di rumah saja dengan segala kenyamanannya.

Persiapan anak belajar offline di sekolah

Lalu, apa saja yang harus dipersiapkan untuk melepas anak PTM?

Mbak Pritta Tyas memberikan beberapa rekomendasi persiapannya, yakni:

  • Kesehatan fisik anak

Pertama, jaga kesehatan fisik anak dengan memberikan makanan bernutrisi dan memberikan tambahan suplemen seperti HolistiCare Ester C Kids.

  • Psikologis

Kemudian, sebelum anak masuk sekolah, persiapkan dulu mentalnya. Namun, sebelumnya perasaan moms dulu yang harus ditata.

Memang sih saya sendiri juga sering cemas saat anak PTM. Saya sering penasaran di kelas anaknya gimana, apakah dia tetap disiplin bermasker atau enggak, apakah dia bisa berkomunikasi dengan teman-teman maupun gurunya, dll.

Nah, menurut Mbak Pritta Tyas, sebaiknya orang tua mengendalikan kecemasan semacam itu dengan fokus pada hal-hal yang bisa dikontrol saja, seperti menjaga kesehatan fisik anak, menyiapkan anak untuk patuh pada prokes, dll. Sedangkan, untuk hal-hal seperti bagaimana perilaku teman-teman si anak, keadaan sekolah, anak bisa atau enggak beradaptasi, dll, jangan terlalu dipikirin.

Moms, apapun tantangan yang akan dihadapi fokuslah ke hal-hal yang bisa kita kontrol, sehingga kita lebih optimal menjaga kesehatan mental dan fisik anak,” pesan mbak Pritta Tyas.

Kemudian, sebaiknya orang tua memberikan sugesti positif ke anak mengenai kondisi di sekolah. Ingatkan tentang prokes secara baik, jangan menakut-nakuti anak. Berikan informasi yang benar mengenai apa saja yang harus dilakukan di sekolah, khususnya tentang bagaimana menjaga prokes.

Mbak Pritta Tyas juga menyarakan bahwa sebelum masuk sekolah, orang tua bisa mengajak anak bermain role play. Misal pura-pura jadi guru dan murid di sekolah. Orang tua juga bisa memanfaatkan kesempatan berlatih tersebut untuk memperkenalkan gurunya. Bisa dengan memberi tahu nama guru, mendeskripsikan ciri-ciri guru, dll.

Role play ini juga sekaligus menjadi pemanasan buat anak supaya tidak kaget saat masuk sekolah untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Orang tua bisa menjelaskan kalau bertemu guru atau teman apa yang harus dilakukan, sehingga saat tiba di sekolah anak tidak merasa gugup. Maklum, udah hampir 2 tahun nggak ketemu siapa-siapa dari sekolah kan?

Dengan begitu, anak pun akan terhindar dari stress karena transisi peralihan belajar dari online ke offline. Silakan dicoba ya moms, saran dari Mbak Pritta Tyas tersebut.

Tentu saja sebelum berangkat sekolah sudah saya bekali dengan segambreng nasihat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes). Tak lupa, saya juga memberikan vitamin anak, salah satunya Holisticare Ester C Kids untuk menjaga daya tahan tubuhnya.

Vitamin anak Holisticare Ester C Kids untuk booster imun anak.

Berbicara tentang suplemen atau vitamin anak, sejak pandemi saya jadi lebih memperhatikan asupan vitamin ini. Seperti yang saya bilang tadi, tujuan pemberian vitamin ini adalah untuk menjaga dan meningkatkan daya tahan tubuh anak. Apalagi, anak-anak di bawah usia 12 tahun belum dapat vaksin Covid-19 kan? Pemberian booster vitamin ini adalah salah satu ikhtiar supaya anak tetap sehat ketika mulai berinteraksi dengan teman-teman dan gurunya di sekolah.

Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam memilih vitamin buat anak adalah bahan-bahan pembuatnya, khususnya kadar gula. Anak-anak berbeda dengan orang dewasa, biasanya tidak bisa konsumsi vitamin yang tidak ada rasanya, sehingga ada beberapa merk vitamin yang menambahkan gula atau pemanis buatan.

Padahal yang namanya gula ini tidak baik jika dikonsumsi berlebihan oleh anak-anak. Selain bisa menyebabkan obesitas, juga dapat merusak gigi anak. Maka, para moms kalau memilih vitamin anak sebaiknya perhatikan kadar gulanya ya.

Tentang vitamin anak Holisticare Ester C Kids

Nah, tadi di awal saya bilang kalau salah satu vitamin yang dikonsumsi oleh anak saya adalah Holisticare Ester C Kids kan? Kalau Holisticare Ester C Kids tidak mengandung pemanis buatan, melainkan memakai Xylitol.

FYI, Xylitol adalah pemanis alami yang berasal dari ekstraksi bahan alam, khususnya pohon atau tanaman berserat kayu. Xylitol ini memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga tidak akan meningkatkan gula darah dengan cepat dan menurunkan risiko diabetes. Tak hanya itu, Xylitol juga bermanfaat untuk memelihara kesehatan gigi, karena punya manfaat dapat mengurangi plak, karies, serta lubang gigi.

Holisticare Ester C Kids mengandung Xylitol yang bagus untuk gigi anak.

Nah, selain mengandung Xylitol, keunikan lain dari tablet hisap vitamin C anak-anak yang satu ini adalah bentuknya yang menarik dan atraktif, yakni kepala gajah. Rasanya pun manis, nggak kecut. Anak-anak jadi suka mengkonsumsinya.

Keunikan lainnya, Holisticare Ester C Kids tidak terbuat dari Asam Askorbat, melainkan murni dari Ester C. Hal ini membuat suplemen ini memiliki low acid level dan ramah untuk pencernaan anak. Ester C ini juga membuat proses metabolisme tubuh untuk menyerap vitamin C dan nutrisi lainnya akan bertahan lebih lama.

Bentuk tabletnya yang unik disukai oleh anak-anak.

Holisticare Ester C Kids ini pH-nya netral, sehingga tidak lebih perih di  lambung. Digigit juga enggak asam,” jelas Bapak Saef.

Dengan asupan nutrisi yang bagus ditambah suplemen seperti Holisticare Ester C Kids, insyaAllah imunitas anak-anak akan menjadi lebih baik, sehingga tidak mudah terserang virus, kuman, dan sumber penyakit lainnya. Anak pun siap kembali belajar di sekolah, deh.

Semoga informasi mengenai persiapan anak PTM atau kembali belajar di sekolah dan informasi mengenai vitamin Holisticare Ester C Kids untuk jaga daya tahan tubuh anak kala PTM ini bermanfaat ya 🙂 . Yuk, yakinkan langkah sehatmu setiap hari!

April Hamsa