Ibu-ibu zaman now pasti udah enggak asing lagi kan dengan kelas koding anak? Coba deh googling tentang manfaat coding untuk anak, nanti kita pasti akan menemukan bahwa belajar koding tuh di usia dini tuh banyak banget benefitnya. Salah satunya adalah dapat membuat anak berpikir logis. Siapa sih yang enggak mau menstimulasi logika anak sedini mungkin? Nah, berkaitan dengan itu, kali ini saya mau sharing tentang belajar koding yang menurut saya unik, karena si anak bisa belajar sambil bermain. Kelas koding yang saya maksud adalah kelas koding online bersama Walnut Coding.

Adakah yang anaknya sudah belajar koding bersama Walnut Coding?

Tentang Walnut Coding

Kalau baru denger tentang Si Walnut Coding ini, saya coba infoin dikit yaaa. FYI, anak saya baru aja selesai ikut free trial class-nya dan menurut saya platform yang satu ini menarik untuk melatih kreativitas si anak. Sepertinya, anak saya juga tertarik untuk melanjutkan kelasnya, deh, setelah trial kemarin.

Oh ya, sebelumnya saya mau cerita dulu ya mengenai di mana pertama kali saya kenal Walnut Coding. Jadi, bulan November kemarin saya tuh datang ke acara Edufair Kiddofest 2022 yang diselenggarakan Kiddo.id di Pluit Village Mall.

Edufair Kiddofest 2022 di Pluit Village Mall bulan lalu.

Tujuan saya melihat-melihat Edufair Kiddofest 2022 kala itu adalah ingin mencarikan aktivitas untuk anak di luar bidang akademis yang sudah diajarkan oleh sekolahnya. Nah, banyak penyelenggara atau lembaga pendidikan yang ikut pameran kala itu. Ada kursus bahasa asing, kursus public speaking, kursus koding, dll. Lembaga-lembaga kursus yang meramaikan pameran tersebut, selain berasal dari Indonesia, ada pula yang berasal dari luar negeri, seperti Singapura.

Sebenarnya enggak heran kalau lembaga pendidikan yang ikut pameran juga ada yang berasal dari Singapura, karena penyelenggara pameran, yakni Kiddo.id merupakan bagian dari keluarga besar Flying Cape Group, sebuah perusahaan edukasi teknologi dari Singapura.

Banyak lembaga edukasi ikut pameran di event ini.

Nah, saat itulah saya ketemu dengan booth Walnut Coding. Walnut Coding yang berasal dari Singapura ini membuka kelas koding untuk anak-anak start usia SD. Kelas koding-nya diselenggarakan secara daring.

Kebetulan, sebelumnya, anak saya Dema tuh pernah ikut kelas koding online juga. Dulu sih Dema cocok ya belajar koding, gini. Saya juga merasa manfaatnya bagus buat anak saya, soalnya prinsip saya “Ketimbang anaknya cuma main game doank pakai gagdet, mendingan sekalian dia belajar koding dan membuat games-nya sendiri.”

Booth Walnut Coding.

Selain mampu mengembangkan logika anak, menurut saya belajar koding juga memiliki manfaat sebagai berikut:

  • Meningkatkan kreativitas anak dalam membuat project program/ games yang unik.
  • Mengasah kemampuan anak supaya bisa memecahkan masalah melalui tantangan koding yang disediakan.
  • Meningkatkan skill analisis dan matematika.
  • Jika kelas koding menggunakan Bahasa Inggris maka anak juga bisa sekaligus melatih kemampuan Bahasa Inggris-nya.

Kembali ke booth Walnut Coding di Edufair, saya coba samperin deh ke booth Walnut Coding mengenai kelas koding-nya. Penasaran, kira-kira sama tidak sih dengan kelas koding yang sebelumnya sudah diikuti oleh Dema atau ada perbedaannya.

Yeaaayy dapat hampers.

Oh ya, sebelum saya nanya-nanya, oleh mas-mas yang jagain booth-nya saya diberi hampers yang kece banget. Isinya lunch box, payung, dan pensil warna untuk anak-anak. Hihihi, lumayan banget buat dibawa anak ke sekolah. Makasih maaass 😀 .

Berfoto di booth sebelum nanya-nanya.

Lanjut, mas-mas yang jagain booth-nya kemudian menjelaskan kepada saya mengenai belajar koding bersama Walnut Coding. bersama Walnut Coding, anak-anak enggak hanya belajar ngoding untuk bermain games, melainkan juga diajari untuk membuat games sendiri.

Gadget yang dibutuhkan untuk melatih kreativitas melalui belajar koding bersama Walnut Coding ini adalah laptop atau PC/ komputer dengan sistem operasi Windows. Nanti, kita bisa install sendiri aplikasi Walnut Coding di laptop/ komputer. Jangan lupa menyediakan jaringan internetnya ya.

Mas-masnya menjelaskan kurikulum Walnut Coding.

Terdapat 5 paket kelas dan kurikulum Walnut Coding, yakni:

  • Junior Game Designer

Kurikulum yang dipelajari antara lain membuat efek 3D dan Fisika, membuat animasi, dan membuat jalan cerita. Kelasnya akan berjalan selama 2 bulan.

  • Game Designer

Di kelas yang berlangsung selama 6 bulan ini, anak akan mendapakan materi kurikulum Junior Game Designer. Kemudian, anak akan diajari membuat game dengan karakter tunggal, membuat game interaktif dengan beberapa karakter, dan ada kamp Roblox juga.

  • App Creator

Kelas yang ini akan berjalan selama setahun. Anak akan belajar kurikulum Game designer, kemudian akan dilanjutkan dengan belajar mendesain avatar, bikin animasi 3D, belajar Mindmap & Blueprint dan Diagram Proses, Desain User Experience, Program Junior CEO, dan kamp Minecraft.

  • Advanced Programmer

Kelasnya berlangsung selama satu tahun. Anak akan mendapatkan kurikulum kelas App Creator dan beberapa materi lain seperti: Kontrol LED dan Screen, Desain Program dengan Sensor, Desain Roda Kemudi, Desain Kecerdasan Robot, Mobile Games, Mobile Social Platform, Membuat Rekomendasi Musik, dan membuat Blog Pribadi.

  • Computer Science

Program ini akan berjalan selama dua tahun. Anak-anak akan mendapatkan materi: Kurikulum Kelas Advanced Programmer, Simulasi Space Physics, Pemrograman dengan Peta Satelit, Mission to Mars, Blockchain and NFT, Desain Machine Learning, Chatbot, Identifikasi Wajah, Cybersecurity, dan Meaverse.

BTW, saya kok terpukau sama kelas yang terakhir ya. Mbayangin anak-anak belajar Cybersecurity kayak bapaknya, hehe 😀 .

Oh ya, yang membuat Walnut Coding ini unik adalah si kecil bisa belajar sambil bermain dengan praktik langsung. Dimulai dari instruksi belajar yang menggunakan animasi, akan membuat anak merasa happy duluan, kemudian fokus untuk belajar.

Menyimak penjelasan dari mas-masnya.

Belajar koding bersama Walnut Coding juga dibuat memiliki tantangan yang diharapkan bisa memunculkan kreativitas anak, sehingga bisa mengasah logika anak dalam memecahkan problem.

Keunikan lainnya adalah desain dalam games-nya Walnut Coding sudah 3D modelling. Menurut saya bentuk 3D ini membuat karakter maupun tempat-tempat yang ada di dalam game dapat terlihat lebih hidup dan nyata, sehingga anak-anak yang belajar koding bisa lebih mudah memahami apa yang dibuatnya.

Satu lagi, dengan bentuk 3D ini, anak juga bisa lebih mudah menggerakkan visual karakter seperti berjalan, berlari, melompat, dll sesuai keinginan. Hasil animasinya pun bisa terlihat lebih realistis.

Kemudian, selama kelas koding berlangsung, akan ada tutor berpengalaman yang akan memandu anak belajar koding dan bermain games. Saat kelas berjalan, anak bebas bertanya apa saja kepada tutor, supaya bisa dibantu apabila ada kesulitan. Jadi, jangan khawatir ibu-ibu, walaupun anak seperti terlihat “cuma” bermain games tetapi tetap ada yang mengawasi secara real time, yakni tutornya.

Bisa coba free trial class-nya dulu.

Para tutor Walnut Coding juga merupakan pengajar andal dan berpengalaman, sehingga mampu membuat anak termotivasi untuk menjadi kreatif, sehingga dapat membuat games yang bagus.

Menarik kan? Saya aja tertarik. Itulah sebabnya ketika mas-masnya menawari untuk ikut free trial-nya dulu selama tiga hari, saya pun enggak ragu mendaftarkan Dema.

Pengalaman Dema belajar Walnut Coding

Waktu itu, setelah mendaftar, beberapa hari kemudian saya dihubungi via pesan WhatsApp untuk jadwal free trial class-nya. Free trial class berlangsung tiga hari dengan materi belajar koding Minecraft.

Dema saat belajar koding bersama Walnut Coding.

Berikut adalah belajar koding sekaligus bermain games bersama Walnut Coding yang dipelajari oleh Dema:

  • The Kitchen Mission

Pada sesi pertama ini, tugas Dema adalah membantu karakter Lori dan Isaac untuk mengumpulkan bahan-bahan membuat kue. Dema tinggal mengikuti arahan dari peta yang tersedia. Di sini, Dema belajar menggunakan Scratch.

FYI, Scratch adalah sebuah bahasa pemograman visual yang membuat pemula belajar membuat program atau game tanpa memikirkan penulisan kode-kode. Dema tinggal melakukan drag and drop blok-blok kode yang telah disediakan, untuk menyusunnya menjadi sebuah logika yang bisa dijalankan.

Bisa chatting sama tutor.

Ada tiga code blocks dasar yang dipelajari, yakni:

-Motion section: Membuat karakter bergerak, seperti melangkah, berlari, melompat, mengubah arah (naik, turun, ke samping)

-Event section: Sesuai namanya “event” atau kejadian, kode ini digunakan supaya karakter melakukan kegiatan yang diinginkan.

-Control section: Berfungsi mengontrol kode supaya karakter berjalan sesuai aktivitas yang diinginkan.

Setelah familiar dengan Scratch ini, Dema diajari bagaimana membuat karakter dalam game bergerak dan melakukan aktivitas.

  • The Water Park

Pada belajar koding sesi kedua ini, Dema diajari untuk membuat beberapa perubahan sederhana di blok-blok kode yang disusunnya supaya bisa mengaplikasikan fun effects. Lalu, Dema diminta untuk membantu karakter dalam game untuk menemukan peti harta karun.

  • Race to the Top

Di sesi terakhir ini, Dema akan membuat Lori dan Isaac berkompetisi. Dema diajari bagaimana caranya mengontrol karakter-karakternya, serta mendesain dan memprogram proyek game-nya sendiri.

Selama belajar sambil bermain koding, Dema dipandu oleh tutor Dheo. Tutor Dheo mengajari Dema dengan sabar dan tidak pelit memberikan apresiasi kepada Dema apabila Dema berhasil menjalankan programnya.

Untuk bahasa pengantar yang digunakan, bisa memilih Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia. Waktu Dema ikut trial kemarin dia memilih Bahasa Inggris untuk instruksinya. Cukup sederhana dan bisa dimengerti oleh anak-anak SD yang sudah mendapatkan Bahasa Inggris dasar dari sekolah, kok. Namun, saat chatting dengan tutor Dheo, Dema menggunakan Bahasa Indonesia.

Apresiasi dari tutor.

Ketika free trial class berakhir, Dema mengaku senang bisa ikut kelas koding lagi. Menurutnya Walnut Coding ini lebih seru dan menantang, karena sudah berbentuk 3D. Apalagi setelah belajar koding Dema mendapatkan e-sertificate yang membuatnya tambah semangat untuk melanjutkan pelajaran kodingnya.

Iyes, jadi setiap menyelesaikan satu kelas bersama Walnut Coding, nanti anak akan mendapatkan e-sertificate. Selain sertifikat, anak juga akan mendapatkan progress report yang berisi project anak dan learning data-nya.

BTW, adakah ibu-ibu atau para ayah yang tertarik mengikutkan anaknya belajar koding bersama Walnut Coding juga? Mungkin bisa menjajal free trial class-nya dulu, sebelumnya.

Dapat sertifikat setelah kelas berakhir.

Caranya adalah mendaftar ke Kelas Koding dengan Minecraft bersama  Walnut Coding (klik aja). Dapatkan trial class selama tiga hari dengan bimbingan tutor, GRATIS.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai free trial class dan kelas-kelas koding lain di Walnut Class, silakan langsung mengunjungi website-nya di atau Instagram-nya di @walnutcodingid.

Semoga sedikit info dan cerita anak saya belajar koding bersama Walnut Coding ini bermanfaat ya 🙂 .

April Hamsa