Ketika membersihkan memori smartphone, saya menemukan beberapa file foto lawas. Salah satunya ketika makan di Warung Nako yang berlokasi di Jl. Pajajaran Indah V, Kota Bogor. Kalau dilihat dari tanggal fotonya sih, udah lama. Awal tahun 2019.

Saya jadi teringat, kalau hari itu saya sedang mencari tempat buat foto produk abon yang diproduksi oleh salah seorang teman yang pelaku UMKM. Namun, karena waktu itu saya enggak masak, akhirnya kepikiran buat ambil foto-foto di rumah makan aja.

Nah, kalau enggak salah, zaman itu, Warung Nako yang di Bogor sedang heits-heits-nya dikenal sebagai “warteg kekinian”. Soalnya menunya mirip dengan makanan yang tersedia di warteg, namun tempat makannya tuh asyik, instagramable, bersih, kekinian sekali lha, pokoknya.

Saya sendiri mengenal Warung Nako, karena sebelumnya pernah mengikuti event blogger di Kopi Nako. Kopi Nako ini lokasinya di sebelah persis Warung Nako. Dari namanya, sepertinya bisa ditebak, kemungkinan owner-nya adalah orang yang sama. Yang satu rumah makannya berkonsep kedai kopi kekinian, sedangkan satunya lagi warteg modern.

BTW, saya enggak tahu apakah Warung Nako di Bogor ini masih bertahan setelah dihantam pandemi atau gimana ya. Namun, saya berharap masih ada, sih. Mungkin teman-teman bisa cek sendiri ya, nanti. Kali ini, melalui postingan ini, saya cuma cerita mengenai kenangan lama makan-makan di sana bareng keluarga aja 😀 .

Okey, kalau tak salah kami ke sana tuh jelang sore hari. Begitu sampai sana, suasananya ternyata tetap ramai walaupun enggak padat ya? Masih banyak bangku, meja, kursi yang kosong, gitu.

Uniknya, karena konsepnya dibuat seperti warteg modern, meja makannya tuh panjang-panjang. Meja dan kursinya terbuat dari kayu. Konon katanya ala-ala insutrial, gitu.

Warung Nako ini bangunannya terdiri atas dua lantai. Desain interiornya unik, tangga menuju ke atas terbuat dari besi dengan kayu. Tangganya kembar dan di antara kedua tangga tersebut ada counter penyajian makanan, tempat kita bisa memesan makan.

Trus, baik dinding di bawah maupun di atas, di sekelilingnya terdapat jendela kaca nako. Mungkin karena itulah rumah makan ini diberi nama Warung Nako.

Jendela-jendela tersebut membuat sinar matahari bisa langsung masuk ke resto, sehingga sepertinya kalau pagi atau siang, saat cuaca cerah, resto ini tidak perlu menyalakan lampu. Oh ya, FYI, waktu itu Warung Nako ini buka setiap hari start pukul 08.00 WIB hingga pukul 22.00-an WIB ya. Sepertinya kalau weekend tutupnya lebih malam lagi. Namun, kalau sekarang saya kurang tahu jadwal buka tutupnya ya. Mungkin bisa cek sendiri di review Google 😀 .

Lanjut mengenai interiornya, terdapat lampu gantung hias di tangga. Bentuknya bulat-bulat putih menambah keindahan bagian langit-langit resto.

Sayangnya, waktu itu saya enggak naik ke lantai atas, karena sepertinya ramai orang makan di sana. Plus, waktu itu niatnya kan cuma buat foto produk teman saya itu.

Lalu, di lantai pertama, dekat tempat dine in, terdapat kolam ikan. Kolam ikannya sederhana aja sih, cuma terdiri dari tembok keramik. Airnya jernih dan beberapa ikan terlihat berenang di dalamnya.

Pada bagian depan resto terdapat teras yang kalau saya enggak salah ingat ada beberapa kursi untuk duduk juga. Trus, ada kendaraan seperti bajaj yang dipajang di sana. Kendaraan ini juga bisa dipakai untuk pepotoan, lho. Anak-anak saya tak ketinggalan mengabadikan momen dengan berfoto di sana waktu itu.

Enaknya di teras/ halaman tersebut enggak menyatu dengan halaman parkir. Lokasi parkir untuk pengunjung Warung Nako ini berada di seberangnya (nyeberang jalan dulu). Parkirannya cukup luas. Kalau bepergian ke Warung Nako dengan menggunakan roda empat, insyaAllah akan dapat tempat.

Lanjut bahas soal makanannya yaaa.

Cara memesannya adalah dengan mengantre di counter makanan yang lokasinya di tengah-tengah tangga kembar yang saya sebut tadi. Kita bisa melihat sendiri apa saja menu makanan dan minuman yang disajikan pada hari itu.

Menu makanan yang disajikan mirip-mirip dengan menu di warteg. Menunya cukup beragam dan khas Indonesia, seperti ayam goreng, kentang balado, cumi, tempe orek, dll. Tak ketinggalan ada sambal yang terdiri dari beberapa varian, namun maaf saya lupa apa aja, huhu.

Konon katanya ada menu yang berubah-ubah. Kadang Warung Nako juga menawarkan menu tradisional khas daerah-daerah tertentu di nusantara.

Yang paling saya suka, menu makanannya ada yang paketan. Harganya cukup murah dan sudah termasuk minum berupa es teh. Menariknya, es the ini sistemnya bisa refill sendiri, lho.

Kalau enggak salah waktu makanan kami disajkiikan, kami mendapatkan tiga gelas kosong berisi es batu. Nanti minumannya tinggal ambil sendiri. Kenapa cuma tiga kelas padahal kami berempat? Soalnya Dema enggak suka minuman seperti es the, dia minum air di botol minum yang kami bawa sendiri.

Untuk makanannya, waktu itu kami memesan 2 Paket Tengah Bulan yang harganya @Rp. 25.000,-00. Satu paket sudah mendapatkan nasi, lauk, sayur,dan lengkap dengan sambalnya. Waktu itu kalau tak salah (berdasarkan foto) kami memesan sayur tumis pare. Salah satu paket dapat ikan kembung balado, satunya lagi dapat ayam kecap.

Kemudian, kami juga memesan tambahan berupa sepiring nasi putih, semangkuk sayur sup, dan ayam goreng. Kalau enggak salah, waktu itu nambah sepiring nasi cuma bayar Rp. 5000,-00. Sedangkan sup-nya dibandrol Rp. 7000,-00, padahal porsinya tuh banyak. Kalau ayam gorengnya, maaf saya lupa harganya berapaan 😛 .

Begitu pula dengan porsi nasi, sayur, dan lauk yang diberikan, cukup memuaskan. Sepertinya kalau mahasiswa nongkrong di sini, masih cocok kok. Begitu pula dengan karyawan yang belum gajian haha 😛 .

Menurut saya, untuk ukuran warteg kekinian, dengan tempat yang apik seperti itu, harga makanan dan minuman di Warung Nako sangat ra,ah kantong. Kalau sekarang, enggak tahu ya. Setelah pandemi mungkin ada beberapa penyesuaian gitu.

Untuk rasa makanannya, karena udah kelamaan, maaf saya kurang bisa mendeskripsikan dengan jelas. Namun, secara umum rasanya enak, kok. Worth it, lha, kalau makan di sana. Cuma selisih dikit aja kok harganya dari warteg tradisional dekat rumah kita.

Oh ya, tadi saya bilang kan niat ke sana buat foto-foto produk teman. Nah, kalau pas sepi, Warung Nako ini nyaman deh buat foto-foto produk. Pokoknya enggak ganggu pengunjung lain aja. Apalagi, seperti yang saya bilang tadi, pencahayaannya bagus. Mendukung buat foto-foto di hari cerah.

Yaaa, jadi begitulah teman-teman, kenangan saya makan di Warung Nako Bogor bersama dengan keluarga saya. Semoga Warung Nako ini masih buka ya.Eh, tetapi sya cek di Google kelihatannya masih buka, kok.

Buat teman-teman yang mau berkunjung ke Warung Nako Bogor atau mengunjungi Kopi Nako yang ada di sebelahnya, alamatnya ada di sini ya:

Semoga postingan Warung Nako ini bermanfaat buat yang hobi kulineran, khususnya yang suka jajan di Kota Bogor 😀 .

April Hamsa

Categorized in: