Ceritanya, seminggu yang lalu, saya mengantar anak-anak field trip ke Aviary Park. Sebuah tempat wisata edukasi dan konservasi berkonsep taman burung, gitu, yang berada di Bintaro, Tangerang Selatan. Lokasinya tidak jauh dari Stasiun KRL Pondok Ranji, sehingga kami memutuskan untuk ke sana naik KRL saja. Kegiatan field trip-nya cukup lama waktunya, karena akan diakhiri dengan makan siang bersama, lalu naik boat, dan refleksi. Kira-kira selesai jam 1-an, lha. Akhirnya, daripada gabut, saya pun mencari tempat buat numpang ngetik di sekitar sana. Ketemulah kafe Dua Coffee Bintaro ini.

Taman burung Aviary Park di Bintaro, Tangerang Selatan.
Sebenarnya, Aviary Park ini tidak jauh dari Plaza Bintaro. Tinggal ngesot aja, kalau mau #eaaa. Namun, waktu kami ke sana kan masih jam 9 pagi ya, jadi tentu saja mall belum buka. Kalau pun ada tenant yang buka palingan ya tempat nge-gym. Rajin sekali saya nge-gym #uhuks.
Kalau di Aviary Park-nya sebenarnya ada dua restoran, satu resto khas makanan Cina, lupa apa nama resto-nya. Satu lagi resto Vulture’s Nest yang sebenarnya masih nyambung sama Aviary Park. Hanya saja, waktu itu saya cek, ternyata bukanya baru jam 11 siang. Akhirnya, yawda, ke Dua Coffee saja. Kebetulan ada teman blogger, Bu Chichie (@akuchicie) yang merekomendasikan kafe ini. Letaknya pun cuma sekitar 250 meteran dari Aviary Park.
Lokasi Dua Coffee Bintaro
Yawda, abis ngedrop anak-anak dan memastikan mereka sudah bertemu rombongannya, saya pun otewe ke kafe Dua Coffee. Cukup jalan kaki saja dari Aviary Park ke arah Plaza Bintaro, tetapi tidak perlu menyeberang jalan raya.
Mulanya saya bingung di mana lokasinya, karena saya hanya melihat bangunan kantor marketing gallery milik pengembang yang membangun gedung apartemen yang berada di Seberang kantor tersebut. Ada pula sebuah tempat yang diberi mana Bintaro Creative Space, semacam tempat buat event atau meeting yang agak semi outdoor dengan banyak bangku.

Plang kafe.
Ternyata, kafe Dua Coffee Bintaro ini jadi satu dengan kantor marketing apartemen tadi. Jadi, kalau tampak depan, terlihat pintu kantor marketing tadi, sedangkan pintu kafenya ada di sampingnya. Sebenarnya, masuk lewat kantor marketing tadi bisa juga, sih. Namun, saya tetap memilih lewat pintu kafe yang benerannya haha.

Teras kafe.
Jadi di depan teras kafe, dipisahkan trotoar, ternyata ada plang Dua Coffee Bintaro ini. Tadinya saya tidak melihatnya, trus baru ngeh saat lihat online map, kok, lokasinya di tempat saya berdiri. Saat saya mendongakkan kepala, ketemu deh plangnya.

Suasana di dalam kafe.
Lalu, saya masuk melalui semacam teras yang saya sebutkan tadi. Teras ini juga masih termasuk bagian dari Dua Coffee Bintaro, ada beberapa meja dan kursi di sini. Di sebelahnya ada Bintaro Creative Space yang saya sebut tadi.
Memesan makanan dan minuman di Dua Coffee Bintaro
Cuaca hari itu lumayan bikin gerah, maka saya pun memutuskan untuk masuk ke dalam kafenya saja. Saya lihat baru ada dua pengunjung, yakni seorang bapak-bapak dan mbak-mbak yang duduk di deretan kursi panjang. Rupanya di bawah kursi tersebut ada colokan Listrik. Ada dua tepatnya. Satu di bawah kaki si bapak, satu lagi di tempat si mbak duduk. Padahal, sebenarnya ada 3 space tempat duduk di situ. Cuma di bagian tengah kursi tak ada colokan. Meski demikian, saya memutuskan duduk di tengah-tengah keduanya situ, dengan harapan siapa tahu kan nanti salah satu di antara bapak-bapak atau mbak-mbak itu ada yang pergi duluan, sehingga colokannya bisa saya pakai.
Setelah duduk, saya kemudian langsung memesan makanan dan minuman. Kebetulan, sebelum berangkat saya sudah sarapan nasi, sehingga saya tidak memesan makanan berat di sana. Padahal baca review-nya katanya nasi gorengnya enak, hehe. Yaaa, gimana, ntar tambah ndut kalau makan lagi #eaaa.

Makanan dan minuman yang saya pesan.
Saya memesan minuman klavee di sana. Klavee ini merupakan campuran antara air kelapa dan kopi espresso. Rasanya ternyata cukup unik. Kalau misalnya memesan tanpa gula pun sudah manis dari air kelapanya. Rasa kopinya cukup bold dan creamy, tetapi di satu sisi segar karena air kelapanya.

Klavee.
Untuk camilannya, saya waktu itu memesan almond croissant. Size-nya cukup besar. Aroma menteganya bisa tercium saat pastry ini ditaruh di hadapan saya. Pada sadarnya ini merupakan pastry croissant dengan topping irisan kacang almond. Lalu, ada isiannya berupa cokelat tetapi tidak terlalu banyak. Paling enak dimakan saat sedang hangat, supaya terasa kriuknya. Rasanya gurih, tetapi ketika menggigit cokelatnya, ada unsur rasa manisnya juga.
Saya lupa persisnya berapa harga makanannya. Struk-nya saya cari udah hilang, wkwkwk. Namun, sepertinya saya membayar semua menu yang saya pesan tuh Rp78.000,-. Kemungkinan croissant-nya 30 ribuan, lalu klavee-nya 30 ribuan juga keknya.


Tampilan almond croissant dari samping dan atas.
Oh ya, kafe ini tuh menjual minuman unik, namanya petik mangga. Petik mangga ini adalah jus mangga dengan potongan mangga segar. Sepertinya ada pula yang dicampur nata de coco. Waktu itu pengen sih memesan minuman ini, tetapi saya lebih berat pengen minum kopi, haha. Mungkin next kalau ke sana lagi mau nyobain minuman ini
Eh, tetapi saat mau pergi dari kafe, saya baru ngeh kalau minuman petik mangga ini juga dijual dalam bentuk botolan. Namun, waktu itu saya memutuskan tidak membelinya. Yaaa, kapan-kapan deh kalau balik ke sana lagi, mau nyicipin.

Bisa beli minuman botolan juga.
BTW, ternyata kafe ini beberapa kali memenangkan perlombaan barista, lho. Mereka dengan bangga memajang trofi/ piala mereka di dekat pintu, di atas kulkas tempat minuman botol disimpan 😀 .

Beberapa trofi yang dipajang di kafe.
WFC di Dua Coffee Bintaro
Setelah pesanan saya tiba, eh, tiba-tiba ada rombongan ibu-ibu yang merupakan orang tua teman-teman anak saya datang juga. Mereka mengajak saya bergabung dengan mejanya ketika melihat saya sendiri duduk di meja single di bangku/ sofa Panjang tadi. Namun, saya bilang mau ngluarin laptop dan ngetik, sehingga tidak bisa join meja mereka, hehe.
Yaaa, soalnya saya tuh kek mending ngerjain kerjaan di luar rumah, gitu. Tidak ada distraksi Kasur dan drakor, wkwkwk.
Tak lama setelah saya membuka laptop, mbak-mbak yang tadi saya certain duduk di kursi yang sama tetapi di bawah kakinya ada colokannya melangkah pergi. Saya langsung mengeluarkan colokan HP. Iyaaa, butuh colokannya untuk ngecharge HP, karena saya pakai WiFi dari HP.
Saya termasuk jarang pakai WiFi yang disediakan di tempat umum, soalnya khawatir keamanannya. Nah, karena pakai WiFi HP itu maka baterei HP jadi lebih cepat habis. Kalau baterei laptop sih selalu aman.
Numpang ngetik di kafe.
Belum sempat nyolokin kabel charger, eh, ternyata ada bapak-bapak pengunjung lain yang baru tiba nempatin tempat mbaknya yang pergi tadi. Otomatis, bapak-bapak itulah yang akan mengklaim colokannya juga, soalnya bapaknya bawa laptop juga, heuheu.
Akhirnya, saya pun mengurungkan niat nyolokin kabel charger. Eh, alhamdulillahnya, sebelum saya memasukkan kembali chargeran tersebut, mas-mas pelayan kafenya ada yang tanggap dan membawakan saya colokan atau steker T yang bercabang tiga itu, lho.
“Ini bisa sharing, Bu,” ujar masnya, sembari nyolokkin tuh steker.
Si bapak yang tiba-tiba nempatin kursi sebelah tadi dan saya kemudian saling menatap dan tersenyum
“Terima kasih, Mas,” ucap saya.
Hihihi, alhamdulillah, masnya tanggap saya. Saya acungi jempol, deh buat pelayanannya yang OK.
Itulah teman-teman cerita atau pengalaman saya numpang WFC #uhuks alias ngetik di kafe Dua Coffee Bintaro. Kafenya cukup tenang saat pagi-siang di waktu weekdays. Menurut saya cocok buat WFC.
Mungkin buat anker atau anak kereta area greenline yang kepengen WFC juga, kafe ini bisa menjadi alternatif jujugan. Yaaa, kali di tengah jalan memutuskan tidak jalan sampai permberhentian terakhir di Stasiun Tanah Abang, karena keos #eaaa, yawda turun Stasiun Pondok Ranji aja. Jalan kaki bentar sampai deh di kafe Dua Coffee Bintaro ini 😀 .
April Hamsa


coffee + croissant = perfect!!
Croissant dengan ukuran cukup besar dan rasanya enak, harga 30ribuan, cukup worth it yaa. Mbak April sekarang lebih suka black coffee daripada yang pakai susu/krim/gula, kah?
Itu plang kafenya bisa digedein lagi yaa biar gak bikin bingung pengunjung.
I really shocked after read ‘petik mangga’ because it has un-good meaning.
Wah keren banget Tempatnya, super nyaman, ada fasilitas colokan listrik pula.
Saya kok jadi penasaran dengan menu andalan, nasi gorengnya