Acara Festival Murid Merdeka-nya kapan, dipostingnya kapan? Udah biasa lha yaaa, hahaha. Yes, kali ini, sebelum kelupaan, saya mau mendokumentasikan kenang-kenangan anak-anak saya perdana tampil di Festival Murid Merdeka.
Tentang Festival Murid Merdeka
FYI, buat yang belum tahu apa itu Festival Murid Merdeka, acara yang sering disingkat dengan sebutan FMM merupakan event tahunan PKBM Sekolah Murid Merdeka (SMM). Iyes, anak-anak saya, Maxy dan Dema “bersekolah” di SMM.
Festival Murid Merdeka ini bisa disebut sebagai semacam perayaan buat kenaikan level/ kelas dan kelulusan, gitu, deh. Tahun ini (2025) merupakan kali kedua event ini diselenggarakan. Festival ini (kalau saya nggak keliru) dilaksanakan di 7 kota besar di Indonesia yang ada Hub (pusat kegiatan) SMM. Lalu, gong-nya atau puncaknya diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2025 lalu. Sejak tahun 2024, acara ini diselenggarakan di Balai Sarbini, Jakarta Selatan.
Foto-foto dulu sebelum tampil.
Apa saja sih yang ada di acara Festival Murid Merdeka?
Ada banyak aktivitas di Festival Murid Merdeka, antara lain:
- Pementasan teater: Diselenggarakan di panggung utama di dalam Balai Sarbini, berupa pementasan drama, tarian, dan penampilan-penampilan lainnya.
- Panggung merdeka: Merupakan mini panggung yang ada di luar venue, tempat di mana anak-anak ditantang untuk berani menampilkan bakat dan karyanya.
- Pameran karya: Di sini anak-anak bisa memamerkan karya-karya yang mereka bikin.
Siapa saja yang tampil di acara ini? Tentu saja, anak-anak murid SMM. Sementara penontonnya, ya, ortu-nya, kakek neneknya, dll hehe. Oh ya, buat menonton festival ini ada tiketnya ya. Harga tiketnya mulai dari Rp155.000,- hingga Rp.235.000,-, tergantung mau duduk di kursi yang mana. Tentunya harga tiket tertinggi akan dapat kursi strategis untuk melihat ke arah panggung.
Dengan harga segitu, tergolong lumayan murce buat sekelas nonton konser, sehingga konon katanya sampai ada war tiket, lho. Ho oh, udah kek nge-war tiket konser, aja, demi dapat kursi terbaik buat menonton anak-anak tampil. Biasanya yang habis tiket yang mahal duluan, karena posisinya paling OK. Setelah membeli tiket, nanti bukti pembeliannya bisa ditukarkan dengan gelang di Hub masing-masing.
BTW, acara festival ini setiap tahun memiliki tema. Kalau buat tahun ajaran 2024-2025, temanya adalah “Gita Cita Nusa Tenggara”. Yup, sesuai temanya, maka semua penampilan yang disuguhkan oleh para murid SMM adalah tentang Nusa Tenggara.
Perdana tampil di Festival Murid Merdeka
Maxy dan Dema baru ikutan Festival Murid Merdeka di tahun ini. Sejak awal tahun ajaran baru udah excited bakal tampil di acara ini.
Mengapa tahun lalu mereka enggak ikut?
Jadi, tahun ajaran sebelumnya tuh, anak-anak saya masih mengikuti program SMM daring. Baru, setelah di dekat rumah ada Hub baru, anak-anak ikutan program Tatap Muka Rutin (TMR). Nah, di TMR ini anak-anak cukup aktif berpartisipasi, baik itu di kelas ekspresi, pameran karya tiap tiga bulanan, ada undangan tampil mewakili sekolah, dll. Kalau sebelumnya kan kurang aktif ya, jadi menonton aja dari jauh, gitu 😛 .
Acara ini juga menampilkan karya anak-anak SMM.
Nah, untuk anak-anak TMR emang keknya udah default emang semua akan ikut tampil. Bahkan anak-anak dari kelas inklusi pun juga tampil, kecuali kalau anaknya tidak bisa berada di lingkungan yang riuh.
Untuk kelas Maxy dan Dema, saat festival kemarin, ketiban sampur untuk menarikan tarian Bau Nyale dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tarian ini melambangkan tradisi masyarakat di sana menangkap cacing laut (nyale) yang berwarna-warni. Bae Nyale ini berakar dari legenda Putri Mandalika yang konon menceburkan diri ke laut, kemudian menjelma menjadi cacing-cacing itu. Mengapa Putri Mandalika menceburkan diri ke laut? Dari gugling, baca-baca gitu, katanya untuk mencegah peperangan di antara pangeran-pangeran yang memperebutkan dirinya.
Oh ya, saking banyaknya anak-anak TMR SMM, maka acara di Balai Sarbini tuh berlangsung selama tiga sesi. Maxy dan Dema yang TMR di BSD City kebagian di sesi kedua bareng dengan anak-anak Hub se-Tangsel dan Cilandak Jaksel , yakni pukul 12.30 siang sampai sekitar pukul 14.00/ 14.30 gitu.
Kami sengaja datang lebih awal, yakni pukul 10 sampai Lippo Mall Nusantara (sebelumnya dikenal sebagai Plaza Semanggi/ Plangi) yang masih satu area dengan Balai Sarbini, supaya enak aja, nggak ngos-ngos’anan capek karena mefet-mefet datangnya. Rencananya mau makan siang agak awal supaya anak-anak nggak laper ketika manggung.
Saat nunggu makan siang ronde pertama.
Udah nggak bingung dengan venue di sana, karena sehari sebelumnya anak-anak melakukan gladi bersih di sana. Jadi, udah tahu begitu sampai jam 10 tet di sana, kami akan ngapain aja.
Dema dan Kim teman sekelasnya.
Maka, begitu sampai, yang kami lakukan adalah melihat pameran karya. Kebetulan, Dema mengirimkan bukunya buat dipamerkan. Buku berjudul Piknik Bersama Teman-Teman ini merupakan tugas akhir kenaikan level saat Dema kelas 3 SD.
Buku Dema yang dipamerkan hari itu.
Selain buku, banyak karya lain seperti gambar, lukisan, dan prakarya lainnya. Semua adalah hasil karya anak-anak SMM dari semua jenjang, level PAUD hingga SMA.
Nyobain game karya anak SMM.
Puas melihat-lihat karya anak-anak SMM, kami kemudian ngintip ke panggung merdeka, di mana ada beberapa anak menunjukkan kebolehannya. Sayangnya, waktu itu di area panggung ini sepertinya akan ada pameran lain, sehingga kursi-kursi penonton agak terganggu dengan setting booth-booth pameran. Untungnya sih, baik yang tampil maupun yang nonton masih tetep semangat.
Kami kemudian lanjut ke photobooth yang ada di depan buat mengambil beberapa foto. Waktu itu lupa nggak bawa tripod, tetapi untung ada yang mau bantuin mengambil foto, sehingga kami punya kenang-kenangan, deh.
Melihat gambar dan lukisan karya anak-anak SMM lainnya.
Setelah foto-foto, kami memutuskan ke pujasera di lantai paling bawah mall buat ngopi dan ngemil. Anak-anak juga ketemu beberapa temannya yang mulai berdatangan, lalu ngemil bareng.
Nggak terasa, waktu menunjukkan sekitar pukul 11 siang, kami kemudian makan agak berat. Kami pilih makan makanan yang gampang aja, yakni nasi goreng dan mie goreng D’Cost. Bener, deh, kalau makan kedua menu itu, anak-anak bisa makan dengan cepat. Beda kalau menunya sayur atau lauk yang perlu di-cuil-cuil, biasanya lebih lama hehe. Namanya juga udah mefet, karena jam 12 siang mereka wajib udah berada di belakang panggung.
Setelah makan, anak-anak buru-buru saya minta ganti kostum. Kostumnya nggak yang rempong-rempong amat, sih, cuma baju putih aja.
Dari tahun ke tahun, kalau urusan kostum, SMM memang berusaha tidak membebani orang tua. Biasanya cuma diminta pakai baju warna dasar, kayak putih, hitam, merah, dll. Pakai yang udah ada aja di rumah pun tak apa, nggak harus baru. Nanti, dari sekolah akan menambahkan aksesoris. Seperti kostum Maxy dan Dema, yang kemudian dipercantik dengan selendang kain ala Nusa Tenggara.
Anak-anak tampil percaya diri.
Setelah berganti kostum, karena waktu itu sholat Dhuhur tuh waktunya jam 12 kurang, maka kami sholat Dhuhur terlebih dahulu. Sebenarnya, anak-anak bisa sholat di belakang panggu. Namun, menurut hemat saya enakan sholat di mushola mall aja, sih. Nanti, ketika di belakang panggung tinggal make up aja, nggak perlu sholat lagi. Sesudah sholat Dhuhur, anak-anak kemudian saya antar ke lokasi belakang panggung untuk bersiap-siap tampil.
Saya dan ayahnya anak-anak masuk Balai Sarbini tidak melalui pintu yang sama, melainkan seperti penonton konser lainnya, masuk dari pintu luar gedung. Setelah menunjukkan gelang di tangan, ada pemandu yang mengantarkan kami menuju kursi. Kami waktu itu dapat kursi di bagian paling depan, deretan atas, tepat di sisi kanan panggung, sehingga leluasa melihat anak-anak tampil.
Orang tua tak ketinggalan mendokumentasikan penampilan anak-anaknya.
Acara dibuka dengan drama teater yang menceritakan tentang Meri dan Dema (karakter-karakter yang menjadi semacam maskot SMM) yang jalan-jalan ke Nusa Tenggara. Mereka mengunjungi berbagai tempat di sana. Setiap selesai bercerita atau bernarasi, lalu anak-anak bergantian tampil. Urutan penampilan dimulai jenjang PAUD, hingga terakhir jenjang SMA.
Acaranya meriah sekali seolah nonton konser beneran.
Anak-anak SMM yang pentas pun tampil dengan percaya diri, meskipun ada gerakan salah-salah dikit, tak mengapa. Terutama anak-anak PAUD/ TK, bahkan ada yang butuh dukungan orang tuanya berdiri mendekati panggung. Di sisi lain ada juga bocil-bocil yang dengan pede menyanyi, menari, seolah-olah dirinya seorang diva penguasa panggung hari itu 😀 .
Tibalah giliran Maxy dan Dema membawakan tarian Bau Nyale di atas panggung. Alhamdulillah, pementasan berjalan dengan lancar. Soalnya, anak-anak memang sudah sering berlatih bersama menarikan tarian ini sepulang sekolah.
Penampilan Dema dan Maxy beserta teman-teman sekelasnya.
Setiap selesai pementasan anak-anak, orang tua sibuk bertepuk tangan, mendokumentasikan, hingga memberika apresiasi. Diam-diam, ada semacam rasa bangga dan haru yang muncul di dada saya ketika melihat anak-anak saya dengan penuh percaya diri tampil di panggung yang begitu besar, ditonton ratusan orang pula.
Berikut video penampilan anak-anak yang didokumentasikan salah seorang wali murid dari kelas yang sama dengan anak-anak saya:
Anak-anak menari tarian Bau Nyale.
Setelah pementasan selesai, semua anak yang tampil hari itu dikumpulkan menjadi satu di panggung dan menyanyi bersama untuk menutup acara. Beberapa orang tua maju ke depan memberikan karangan bunga, cokelat, dll juga berfoto bersama.
Acara penutup.
Tak lama setelah acara selesai, saya dan ayahnya anak-anak kemudian bergegas keluar. Alhamdulillah, sebelumnya datang awal sehingga tidak perlu antre di photobooth lagi buat mengambil gambar.
Kami kemudian menjemput anak-anak di belakang panggung. Lumayan lama nunggunya, karena berurutan keluar sesuai kelas paling kecil hingga atas. Panitia memastikan si anak ini udah bener-bener dijemput oleh ortu masing-masing.
Maxy dan Dema berfoto bersama Bu Fitri, wali kelasnya.
Lalu, setelah anak-anak keluar bersama teman-temannya, kami semua turun ke bawah lagi buat makan siang ronde kedua. Anak-anak lega sudah tampil, ortu pun happy setelah menonton pertunjukan anak-anak.
Itulah cerita keluarga kami mengenai anak-anak yang perdana tampil di Festival Murid Merdeka. Nggak sabar deh menantikan Festival Murid Merdeka tahun depan. Sedikit bocoran, tema untuk tahun ajaran kali ini adalah tentang “Betawi”. Wah, insyaAllah, akan lebih meriah lagi yaaa, keliatannya 😀 .
April Hamsa
Aku langsung googling dong apa itu SMM. Menarik, dia blended learning gitu ya metodenya.
Pengalaman berkesan banget di usia sebelia itu udah dapat kesempatan mengikuti “konser” sekolah. Stage dan performanya nggak kaleng-kaleng lho. Heboh banget sampai ada war ticket wkwk, para orang tua pasti rebutan duduk di kursi terbaik demi nonton idola seumur hidupnya.
Aku jadi tahu ttg SMM Ini. Tadi langsung browsing, mau tahu detil kayak apa sekolahnya. Dan ternyata buanyaaaaaak lokasinya ya mbak. Walaupun yg di Jaktim masih agak jauh dari tempatku.
Menarik sih, blended learning gini. 👍
Pertunjukannya juga baguuus ih. Aku sempet liat tarian bau nyale, kayak apa sih. Legendanya sendiri udah sering denger, tp bentuk tarian ya ga pernah tahu.
Dan penasaran utk tema berikut yg berbau Betawi 😍😁
Menarik banget ini event Festival Murid Merdeka 💯🤩 sedari kecil sudah terbiasa pentas dan tampil di depan ya. Tentunya htm tersebut sangat worth it buat menyaksikan acara sekeren dan seefort itu. Temanya pun sangat menarik. Congrats juga buat kedua anak mba April yang sudah berani tampil dengan percaya diri, Masha Allah 🤩😇 Salut dan happy ngeliatnya deh.
Bagus sekali nih kegiatan sekolah Murid Merdeka, ngajarin anak berani tampil percaya diri di depan penonton dan ini menjadi sebuah ajang bagus buat berlatih soalnya era sekarang emang harus pandai berkomunikasi dan berani tampil serta kritis juga.
Kegiatan yang menyenangkan nih dari sekolahnya, karena karya anak-anak dipamerkan di sana. Wuaah, buat yang nanti mau masuk sekolah baru, bisa nih jadinya ceki² sekolahnya Maxi & Dema, karena punya kegiatan yang apik tentang literasi dan budaya.
Bravo Dema, Maxy, kalian kewrennnn pol.
Ortunya juga dong.
sangat cethar membahana ga kalenh kaleng.
secaraaa, kalian udah berhasil menghadirkan komunitas dan vibes “learning is fun” buat nak kanak
BarokAllah..makin semangaattt yha dalam belajar dan berkarya
kalau aku jadi orangtua murid yang berada di sana, pasti juga akan terharu melihat anak-anak perform, minimal ada keberanian di diri mereka.
Seru banget kegiatannya, zaman aku sekolah nggak ada beginian, ehh tapi mirip seperti pentas seni kalau disekolah zaman aku dulu, biasanya paling gede kalau udah kenaikan kelas gitu
Setuju Kak Ainun,
rasa hari karena bangga dan sesuatu, karena gak menyangka mereka tumbuh dan berkembang dengan baik, dan bisa berprestasi seperti itu
Huah seru ada war tiket segala berasa mau nonton konser S07 ya Mak Dem. Akhirnya anak2 Mak Dem bisa tampil juga meski tahun lalu ga ikutan, namun bisa terbayarkan juga di tahun ini dan tampil di sesi 2 🙂 kalau anak2 udah perfom memang suka deg2an masalah kostum beruntung SMM bantu mempersiapkan aksesorisnya 🙂
Keren ya Mbak Festivala Sekolah murid Merdeka ini. Pantas diadakan di Balai Sarbini Karen siswanya bayak dan dari berbagai wilayah. Saya suka acaranya. Kreativitas anak-anak bertambah. Anak-anak jadi semangat performance karena ditonton keluarganya. Keren deh Maxi dan Dema.
Eh saya baru tahu, kalau Plaza Semanggi sudah ganti nama. Sudah lama saya ga ke sana hehehe.
Really prouudd of Maxy and Dema…
MashaAllaa.. Barakallahu fiikum~
Bener yaa.. acara pementasan begini jadi tersadar bahwa anak-anak uda besar, semakin mandiri dan berani tampil bersama sahabat-sahabat seperjuangannya di SMM.
Rasanya setiap dokumentasi menjadi kenangan jejak perjalanan kehidupan anak-anak. Gimana hebohnya dari mulai persiapan hingga hari H.
Pasti lelah.. namun juga tersirat wajah puas dan bahagia.
Semoga Maxy dan Dema terus bahagia dengan segala proses belajar yang akan dilewatinya setelah ini.
Hwaitiing~
Hebat mbak hamsa, tulisan udah berbulan-bulan lalu masih bisa ‘dimuntahin’. Aku mah struggle banget kalo udah kelamaan, heuheu.
Tapi overall, ini emang acara yang keren banget sih ya. Anak tuh jadi terbiasa untuk tampil di depan banyak orang sejak dini, jadi bagus untuk melatih kepercayaan dirinya.
Kebetulan sekolah Merdeka tuh ada jugaaa di deket rumahku sih. Di Sentrakota Jaatibening, kebih tepatnya. Aih, jadi penasaran juga nih ama sekolahannya, cemmana ya.
Waaahhh keren Maxy Dema ikutan FMM Balai Sarbini yaaaa, kereeeen bangettt!!!
Kemarin tuh sebetulnya karena kami lagi di Bandung pengen banget nonton yang FMM Jawa Barat, soalnya Mysha ikut di Video Clip Soundtrack FMM lagu Teman Baru karya Santa. Tapi tiba-tiba tumbang semua pada sakit di waktu berdekatan
Semoga next bisa ikutan FMM
Di Bogor ada nih SMM. Waktu baru buka aku sempat cari tau ttg sekolah ini. Unik sih metode belajarnya.
Mantap jg tuh festivalnya diadakan di Balai Sarbini. Anak² mmg harus didorong untuk tampil ya mbak supaya lebih percaya diri.
Keren banget nih anak-anak SMM mereka jadi percaya diri untuk memamerkan berbagai karya di depan khalayak ya pengalaman berharga banget nih April..
Melihat venuenya, aku jadi maklum jika HTM-nya termasuk lumayan. Ya, dibilang mahal banget nggak, tapi in this economy haha emang lumayan juga pengeluarannya apalagi kalau datang nggak sendirian. Tapi bagi penikmat seni, sepadan, kapan lagi bisa support teman-teman yang berkegiatan pentas seperti ini kan ya, hitung-hitung melestarikan budaya. Salut untuk Maxy dan Dema yang udah terlibat di acara ini, semoga nanti makin cinta dengan kesenian Indonesia.
Tentang tulisannya kenapa baru tayang sekarang, aku aja perjalanan di 2018 baru ditulis di 2025 hahaha, jadi nggak apa-apa banget untuk late write dan late post hhaha. i
langsung donk googling apa itu SMM dan ternyata sekolah dengan blended learning langsung googling lagi apa maksudnya blended learning hahaha…segak tau itu aku sampe kepoo banget looo..ini pendirinya berarti saudara najwa shihab kah mba secara namanya sama hehe…
sekolahnya ternyat ajug alumayan banyak yaa dan ternyata di solo juga ada dan gak jauh juga dari rumah loo tapi aku belum pernah tau tentang sekolah ini..
seru ya mbaa acara festival nya anak2 jadi bisa menampilkan semua karya2 nya dan juga bisa tampil di panggung melatih anak buat selalu kreatif dan tampil ppercaya diri
Betul mbak, foundernya Bu Najeela Shihab kakaknya Najwa Shihab. Iya ada program daring dan tatap muka rutinnya.
Makasih banyak mbaa sudah menulis ini jadi tahu satu lagi satu jenis sekolahan yang berbeda dengan sekolah pada umumnya…dan ternyata sekarnag diluar sana ada banyak berbagai jenis sekolahan yang bisa kita pilih sesuai dengan minat dan bakat anak kita tidak melulu sekolah formal yang selama ini kita tau…
Bisa dapat satu lagi referensi sekolah untuk keponakan2 ku nanti ini 🙂
Owh, tema FMM tiap tahun berganti2 ya, dari berbagai propinsi di Indonesia. Dan tahun ini dari Nusa Tenggara. Aku sempet agak bingung pas baca tentang Meri dan Dema (yang maskot) sama nama anaknya… Anaknya keren euy, bisa mengikutsertaka buku untuk pameran acara ini. Dan keduanya terlihat semangat ya bisa ikut berpartisipasi dengan teman-teman sekolahnya. Can’t wait to hear another story tahun depan nanti.
Ahaha anakku Dema, kalau maskotnya Deka 😀
Keren acaranya, anak-anak pun tampil dengan percaya diri ya.
Belajar itu menyenangkan, vibes ini yang berhasil ditransfer ke anak-anak sehingga mereka pun belajar dengan hepi
selamat ya Maxi dan Dema, plus ortunya juga
seru dan meriah ya acaranya
ternyata kaka adik ini satu kelas gitu ya jadinya?
SMM sangat ‘memerdekakan’ muridnya ya, itu dari kostum untuk tampil aja sungguh bikin salut tidak memberatkan tapi tetap bisa maksimal
kalau sekolah lain kan biasanya ini banyak iuran ini itu khususnya buat kostum penampilan anak-anak didik
semoga tercapai semua cita2 ya untuk putra putrinya,
tema Betawi nanti pasti lebi seru karena banyak bersinggungan di kegiatan keseharian di sekitar jabodetabek
ditunggu juga nanti ceritanya ya
Keren banget Maxy & Dema penuh percaya diri tampil di atas panggung 🙂 Mamah papahnya pasti bangga luar biasa ya. Ternyata kegiatan anak2 SMM ini banyak dan bagus sekali meningkatkan kemampuam dan kepercayaan diri mereka. Hasil karyanya ga kaleng2 nih. Asyik ya temanya Nusa Tenggara. Persiapannya matang jadi hasil show di hari H istimewa. Mantap nih tema berikutnya Betawi. Siaaap 2 deh.
Nah setuju mbak Nurul,
pastinya orangtuanya bahagia dan bangga melihatnya, terlebih juga pengajarnya ya, karena dukungan semua pihak seperti itu, pasti membuat si anak tampil lebih percaya diri dan yakin dengan dirinya untuk bisa menampilkan yang terbaik
Festival Murid Merdeka ini terlihat seru dan edukatif. Semoga acara seperti ini diadakan di seluruh sekolah yng ada di Indonesia, untuk tumbuh kembang murid juga
Nih, kegiatan yang membuat anak tampil lebih berani, atraktif dalam berkreasi dan belajar dari usia dini.
Nggak sabar menantikan acara Festival Murid Merdeka tahun ini yang konon bertema Betawi 🤩🤩🤩 kebayang sih bakalan makin meriah dan pecah banget.
Takjub juga nih aku sama anak-anak Sekolah Murid Merdeka. Sedari kecil sudah berani tampil dengan karya.
Kedua anak mba April terlihat sangat semangat, antusias dan happy. Pastinya mba April juga terharu dan happy melihat perkembangan mereka yang wow keren. Congrats ya mba, sudah membersamai anak-anak hebat.
Menurutku program ini luar biasa bagus. Selain mengasah kemampuan kreatifitas anak, juga melatih anak untuk tampil, tidak hanya di sekolah atau tempat biasa, tetapi di tempat seperti balai sarbini sebuah momen khusus buat anak-anak.
Orang tua juga mensupport dengan membeli tiketnya. Aah aku suka banget tahu program sekolah begini.
Anw ini karena tempatnya deket dengan mall jadinya tuh maksi ada ronde keduanya yak hihihi
Ga salah sih, secara itu mall sekarang udah ciamik dan makanan yang enak-enak bertebaran di area foodcourt hihi.
Seru banget ya Festival Murid Merdeka dan benar-benar tidak memberatkan wali murid karena tinggal pokai baju warna putih /basic aja, lalu ditambah asesoris saat mau manggung. Dengan acara ini maka apra murid juga belajar budaya Indonesia dan tiap tahun temanya gantian dari daerah-daerah lain juga.
Sempat kaget kok acaranya di Balai sarbini yang gedee, dan ooh ternyata buat murid semua level, dan yang ikut kelas full online juga boleh ikutan kan?
Meriah banget ya acara festival Murid Merdeka ini. Ada tarian adat daerah, teater, dan pertunjukan lainnya. Orang tua juga biasanya nggak pengen ngelewatin moment dengan ngambil dokumentasi anak pas tampil di acara festival. Tahun ini bernuansa Betawi pasti ini juga meriah acaranya nanti
wuaaa keren sekali acaranya..
anak-anak pasti happy banget ya mbak karyanya diapresiasi seperti ini.
bikin mereka jadi tambah semangat buat belajar.
Wah, tema mendatang Betawi y? Kebayang nanti di Jabodetabek bakal lebih seru ya. FMM ini acara tahunnan yang selalu dinantikan.
Tahun depan, anak-anak mau tampil lagi nggak mbak?
Nyenengin banget sekolahnya ya mbak. Ada learning blended gitu . Happy banget dek Dema dan dek Maxy belajar sekolah disana.
Masya Allah Maxy dah ngalahin Bundanya tingginya, Dema juga hampir nyalip…sehat-sehat Mba April dan keluarga
Keren banget ini ada Festival Musik Merdeka persembahan SMM, memberikan manfaat bagi anak-anak dengan menyediakan wadah untuk mengekspresikan diri dan bakat mereka melalui berbagai kegiatan seperti seni, musik, dan drama, serta mendorong kolaborasi, kerja sama tim, dan peningkatan rasa percaya diri. Juga menumbuhkan rasa kebersamaan antara anak, guru, dan orang tua, serta mengajarkan nilai-nilai seperti komitmen, konsistensi, dan menghargai proses belajar jangka panjang. Jempolll!!
Sampai ngewar tiket segala. Gila. Keren banget acaranya. Tapi, iya sih. Namanya orang tua ya. Kalau anaknya tampil pasti ingin melihatnya di tempat yang strategis. Nggak papa mahal. Asal bisa mendokumentasikan langsung dengan baik kegiatan yang diikuti anak. Mantap, Kak.
SMM ini keren poll!! Ibaratnya nih sekolah itu nggak cuma ngajarin teori tapi langsung aplikatif ke dunia nyata lewat pertunjukan dan asah kreatifitas. Kegiatan yang kayak gini tuh punya peluang bikin melekat di hati anak-anak di kemudian hari bahwa pengalaman belajar itu nggak selalu harus di depan papan atau buku tapi juga bisa lewat kreatifitas yang nggak ada batasnya kalau digali.
Aku pernah ikut seminarnya SMM bareng sama komunitas tahun lalu, kalau nggak salah inget tuh temanya climate exchange dan di sana tuh kita diajarkan buat gimana sih bikin pembelajaran yang menarik tentang perubahan iklim ke anak-anak. Dan di seminar itu aku baru tahu kalau mbak Najeela Shihab itu adalah foundernya. Hahaha.. 😀
Keren bgt Festival Murid Merdeka ini diadakan setiap tahun. Anak2 jadi bisa menunjukan bakat mereka melalui acara seperti ini. Bravo SMM!!
Seru bangeeet! Pasti deh, semua orang tua nunggu penampilan anak-anaknya. Anak-anak juga jaid punya pengalaman pentas yang pasti akan sangat berkesan.
Pasti seru banget ya bisa hadir di festival FMM ini. Para siswa bisa menggali dan mengasah bakat yg dimilikinya
Ternyata acaranya seseru dan semegah itu. Bagus sih, sangat inspiratif. Plus meningkatkan motivasi dan kreativitas bagi anak-anak.
kegiatan-kegiatan seperti ini memang patutnya diterapkan di sekolah-sekolah, karena secara tak langsung dengan adanya event ini bisa mengasah kreativitas anak, serta menambah rasa kepercayaan diri juga. Semangat sekolahnya Maxy dan Dema 😀
Jadi kangen ketika anak-anak saya masih TK dan SD. Tiap tahun selalu semangat menonton pensi mereka. Kayaknya bakal lebih meriah nih kalay temanya betawi. Ditunggu ceritanya, ya.
Festival Murid Merdeka adalah wadah yang luar biasa untuk mengasah bakat dan kreativitas anak. Sangat menginspirasi melihat para siswa tampil penuh percaya diri. Semua penampil mampu menunjukkan kekayaan budaya Indonesia. Acara ini benar-benar membuktikan pentingnya pendidikan yang merdeka dan menyenangkan. Salut dengan semua persiapannya
Saya baru tau lho mba ttg SMM ini. Yang saya tau PKBM itu yaa paket A, Paket B dan paket C. Coba nanti saya cek ada gak SMM ini di daerah saya. Bagus programnya yaa…
Aku sebenarnya pengen sekolahin anak di sini dulu
Namun keluarga besar suka memberikan masukan ke anak anak akhirnya anak anak jadi gak mau sekolah kalau bukan formal
Padahal program SMM tuh sesuai dengan isi kepalaku juga
Hmm… kira-kira anak terakhirku mau gak ya, hehe
Sukses Festival Murid Merdeka-nya…
Senang ya mbak membersamai anak ikut Festival Murid Merdeka. Dengan SMM ini bisa mengasah kreatifitas anak juga ya ternyata, Jadi anak tidak bosan juga disuruh belajar di ruang kelas melulu
Festival Murid Merdeka ini terlihat seru karena memberi ruang bagi anak-anak untuk berekspresi sekaligus belajar dengan cara yang menyenangkan. Kegiatan seperti ini bisa menumbuhkan rasa percaya diri dan semangat kolaborasi sejak dini.
Merdeka dalam berkarya seni dan mendapat apresiasi yang layak adalah impian semua orang dan para murid saat ingin menampilkan diri.