Pernahkah teman-teman melihat orang-orang tidak menghabiskan makanannya saat datang ke pesta undangan perkawinan? Kira-kira apa yang teman-teman rasakan? Pasti ikut merasa sayang kan, sebab sudah tahu ke mana perginya sisa makanan tersebut? Yup, betul, makanan itu bakal dibuang ke tempat sampah.

Padahal, andai orang-orang tadi mengambil secukupnya dan menghabiskan makanannya, pasti sampah makanan berkurang. Akan ada banyak orang juga yang berkesempatan memakan makanan tersebut.

Permasalahan food waste di Indonesia

Itulah salah satu contoh penyebab terjadinya sampah makanan atau food waste di Indonesia. Masih banyak sumber food waste lainnya, seperti dari pabrik makanan, restoran, dan yang paling banyak adalah berasal dari limbah makanan di rumah tangga, termasuk yang kita konsumsi sehari-hari.

Maka, tak heran jika laporan United Nations Environment Programme (UNEP) yang berjudul Food Waste Index 2021 menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi empat terbesar setelah Cina, India, dan Nigeria sebagai negara penyumbang sampah makanan. Total sampah makanan di Indonesia bahkan mencapai 20,93 juta ton per tahun.

Indonesia salah satu negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia. Sumber gambar: Canva.

Posisi tersebut sekaligus menjadikan Indonesia sebagai penghasil sampah makanan terbesar di negara-negara ASEAN, mengalahkan Vietnam, bahkan Thailand. Sebenarnya tidak begitu kaget, karena menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di tahun 2023, sampah sisa makanan di Indonesia berkontribusi sebesar 40,91%, jauh lebih tinggi daripada sampah plastik yang sebesar 19,18%.

Tentu saja, ini bukan prestasi yang membanggakan, karena sampah makanan atau food waste ini menimbulkan banyak permasalahan, salah satunya permasalahan lingkungan, antara lain:

-Efek rumah kaca

Ketika makanan dibiarkan membusuk di tempat pembuangan sampah akhir , maka sampah  ini akan melepaskan metana, yang merupakan gas daripada karbondioksida. Saat metana lepas ke atmosfer, gas ini bertahan selama 12 tahun dan memerangkap panas dari matahari. Dampak efek rumah kaca ini tidak main-main untuk bumi. Bisa memperparah krisis iklim dan pemanasan global.

-Polusi udara

Gas metana dan karbondioksida dari sampah sisa makanan bisa mencemari udara. Selain itu, untuk mengangkut begitu banyaknya sampah sisa makanan ke tempat pembuangan akhir juga membutuhkan kendaraan yang biasanya mengeluarkan emisi karbon, sehingga berpotensi menambah polusi udara juga.

-Pencemaran air dan tanah

Banyak sampah sisa makanan, khususnya yang berasal dari rumah tangga dibuang ke kali. Akibatnya, zat-zat kimia dari sampah tersebut mencemari air dan tanah di sekitar sungai.

Serta, masih banyak lagi permasalahan lingkungan yang merupakan dampak dari food waste.

Food waste menimbulkan masalah lingkungan, sosial, dan ekonomi yang sangat serius. Sumber gambar: Canva.

Selain permasalahan lingkungan, salah satu masalah besar yang muncul karena food waste adalah isu sosial. Bayangkan saja, di satu sisi ada orang yang dengan mudahnya membuang makanan karena makanan di rumahnya berlebih, sementara di sisi lain ada orang yang tidak punya makanan untuk mengganjal perutnya.

Bisa dibilang bahwa food waste di Indonesia berbanding terbalik dengan angka kelaparan yang terjadi di negeri ini. Global Hunger Index (GHI) tahun 2021, Indonesia menempati urutan ketiga kelaparan tertinggi di Asia Tenggara setelah Timor Leste dan Laos.

Hal tersebut menjadi faktor ketimpangan sosial ekonomi yang cukup meresahkan dan wajib dipikirkan bagaimana mengatasinya.

Upaya menyelamatkan makanan yang berpotensi terbuang melalui Garda Pangan

Maka, dewasa ini muncul berbagai macam gerakan untuk menyelamatkan sisa makanan yang berpotensi terbuang sia-sia. Salah satunya yang dipelopori oleh organisasi social enterprise seperti Garda Pangan yang memiliki basecamp di Surabaya, Jawa Timur. Garga Pangan ini diinisiasi oleh beberapa anak muda Jawa Timur, salah satunya adalah Kevin Gani.

Kevin Gani mengatakan jika Indonesia penyumbang sampah nomor dua di antara Negara-negara G20, bahkan komposisi paling besar merupakan sampah makanan. Dari latar belakang tersebut Kevin Gani dan rekan-rekannya membentuk Garda Pangan.

“Nah, dari latar belakang itulah kami membentuk Garda Pangan. Kami punya isu besar yakni mengurangi soal sampah makanan dan kesebaran akses makanan,” jelas Kevin Gani.

Website Garda Pangan.

Garda Pangan memiliki komitmen untuk mengurangi food loose dan food waste dengan beragam cara seperti:

  • Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mengelola sampah makanan, khususnya skala rumah tangga, dengan berbagai cara. Salah satunya dengan melakukan kampanye di media sosial.
  • Mengumpulkan makanan surplus dari beberapa entitas, seperti restoran, hotel, petani, dll.
  • Mendistribusikan makanan sisa yang berlebih dan layak dikonsumsi kepada masyarakat kurang mampu.
  • Mengolah sampah makanan tidak layak konsumsi menjadi pakan ternak menggunakan teknologi biokonversi BSF (Black Soldier Fly), yang telah mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 533.900 kg.

Hingga sekarang, Garda Pangan telah mendistribusikan lebih dari 577.000 porsi makanan kepada hampir 28.000 penerima manfaat. Dalam hal ini, Garda Pangan melibatkan lebih dari 1.500 relawan dan menjalin kemitraan dengan berbagai sektor bisnis untuk memperluas jangkauan layanan.

Garda Pangan juga berupaya mendukung ketahanan pangan dan lingkungan berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi dengan mitra-mitra terkait.

Penghargaan SATU Indonesia Awards 2024 untuk Kevin Gani sebagai Pejuang Pangan Berkelanjutan

Berawal dari tahun 2017 ketika pertama kali bergabung ke Garda Pangan, Kevin Gani pernah berjumpa seorang nenek yang tinggal di rumah kurang layak huni di daerah Joyoboyo, Surabaya. FYI, area yang berlokasi dekat terminal terbesar di Kota Surabaya ini memang terkenal sebagai salah satu daerah kumuh dengan penduduk yang miskin.

Menurut Kevin Gani, nenek itu tinggal sebatang kara. Hanya seekor kucing yang menemaninya sehari-hari. Nenek itu juga sudah tidak bekerja, mengingat usia dan fisiknya, sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, nenek ini mengandalkan bantuan para tetangganya. Itu pun jika tetangganya punya kelebihan, mengingat tetangganya pun juga sama-sama tidak memiliki kemampuan ekonomi yang cukup.

Hari itu, Kevin Gani memberikan bantuan makanan. Namun, alangkah terkejutnya Kevin Gani saat nenek tersebut menaruh makanan itu di gayung, karena tidak memiliki piring.

Garda Pangan berusaha mengedukasi masyarakat untuk mengolah sampah makanan. Sumber gambar: Canva.

Sehak perjumpaan dengan nenek itu, Kevin Gani pun berjanji kepada dirinya sendiri agar sering menjumpai dan membantu si nenek. Sayangnya, tak berapa lama kemudian, nenek tersebut pergi dari dunia ini selamanya.

Namun, ingatan kepada nenek itu membuat Kevin Gani terpantik untuk berbuat sesuatu yang lebih. Salah satu di antaranya adalah terus berbagi pangan melalui komunitas Garda Pangan. Kegigihannya membuahkan hasil. Kevin Gani mendesain Garda Pangan memiliki fungsi sebagai food bank dengan mengumpulkan makanan surplus dan berpotensi terbuang, agar bisa disalurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya, masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Kevin Gani melalui Garda Pangan mengumpulkan makanan berlebih di beberapa tempat seperti hotel, restoran, toko bakery, udaha catering, lahan pertanian, hingga datang menjemput makanan sisa di acara-acara pesta pernikahan. Garda Pangan juga menerima donasi makanan dari individu dan organisasi lainnya.

Tentu saja, semua makanan tersebut wajib melalui serangkaian uji kelayakan makanan terlebih dahulu, sebelum nanti disalurkan kembali ke masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Menurut Kevin Gani, pada mulanya tidak mudah menjadi food bank dan mendistribusikan makanan kembali ke mereka yang membutuhkan donasi makanan. Apalagi, konsep food bank masih awam di Indonesia. Belum lagi, ada tantangan berupa menjaga kondisi makanan supaya tetap segar dan layak dikonsumsi.

Kevin Gani peraih SATU Indonesia Awards 2024 bidang Lingkungan.

Namun, berkat kolaborasi dan hubungan yang baik dengan para mitra, Kevin Gani dan rekan-rekannya berhasil mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Untuk kerja kerasnya tersebut, tahun ini Kevin Gani terpilih menjadi salah satu pemenang penghargaan SATU Indonesia Awards sebagai Pejuang Pangan Berkelanjutan.

FYI, SATU Indonesia Awards merupakan penghargaan yang diberikan oleh PT Astra International Tbk kepada anak muda Indonesia yang memiliki prestasi dan kontribusi positif kepada lingkungannya. SATU Indonesia Awards yang pertama kali dilaksanakan pada tahun 2010 ini menyorot beberapa bidang, yakni Kesehatan, Lingkungan , Pendidikan, Teknologi, dan Kewirausahaan.

Bersama atasi food waste

Kita pun juga bisa lho berkontribusi mengatasi food waste seperti Kevin Gani dan rekan-rekannya yang berada di Garda Pangan. Caranya dengan mulai manajemen makanan yang kita konsumsi di rumah. Berikut adalah beberapa langkah-langkahnya:

-Lakukan meal preparation

Setelah berbelanja, langsung pisahkan bahan-bahan makanan berdasarkan kategorinya. Lalu, simpan bahan-bahan makanan tersebut ke dalam wadah yang kedap udara maupun kulkas supaya awet, tahan lama, dan tidak mudah busuk.

-Bikin meal planning

Buat list berupa meal planning misal seminggu atau sebulan ke depan makanan apa yang akan kita makan. Dengan list ini kita tidak akan bingung pada saat mengolah dan memasak makanan yang akan kita makan, sehingga bahan-bahan makanan yang sudah kita simpan dan siapkan sebelumnya tidak akan terbuang sia-sia.

Tips supaya tidak terjadi food waste.
-Masak sesuai porsi makanan yang dibutuhkan

Apabila memasak makanan usahakan sesuai dengan porsi makanan yang memang dibutuhkan. Sesuaikan makanan dengan jumlah anggota keluarga di rumah. Jika tinggal sendiri, maka sebaiknya masak dalam porsi kecil. Apabila terlanjur memasak lebih, sebaiknya bagi kepada tetangga atau orang lain yang mungkin membutuhkan.

-Kurangi belanja bahan makanan berlebihan

Apabila belanja di pasar atau supermarket, sebaiknya jangan kalap membeli banyak bahan makanan. Sesuaikan dengan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu dan pertimbangkan  kapasitas wadah penyimpanan atau kulkas di rumah. Beli bahan-bahan makanan yang dibutuhkan, bukan yang sekadar diinginkan.

-Mengolah kembali sisa makanan

Apabila ada sisa makanan di rumah sebaiknya jangan lansgung dibuang. Apabila makanan tersebut masih bisa diolah kembali, maka masak lagi menjadi makanan lain. Misalnya, sisa nasi bisa dibikin nasi goreng atau bubur. Jika, memang sudah tidak layak dimakan lagi, usahakan mengolah sampah makanan tersebut menjadi pupuk seperti kompos atau dijadikan pakan ternak.

Itulah teman-teman sedikit cerita mengenai food waste dan informasi bahwa di luar sana ada orang-orang yang memperjuangkan sisa makanan supaya tidak terbuang sia-sia, bahkan bisa dimanfaatkan dan dikonsumsi oleh orang lain. Sebagaimana yang dilakukan Kevin Gani bersama rekan-rekannya di Garda Pangan. Kita pun bisa melakukannya, mencegah food waste demi lingkungan yang lebih baik. Semoga artikel ini bermanfaat, ya.

April Hamsa

 

Sumber artikel:
  • https://validnews.id/nasional/menyelamatkan-makanan-terbuang-untuk-yang-membutuhkan
  • https://harianbhirawa.co.id/garda-pangan-bentuk-semangat-menyelamatkan-makanan-agar-tak-terbuang-percuma/
  • https://gardapangan.org/

#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia #LFAAPA2024BISNIS

Categorized in: