Ada yang pernah dengar masakan namanya ayam goreng kojo? Jujurly, awal dengar kata ‘kojo” tuh masih asing di telinga saya. Awalnya, saya mengira “kojo” ini nama daerah, entah di mana. Lalu, gugling-gugling ternyata itu tuh semacam bumbu masakan berempah yang sudah dikenal di Sumatera Selatan.
Eh, bener, nggak, sih? Mungkin teman-teman pembaca yang asli atau berdomisili di Sumatera Selatan bisa menjelaskan?
Nah, di area rumah saya tuh ada warung makan namanya “Ayam Goreng Kojo”. Kayaknya warung ini udah ada sejak lama, walaupun sempat pindah lokasi. Pindahannya juga masih di sekitaran situ-situ aja, sih, cuma bangunan rumah makannya yang sekarang lebih gedhe dari sebelumnya.
Warung makan “Ayam Goreng Kojo” dekat rumah.
BTW, sebenarnya, makan ayam goreng kojo ini awalnya nggak ada di dalam rencana saat itu. Eh, ternyata qodarullah akhirnya kami dine in di sana 😀 .
Jadi, ceritanya, Sabtu lalu, saya dan suami sepakat mau JJS alias jelong-jelong sore hari, eh, jalan-jalan sore hari, sekalian cari makan. Hari itu, paginya kami belanja bahan-bahan makanan di Pasar Modern Intermoda BSD City, sehingga sarapannya kesiangan. Lalu, siangnya nggak makan karena udah kenyang.
Nah, pas sorenya ngide nyari makan di luar saja. Sekalian rapelan lagi makan siang kesorean dengan makan malam, xixixi. Ntar, buat makan malam anak-anak, rencananya kami bungkusin aja. Intinya saya lagi males masak lha, hari itu.
Trus, suami ngide, gimana kalau makan di Mie Gacoan yang gerainya baru aja ada yang buka di lingkungan kami. Jujurly, selama ini sejak brand satu itu viral saya belum pernah sekalipun makan di sana hehe. Maka, saya okein tuh rencana makan di sana.
Mie Gacoan yang baru buka dekat rumah.
Sampai sana, ternyata ruameeeee, saudara-saudara, wkwkwk. Yah, sih, pernah dengar dulu kalau ada cabang brand ini buka di suatu tempat selalu ramai ngantrenya.
Tadinya saya pikir, ah, di area-area lain keknya gerainya udah nggak seramai dulu jadi mungkin masih bisa ditoleransi antreannya. Saya nggak kepikiran, ternyata masyarakat masih excited sama bukaan barunya gerai itu haha. Ditambah timing-nya Sabtu sore. Yawda, deh, nggak jadi.
Saya lihat yang rela mengantre tuh anak-anak muda usia genzet-genzet, gitu. Kalau yang usia cakep macam kita ((KITA)) mah, dahlah, pan-kapan wae ke sononya, saat udah sepi (mbuh kapan 😀 ).
Maka, selepas kasi infaq ke kang parkir rumah makan yang kita nggak jadi mampir itu, saya dan suami melanjutkan motoran. Tadinya, mau langsung ke area pusat kulineran yang ada dekat rumah, tetapi mendadak kami penasaran kalau jalan lurus agak jauh kira-kira bakal sampai mana ya? Apakah akan tembus ke stasiun-stasiun yang biasa kami singgahi kalau naik commuter line ke Tanah Abang atau gimana?
JJS sampai ke area beda kabupaten 😀 .
Ternyata jalannya tuh cukup panjang tapi udah diaspal bagus semua. Cuma konturnya agak naik turun, gitu. Kalau jalan menurun masih seneng, begitu jalan agak menanjak udah mulai nyerah wkwk.
“Yawdalah kapan-kapan lagi aja Saturday evening ride-nya. Pakai jaket yang tebel dan bawa bekel aer,” kata saya ke suami.
Soalnya lumayan juga, anginnya kenceng. Mana, masih banyak tanah kosong dan ijo-ijo pula di sana 😀 . Bertanya-tanya apakah developer besar akan segera masuk area sini juga? Mengingat ada salah satu pengembang terkenal yang membangun stasiun baru tak jauh dari sana juga (kalau lihat online maps).
Akhirnya, kami pun balik arah. Tapi tetep, nggak langsung ke area kulineran yang saya sebut tadi, melainkan mampir dulu ke area semacam gedung olahraga yang cukup besar di sana. Jadi keinget saat awal-awal pindah rumah ke area sini dulu, anak-anak ikutan latihan taekwondo di sana. Sekarang udah nggak lagi.
Dari gedung olahraga kami mengikuti saja jalannya, entah nanti sampai ke mana. Saya sih sekilas ingat kalau dulu pernah nyasar sama tukang ojek nyampek perumahan yang baru dikembangkan kala itu. Eh, ternyata saat nggak sengaja nglewatin lagi area sana perumahannya udah jadi. Gerbangnya, wew, besar dan beberapa rumahnya yang berlantai dua terlihat mencolok.
Nah, kalau sudah menemukan perumahan itu berarti udah dekat dengan sentra kuliner yang akan kami tuju. Nanti dari perumahan jalan lurus saja sampai pertigaan, belok kanan ketemu pasar modern.
Di dekat pasar modern, banyak sekali ruko-ruko yang menjual berbagai jenis makanan. Dijamin kenyang kalau jalan ke area sini hehe.
Setelah melati beberapa rumah makan, saya dan suami akhirnya memutuskan belok ke “Ayam Goreng Kojo”. Ini kali kedua kami ke sana. Sebelumnya enggak makan di sana, melainkan take away aja. Nah, kali ini kepengen deh makan di tempat.
Saya melongok, ternyata di dalam ruko tempat warung makan ayam goreng kojo ini ternyata ada beberapa meja. Ada satu meja yang sudah terisi pelanggan.
Oh ya, kalau ditanya kenapa memilih makan ayam goreng kojo ini? Soalnya, saat makan masakannya pertama kali alhamdulillah cocok di lidah kami. Trus, karena udah bosen juga makan bakso, mie ayam, dan sejenisnya.
Menu makanan yang ditawarkan.
Saya dan suami pun memutuskan masuk ke dalam, kemudian memilih duduk di bangku dekat pintu masuk. Di atas meja sudah tersedia list menu makanan beserta harganya yang bisa kita pilih.
Warung makan “Ayam Goreng Kojo” ini menyediakan menu ala carte dan juga paketan. Untuk ala carte, mereka menyediakan ayam goreng, empal gepuk, ikan nila goreng, dan lele goreng. Harga makanan ini dibandrol antara Rp16.000,- hingga Rp23.000,-. Ada pula pilihan menu tambahan seperti tahu, tempe, sayur asem, nasi putih, pete goreng, dan sambal dadak.
Namun, saya lebih tertarik dengan menu paketannya, karena kalau dihitung-hitung lebih murah lagi jatuhnya, hehe. Menu paket yang ditawarkan adalah menu lauk yang saya sebutkan di atas, sudah termasuk dengan nasi, sayur asem, tahu, tempe, dan sambal dadaknya. Harganya berkisar antara Rp27.000,- hingga Rp. 34.000,-.
Untuk aneka minumannya, warung makan ini memberikan teh tawar gratis. Namun, saya lebih memilih es teh tawar dan membayar sebsar Rp2.000,-. Murah kan? Coba kedai minuman mana yang masih kasi es tawar dua ribu perak? Hehehe.
Es teh murceeee.
Selain teh tawar, mereka juga menyediakan teh manis hangat atau dingin, es jeruk, es teh tarik, lemon tea, dan cappuccino. Semua minuman harganya under Rp10.000,-.
Saya kemudian memesan paket lele goreng, sedangkan suami memilih paket empal gepuk. Dulu, saya sudah pernah membeli empal gepuk di warung ini. Menurut saya empal gepuknya cukup empuk dan bumbunya meresap jadi benar-benar gurih bercampur agak manis jadi satu.
Paket empal gepuk.
Kalau buat lele yang disajikan ke saya, nggak nyangka lho, lelenya dapat dua biji. Tapi, emang, kecil-kecil sih, bukan lele yang segedhe di warteg-warteg itu. Lelenya cukup renyah, rasanya tidak terlalu asin tetapi cukup gurih.
Oh ya, kalau dine in di sini nasinya disajikan di wadah bakul nasi yang dari anyaman gitu. Soal nasi, warung ini enggak pelit.
Paket lele goreng.
Untuk sayuran lalapannya dikasi kemangi, daun selada, dan potongan timun. Cukup banyak juga porsinya. Kalau buat tempe tahu, masing-masing dikasi satu biji. Ukuran tahu tempenya lumayan besar potongannya.
Gongnya adalaaahh sambalnya. Menurut saya selama saya tinggal di area sini sambal di warung makan inilah yang juara. Bahkan, saat saya makan bebek goreng atau menu seafood di warung lain, sambelnya nggak sepedas dan seenak dari warung ayam goreng kojo ini.
Lalu, sayur asemnya, denger-denger bisa bebas nambah lagi. Tetapi saya sudah cukup dengan porsi segitu, jadi tidak nambah. Sayur asemnya ini asemnya kayaknya melimpah gitu. Buat sebagian orang mungkin agak manis kuahnya, tetapi buat saya pas sih, manis kecut gitu.
Sayur asem yang seger banget.
Nasi di bakul yang tadinya saya pikir too much buat berdua saya dan suami, ternyata habis juga, karena nggak mau rugi nggak ngabisin sambelnya, haha. Itu aja, tempe dan tahun saya nggak kemakan. Akhirnya, saya bawa pulang sama pesanan ayam goreng yang saya bungkus buat anak-anak di rumah 😀 .
Nasi disajikan di bakul.
Yes, kalau soal rasa makanan dan harga, “Ayam Goreng Kojo” ini juara, deh. Cuma buat tempat dine in, agak kurang. Mereka soalnya memilih dapur di depan warungnya, jadi masaknya tidak di belakang. Akibatnya, sirkulasi di area ruangan buat dine in kurang, sehingga lumayan agak panas di dalam. Mungkin kalau kipas angin ditambah dan area belakang ada jendela bisa lebih OK lagi buat makan di sana.
Lalapan yang melimpah.
Meski demikian, karena masakannya enak dan murah pula, saya sih bakalan terus jadi langganan di sini 😀 . Perkara males makan di sana karena panas, yawda dine in aja 😀 .
Oh ya, FYI, lokasi warung makan ini di Parung Panjang, Kabupaten Bogor yaa. Daaann, maap, ayam goreng kojo, si bintang utamanya malah nggak kepoto. Keburu di-unboxing sama anak-anak 😀 . Kapan-kapan ditambahkan fotonya kalau beli ayam kojo lagi.
Yaaa, itulah cerita JJS alias saturday evening ride berujung makan di warung yang menyediakan menu ayam goreng kojo. Ada yang pernah nemu warung makan serupa kayak gini di area tempat tinggalnya?
April Hamsa
Aku pikir tadi juga nama tempat mbaa yam goreng kojo…mirip2 sama koja gitu hehe tapi ternyata nama bumbu masakan yaaa…kalo liat tempatnya meskipun kecil tapi lumayan bersih ya mbaa..empalnya juga terlihat empuk..kalo lele biasanya aku sering beli satu porsi memang dua biji gt mbaa dan aku juga lebih suka yg gak terlalu besar biar garing sampe kedalam hehe…dan lele ini biasanya harganya paling murah diantara menu lainnya hehe…
Asikk yaa mba kalo muter2 jjs gini tanpa rencana random biasanya malah nemu hal2 unik 🙂
Huaa itu sayur lalapan banyak amat. Paling suka ngemilin kemangi.
Ayam gorengnya gimana mbak? Ayam dibumbu kuning lalu digoreng garing gitu kah? Kok sepertinya masakan di ayam goreng Kojo sedepp, apalagi sambelnya hmmm…
Ini ceritanya mau kencan manis tapi malah blasak ya mbak. Wkwkwkw..
Tapi senengnya tuh kalau ada kejadian kayak gini mbak. Seru. Berasa spontan aja jalan-jalannya. 😀
Nah, justru pas blasak ke mana-mana malah ada aja lho warung buka dan rasanya di luar dugaan. Saya sendiri ya pernah pas malmingan bareng paksu, anak toodler bobok dan kebetulan ada nenek kakeknya di rumah, ya wes jalan aja jam sembilan malam cari yang anget-anget gitu. Lha, nemu juga warung angsle yang cocok di lidah kami.
Aku lihat untuk di wilayah jakarta harga seporsi makanan di ayam goreng kojo ya masih murah lho, mana lalapannya, nasinya udah lumayan buat isi perut. Akhirnya ya, hati senang, perut kenyang. Hehehehe.. 😀
wkwkwk emang ya nggak komplit rasanya kalo keluar rumah nggak sekalian cari makan. aku sama tmn2 juga biasanya gitu. niatnya jalan pagi ujung2nya ya mampir makan di salah satu tempat. kalo mbak suka pedes judu cobain sambelan di deket rumahkuuu. enak bangeeet wkwkw tp warung biasa bukan resto gtu sih wkwk
bahkan pernah sudah masak lengkap eh kok tetap beli di luar
bukan karena masakan tidak enak
beli tetap punya sensasi tersendiri hehe
Asyik bener, Kak. Habis jalan-jalan sore berdua terus makan dine in di warung ayam goreng kojo. Mantul banget. Berasa romantis banget, euy.
Untung inget buat take away bocah-bocah. Hehehe
Bener juga mbak Yun, kebayang itu kalau misalnya gak ada bawa oleh² buat para bocah, bisa sesuatu banget hihi.
Kalau dipikirkan, ya memang di situ itu ya orangtua memanfaatkan waktu romantisnya, ketika lagi jalan² berdua
Hahaha, balung tuwo seperti kita emang udah gak kuat kena angin lama-lama ya mbak.
Istriku orang Sumsel tapi belom pernah memperkenalkan ayam kojo. Sekilas kayak pecel lele deket rumahku, dapet dua tapi kecil-kecil. Sambelnya mantep banget ya, dari fotonya terbayang kepedasannya.
Ini sih bukan jalan jalan sore Mbak. Tapi naik motor sore hehehe. Dan sama Mbak, saya juga baru tahu Kojo ini Bumbu rempah. Saya juga pasti akan memilih paketan. Dan yang bikin happy, bisa nambah sayur asem ya. Terus sambelnya juara yang Memang bintang andalan buat disantap dengan apa saja. Lalapan melimpah juga. Juara ayam Kojo ini.
Adudduuuuhhh itu tipikal sayur asem yang saya rindukaaannn… seger bening dengan isian sayur melipah. Kuliner ayam-ayaman nih nggak ada matinya emang, tiap ada yang buka, rame aja terus padahal ayam ini itu udah banyak tapi orang-orang nggak pada bosen yaaaa…
Ini tapi empalnya malah menggoda yak, keliatan empuk gitu wadaahhh kalau dekat bakal jadi langganan saya juga sih ini.. all you can eat!
Coba Kak, lele gorengnya di paketin buat daku hahaha. Enak bingids dah melihatnya.
Terlebih menu lainnya juga wokeh dengan harga yang relatif terjangkau.
Tadinya daku pikir itu typo, ke arah nama Koja atau sambal ijo, eh ternyata memang Kojo yak 😄.
Aku langsung browsing dulu kayak apa bentuk ayamnya. Tp sbnrnya ya mba, lihat sambalnya aja, aku udh yakiiin ini ENAAAAK ❤️❤️❤️❤️. Sambal begitu yg aku sukaaaa. Masih ada terlihat kulit2 cabe, warnanya kecoklatan. Pasti pedas dan nano nano 😄🤤🤤🤤🤤. Bayangin aja aku udh drooling duluan.
Sayang ini jauuuuuuh 🤣🤣🤣. Kenapalah makanan fav ku itu rata2 ga di kawasan Rawamangun 🤣
Itu kuah sayur asem-nya cokelat banget ya, jadi mikir yang masak dikasih apa
Menu empal gepuk juga bikin perut keroncongan
Kalau saya suami sih sukanya jalan pagi, karena sore sudah full anak anak ngaji
Hmm… saya jadi penasaran deh sama sambalnya
Soalnya saya tuh suka picky sama sambal
Kalau lagi pas ga enak di lidah tuh bikin bad mood
Seru banget nih JJS sambil kencan tipis-tipisnya mba April. Kalau Mie Gacoan emang nggak di cabang manapun pasti gitu deh selalu penuh dan seringnya antri. Konon murmer dan lumayan banget, aku pernah nyoba sekali sih dan suka sama camilannya. Kebetulan saat itu nggak terlalu antri jadi masih amanlah.
Nah, kalau ayam goreng Kojo jujur aja baru dengar sih. Sama mba, aku pikir Kojo itu nama daerah hehe. Ternyata sangat worth it juga yaa Ayam goreng Kojo. Paket ikan lelenya oke sekali, nasinya pun bakulan. Terus ya terkaget-kaget pas tau harga minumannya semurmer ituuu amazing sih. Rasa makanan enak dan harga ramah di kantong, wajar kalau mba bakalan berlangganan.
Mana tau, nanti aku jalan-jalan ke sana dan mampir buat nyobain ayam goreng Kojo. Sebenernya masih satu kota tapi jarak menuju lokasi mesti pake kendaraan pribadi sih ini hehehe, maklum dari kota Bogor.
Mie Gacoan emang rame teruuusss, soalnya emang semurah itu sih.
Aku pikir Kojo juga nama tempat lho awalnya ahaha. Persis kayak mba Eryka alasannya, karena mirip2 Koja xp
Wah, asik banget lele nya dapet 2. Ini kalau buat anak2 cukup beli 2 paket aja berarti nih, gak perlu beli 3 untuk 3 anak, ahaha. Tapi emang enakan yang kecil gini ya lele nya, soalnya jadi lebih garing dan meresap sampai ke dalam.
Kalau ngliat menu Ayam Goreng Kojo, asa beda sama yang di Bandung.
Apa kebetulan namanya yang sama??
Atau memang frenchise?? Hihihi.. Ternyataa, kalau di Bandung “Mie Bakar Kojo”.
Asa seneng menggunakan nama daerah Kojo ini yaa.. Aku suka mikirnya Kojo ini bahasa Koreaa.. aja.
Padahal artinya jelek. Hahaha… asa teu nyambung kittuu.. ama nama resto.
Menunya beneraan yaa.. se-comfort ituu..
Jadi gak kerasa juga makannya nomnooom syekaliiihh..
Tos mbak, samaan. Sampe sekarang aku pun belum pernah kepikiran nyobain makan di Gacoan. Soalnya nganu, antriannya rame terusss.. gak pernah sekalipun sepi.
Ayam Goreng Kojo ini mirip kayak salah satu tempat makan yang ada di dekat rumah orangtuaku mbak. Makanannya tuh macem comfort food, karena udah dijamin enak dan bumbunya pun renyah. Urusan harga pun ya so so lah ya. Tapi yang paling aku inget tuh.. Es teh tawarnya beneran cuma 2 rebu doang, dengan jumlah sebanyak itu.
Memang agak disayangkan tempat makannya malah kurang oke ya. Biasanya emang gitu sih, meja nya ya seadanya, terus sirkulasi udaranya kurang. Mungkin enakan kesana kalo pas malem terus gerimis-gerimis syahdu kali yak, hihihi
Kalo ke mie gacoan emang kudu sabar, antreannya gak abis2.
Btw sambel terasi di ayam kojo nampaknya emang makyus tuh
Haduhhh mba bahaya banget sih ini mampir ke blog ini pas sore2 terpampang nyata itu empal gepuk dan lele wicis keduanya kesukaan aku banget. Tanggung jawab lo… hehehe, apalagi sm bgt aku jg dimana2 suka beli menu paketan lebih hemat dan efisien gak repot milih2
ternyata ayamnya sudah lenyap nyap, pantesan kupelototin dari atas sampai bawah, mana nih si ayam pemeran utamanya? Kadang tempat makan yang kurang nyaman (panas gak ada AC) itu, malah makanannya enak loh. Tapi jadinya ogah berlama2 di sana, kelar makan ya udah. Buruan cabut 🙂 *gak bagus jg berlama2, nanti daku malah nambah terus*
Belum pernah coba ayam goreng kojo, tapi bumbunya kayaknya unik juga ya. Kalau ke daerah Parung, bisa nih mampir buat ngerasain sambalnya yang katanya juara
So sweet banget ini sih JJS berujung kulineran dan makannya enak semuaaaa. Ayam Goreng Kojo beneran bikin daku penasaran banget deh. Apalagi ada empal juga, terus ya lalapannya terlihat fresh, nasi bakoelan gitu aromanya khas, bikin makan kian nikmat dan wajar kalau tau-tau nasi abis secara sambelnya pun lezatos kan yaaa.
Andai lebih deket areanya, pasti segera ku sambangi. Atau semoga Ayam Goreng Kojo ini buka cabang di Kota Bogor, biar makin mudah daku mencicip menu-menu menariknya.
Pecel lele nya menggoda sekali mba April….pedes gak tuh sambelnya? paket lengkap banget ini menu makannya, sayur asem yang segar , sambel lalap melimpah dan lele goreng maknyoos
namanya unik Kojo, kalau aku baru denger pertama nama makanan yang unik unik begini, otomatis penasaran pengen beli.
ngeliat sambel di cobeknya, omaigodd ini enak banget, aku suka pokoknya
diniikmati bareng sama lauk favorit, entah empal, daging ayam, terus ada tempe dan tahu gorengnya, makin mantap pokoknya
aku juga baru pertama kali dengar ayam kojo ini mbak. Mirip penyetan yang ada di surabaya ya, tapi emang jual berbagai macam lauk nggak cuma ayam ya, aku ngiler btw liat gambar-gambarnya.
Emang nggak sah, klo jalan-jalan nggak berakhir dengan kulienerannya
Itu empal gepuknya sangat menggugah selera
Es tehnya pun nampak segar
Mbak sekali-kali libur masak tak mengapa la, akupun kalau libur juga libur masak wkwkwk, mainnya beli aja deh, lelah hayati
Tapi itu JJS nya jauh banget ya sampai beda kabupaten wkwkwk
udah jarang nemu kedai makan yang menyediakan teh gratis, luar biasa ini 😀
Yah padahal pingin lihat penampakan ayam goreng kojo tuh kek mana… Tapi aku liat foto lelenya, baca artikel ini siang-siang, bayangin makan pake nasi anget plus sambelnya beuuhh.. Mantul mbaak, langsung nelen ludah nih. Apalagi harganya ramah kantong yaa… Pantes lah kalo jadi langganan di warung ini, meskipun sedikit minus dari sisi tempatnya.
Males masak berujung bertemu dengan si sambal juara yang gong ya hihi.
Aku tuh senyum-senyum pas dirimu nulis tentang si tempat mie viral itu, kali itu rejeki kang parkir aja yak bukan si mienya hihihi.
Aku malah ngeces beth sama empal dan lelenya, kebayang banget dipadukan dengan sambal, itu Nikmat Bumi banget kalau aku bilang mah. Tak apa ya bintang utama tak terlihat kali ini, mungkin itu artinya akan ada kisah menarik lagi di tulisan selanjutnya dengan di Kojonya sendiri. Bisa jadi kan…..
Wah, murah-murah ya menu di warung makan Kojo. Mesti balik ke sana lagi sih kalo rasanya juga juara. Eh tapi ayam kojo-nya malah lupa kefoto. Hihihi.
Btw aku lebih seneng lele yang kecil-kecil kayak gitu daripada yang gedhe. Kalo gedhe rasane gak kolu mangan. Hahaha.
Gak tau deh, berasa horor gitu lo 😀
Sebagai orang Palembang, aku merasa terpanggil ngasih komentar lebih banyak soal kojo haha. Nah seumur hidup aku gak pernah denger orang mengaitkan kojo ini dengan bumbu masakan mbak. Yang terkenal itu adalah kue kojo, salah satu kue favoritku. Disebut demikian karena biasanya dicetak pake loyang bundar berbentuk bunga kamboja atau kemojo.
Untuk tempat makan yang mbak April datangi, kalau es tehnya aja 2000, aku bisa bilang murah. Sangat merakyat. Kadang ngerasa gak masuk akal ada resto yang jual jus aja bisa sampe 50 ribu haha. Emang gak cocok untuk kaum mendang mending kayak aku.
Koq sama kaya saya mba April, kalau jajal-jalan sore atau jalan-jalan kemana pun kalau saya akhirnya pasti makan hehehe…cape soalnya abis jalan jadi laper deh. Eh ketemu ayam goreng enak lagi yaaa….murah murah lagi harganya di warung makan kojo ini. pas di kantong
Ngiiiileeeerrr aku Mbaaaaa
Jadi pengen banget nyoba nih ayam goreng kojo Mbaaaa..
Next kudu nyobain pokonya..
Soalnya aku tuh asal ada sambel, pasti makan lahan, heuheu..
Apalagi lele di sini terlihat menggiurkan… bisa khilaf nambah nasinya terus terus … heuheu
btw kalau buatku Gacoan mah so-so aja siiihhh🫣
Wah, dari fotonya aja udah bikin ngiler Kak. Habis jalan-jalan Sore memang paling enak makan di tempat yang udah terbukti enaknya.
Teddy pribadi benar-benar baru dengar nama Ayam Goreng Kojo ini. Selama ini makan Ayam goreng, bakar dan lainnya sih. Semoga bisa berkesempatan menyicipi.
Terima kasih ya Kak.
Kupikir Kojo itu dari bahasa Sunda yang artinya semacam yang dijagokan/diandalkan atau yang terbaik. Ternyata bukan ya hehehe
Dari fotonya aja masakannya kaya kelihatan nikmat. Empalnya bikin pengen nyobain. Tapi jauh banget di Parung Panjang 😁
Lebih enak ayam goreng say daripada Gacoan, mi nya seret tapi anak-anak suka banget hihi… happy banget nemu makanan enak terus murah lagi.. puas yaa..