Sekitar pukul 8 pagi lebih, saya sudah menginjak lobi mall Sarinah yang berlokasi di Jakarta Pusat. Lanjut, mencari pintu masuk kafe Filosofi Kopi di mana sudah ada dua kenalan lama saya menunggu di sana. Yes, betul, sebelumnya, kami udah janjian. Begitu saya masuk, biasaaa, layaknya orang yang baru ketemu setelah sekian lama, yaaa, sekitar 18 tahunan, lha, kami pun berpelukan, cipika-cipiki, dan saling memberondong pertanyaan. Namun, nggak lama sih di sana, karena seorang teman menyarankan buat pindah ke ExcelsoΒ yang letaknya persis di seberang Filosofi Kopi. Sama-sama di lantai ground Sarinah. Saya dan teman satunya lagi mengiyakan, karena sepertinya tempatnya lebih luas dan nyaman.

 

Bertemu teman-teman semasa kuliah dulu setelah 18 tahun lamanya.

Pindah tempat dari Filosofi Kopi ke Excelso

Sebenarnya, masih ada satu teman lagi yang akan join, cuma belum datang, karena katanya terjebak macet. Waktu saya sampai Filosofi Kopi, ternyata baru satu orang aja yang sempat order minuman, satunya lagi belum, karena baru tiba juga. Setelah teman saya menghabiskan minumannya, kami pun berpindah tempat ke Excelso.

β€œBerapa orang, Bu?” Mbak-mbak pelayan Excelso bertanya kepada kami.

β€œBerempat,” jawab teman saya.

Saya perhatikan Excelso yang di Sarinah ini seolah terbagi menjadi beberapa area ya. Indoor dan outdoor. Di bagian indoor, ada area tepat di seberang meja bar service. Ada lagi ruangan agak ke dalam yang dekat pintu keluar lobi Sarinah atau dekat jendela.

Suasana Excelso di Sarinah pagi hari masih sepi.

β€œMbak ada tempat yang agak sepi, nggak?” Tanya saya.

Mbaknya kemudian mengarahkan kami bertiga ke meja dekat kaca yang bentuknya cukup unik, kek zig zag, tetapi bukan zig zag #hallah, gimana ya menggambarkannya haha πŸ˜› .

Kami setuju, karena pagi itu, area tersebut masih cenderung sepi. Yaaa, gimana, pagi-pagi pas weekdays pula, hehe. Sengaja janjian pagi, karena jam 11 siang saya harus jemput anak sekolah, sedangkan teman satunya lagi yang pekerja kantoran izin keluar sebentar dari kantornya yang nggak jauh dari Sarinah.

Setelah duduk, mbak-mbaknya memberikan kami empat buku menu, dua buku menu makanan, sisanya menu minuman. Saya tak ragu mencari kopi, karena memang belum sempat ngopi sebelum berangkat.

Ada mejaΒ barΒ juga buat yang mungkin datang sendiri.

Saya lihat di list, Excelso tidak menyajikan kopi americano, yaaaa, penonton kecewa πŸ˜› . Padahal pengen banget es americano. Maklum, udah setahun terakhir, saya mulai jarang minum kopi yang bergula maupun pakai krim/ susu. Minumnya americano, tok.

β€œMbak cappuccino yang ice, ya.” Akhirnya saya memutuskan memesan es cappuccino.

β€œBisa nggak, Mbak, nggak pakai gula?” Saya lanjut bertanya.

β€œOoo, nanti gulanya terpisah, Ibu,” jelas mbaknya.

EsΒ cappucinnoΒ pesanan saya.

Wah sip, kalau begitu. β€œOke, Mbak!”

β€œMakannya apa, Bu?” Mbaknya lanjut bertanya.

Weh, karena sebelumnya sudah sarapan di rumah, saya jadi bingung mau makan apaan ya, yang sekiranya menu kecil aja, gitu, dan nggak berat. Soalnya, di Excelso ini saya lihatnya makanannya cukup berat-berat. Sampai akhirnya saya menemukan croissant di menu, saya memutuskan memesan itu saja. Seingat saya ada empat varian croissant, tetapi saya lupa apa saja tepatnya. Kalau pesanan saya butter croissant.

Seorang teman kemudian berinisiatif memesan menu makanan yang bisa dimakan bareng-bareng, yakni signature club sandwich dan mini wonton. Lalu, dia memesan minuman chocolate iced. Teman satunya lagi memesan jus strawberry dan creamy truffle mushroom soup.

Nggak pakai lama, minuman pesanan kami bertiga pun berdatangan. Lanjut, kemudian makanan-makanan pesanan kami sudah diantarkan ke meja.

Makanan dan minuman yang kami nikmati di Excelso

Pertama, adalah cappuccino iced pesanan saya. Ini tuh menurut mbaknya full arabica. Ternyata beneran, lho, gulanya dipisah, gitu.Β  Sepintas es cappuccino ini tampak sangat kental krimnya. Es batunya tidak terlalu banyak. Menurut saya, rasa kopinya cukup strong, namun lembut karena ada susu creamy-nya. Walau saya tidak menambahkan gula, cappuccino ini tidak terlalu pahit.

Es coklat.

Minuman yang lain seperti jusΒ strawberryΒ pesanan teman saya, gelasnya lumayan tinggi. Saya lihat warnanya merah merona dan cukup kental. Kalau es coklatnya, gelasnya mungilΒ aja.Β Saya tidak tahu rasanya karena tidak mencicipiΒ hehe.Β 

Porsi jusΒ strawberry-nya lumayan kan?

Kalau butter croissant-nya cukup besar dan tebal ukurannya. Lumayan gurih dan terasa butter-nya. Saat masih hangat agak rontok ya pastry-nya, tetapi selang berapa lama saat dingin udah bisa menikmatinya tanpa ambyar.

Butter croissant.

Untuk club sandwich yang dipesan teman saya tadi buat dimakan rame-rame, penyajiannya ternyata tidak cuma roti isi, melainkan dengan kentang goreng. Sandwich-nya berisi irisan daging ayam, telur rebus, juga smooked beef, serta aneka sayuran seperti selada, mentimun, tomat. Tak lupa ada saus tomatnya juga di lapisan rotinya. Menurut saya pribadi tidak ada yang spesial dari menu ini. Namun, kalau pengen kenyang, sepertinya menu ini cocok ya.

Signature club sandwichΒ dengan kentang goreng.

Lanjut, makanan pesanan teman saya, creamy truffle mushroom soup. Sup jamur ini disajikan dengan roti. Rasa supnya sendiri gurih, ya. Aroma truffle-nya cukup kental. Terasa sangat creamy. Menurut teman-teman saya, rasanya agak keasinan, tetapi menurut saya pribadi yang ikut mencicipi, itu enak, sih. Untuk rotinya cukup renyah kelihatannya.

Creamy truffle mushroom soup.

Untuk mini wonton, ternyata makanan ini adalah semacam pangsit goreng dengan ukuran kecil-kecul berisi daging ayam. Makanan ini disajikan dengan saus cabai yang rasanya lebih ke manis. Ketika dimakan terasa sekali gorengannya yang renyah, Memang tepat pilihan teman saya, karena mini wonton ini cocok disantap bareng-bareng.

Mini wonton.

Sebelum mulai menyantap pesanan kami, teman satu lagi yang kami tunggu-tunggu, akhirnya datang juga. Rupanya dia membawa seorang teman yang sekaligus tetangganya. Kami pun catch up kabar sebentar, sebelum akhirnya tetangganya si teman ini pamit, katanya mau jalan-jalan keliing Sarinah.

Kami pun jadi berempatan aja, deh. Teman saya yang terakhir nyusul ini kemudian memesan kopi yang sama seperti saya.

Akhirnya bisa kumpul berempat

Lalu, sambil menikmati makanan dan minuman kami pun saling catch up kabar masing-masing. Ternyata, ada yang sibuk kerja, ada yang sibuk ngurusin anak, dll.

Oh ya, kelupaan menjelaskan, kami nih sebenarnya teman apa, kok lama banget, 18 tahun nggak ketemu, hehe. Jadi, mereka yang ketemu dengan saya di Excelso itu adalah teman-teman kuliah saya dulu di salah satu universitas negeri di Kota Surabaya.

Saya dan teman yang datang paling akhir tadi sama-sama dari Surabaya. Lalu, ada teman yang asli Jakarta yang rumahnya kebetulan di sekitar Jakarta Pusat. Satu lagi adalah teman saya yang kebetulan baru pindah dinas ke Jakarta. Pas kebetulan pada bisa ketemu, yawda, dadakan, hari ini janjian, besok ketemuan. Biasanya emang yang dadakan malah bisa ngumpul dan jadi ketemuan. Kalau nggak, kayaknya cuma wacana hahaha πŸ˜› .

Happy bangetΒ bisa ketemu lagi.

BTW, jujurly, saat kuliah dulu, kami berempat sebenarnya bukan yang akrab-akrab banget, karena masing-masing punya circle sendiri-sendiri. Meski begitu alhamdulillah obrolannya masih nyambung, ya. Malah, jadi bisa tahu kondisi teman-teman lain dari circle masing-masing, hehe. Saya juga jadi banyak mengetahui hal-hal yang sebelumnya saya tidak ketahui yang terjadi pada masa-masa kuliah dulu. Maklum, dulu, setiap selesai kelas, saya langsung lari ke base camp ekskul yang saya ikuti dulu wkwk. Kami berempat pun ngobrol intens sambil mentertawakan kekonyolan di masa lalu πŸ˜€ .

Jujurly lagi, saya tuh sebenarnya bukan tipe yang suka reunion. Bahkan, di grup chat alumni pun saya lebih banyak silent dan menanggapi hanya seperlunya. Namun, belakangan, memang saya sedang tertarik bertemu dengan β€œmanusia beneran” bukan sekadar di dunia maya. Makanya, pas, teman lawas saya mengusulkan untuk bertemu, walau mendadak, saya sanggupi.

Nggak terasa udah hampir 3 jam kami mengobrol, waktunya teman saya yang ngantor tadi harus kembali bekerja. Namun, sebelumnya kami sempatkan berfoto-foto dahulu di kafe dengan meminta bantuan salah seorang mas-mas pelayan Excelso.

Puas berpose dengan berbagai angle, teman saya yangΒ working mom pun pamit ke kantor, sedangkan saya harus kembali menjemput anak-anak dari sekolah. Alhamdulillah, happy bisa bernostalgia sejenak dengan teman-teman kuliah dulu πŸ˜€ .

April Hamsa

Categorized in: