Hollaaa, kali ini, saya mau cerita pengalaman kami sekeluarga jalan-jalan ke kota Bogor minggu lalu. Tepatnya tanggal 23 Mei, sehari sebelum anak-anak “masuk sekolah” setelah libur lebaran yang cukup panjang.

Sebenarnya udah lama banget kepengen ngajakin anak-anak jalan pagi gitu kek orang-orang ke area istana Bogor dan Kebun Raya Bogor. Cuma seringnya kalau pagi weekend tuh suka adaaa aja yang dikerjain. Kalau enggak gitu, abis sholat Subuh pada bobo lagi, haha. Kemudian keburu copid menyerang, jadi batal teroooss deh.

Alhamdulilah, jadi juga jalan-jalan ke kota Bogor-nya.

Nah, keinginan untuk jalan-jalan ke Bogor muncul lagi, setelah saya melihat postingan seorang teman yang mengajak anak-anaknya jalan-jalan ke area sana. Kayaknya kok enak ya jalan pagi di sana. Biar anak-anak “keluar kandang” sebentar, lihat jalan, untuk mengurangi kejenuhan di rumah mulu.

Akhirnya saya bertekad, niat itu kudu dijadiin.

Hyuk bobo cepet, besok bangun pagi kita jalan-jalan!” Kata saya pada malam sebelum hari-H.

Pagi-pagi, eh, ternyata anak-anak agak susah dibanguni, wkwkwk. Yang tadinya mau berangkat abis Subuh, baru keluar rumah jam 6 pagi, heuheu. Tapi, mayanlah, akhirnya jadi juga kami berangkat.

Saat di stasiun Cilebut.

Kami memutuskan untuk naik kereta commuter line (KRL) ke Bogor yang cuma berjarak satu stasiun aja dari rumah kami di Cilebut. Sebenarnya, naik KRL ini bukan tanpa pertimbangan ya? Saya kepengen ngajak anak-anak naik KRL supaya mengobati kerinduan mereka juga pada moda transportasi umum yang satu ini. Dahulu, sebelum copid menyerang, hampir seminggu sekali soalnya kami bepergian naik KRL.

Selain itu, anak-anak usianya udah lebih dari 5 tahun, sehingga pasti dapat izin naik KRL. Pertimbangan lain, karena itu hari Minggu pagi, kami sih mikirnya pasti sepi. Cuma emang kami juga bersiap, sih, andai stasiun ramai orang mau ke Bogor, kami akan urungkan niat naik KRL.

Menunggu kereta.

Alhamdulillah, semesta mendukung. Hari itu saat sampai stasiun, sepi banget sih stasiun Cilebut. Bahkan kayaknya penumpang yang ke arah Bogor cuma kami berempat doank yang naik KRL dari stasiun Cilebut.

Paling sempat riweuh ngisi kartu KRL. Maklum, lama tak dipakai. Ternyata yang berhasil keisi cuma 3 kartu aja, satu kartu keknya error. Sementara sejak tahun lalu stasiun Cilebut udah enggak melayani pembelian tiket yang harian itu.

Namun, untungnya kata petugas bisa beli kartu KRL yang multitrip. Yawda, akhirnya beli aja itu.

Hello kereta ke Bogor, long time no see 😀 .

Ketika naik kereta, gerbong yang kami tumpangi juga sepi. Cuma kami berempat dan kalau enggak salah ada satu penumpang di kursi prioritas yang cukup jauh dari kami.

Anak-anak terlihat senang banget bisa naik KRL lagi. Sepanjang jalan kami berfoto dan bikin video-video untuk kenang-kenangan 😀 .

Seolah gerbong pribadi, hehe.

Tak lama kemudian, kami sampai stasiun Bogor. Kondisi stasiun juga tampak sepi, sih, Mungkin karena bukan hari kerja ya, jadi cenderung lengang.

Touch down stasiun Bogor.

Kemudian, kami keluar stasiun dan menuju Istana Bogor dan Kebun Raya Bogor. Kaget eui, ternyata banyak yang jalan-jalan pagi juga kayak kami, wkwkwk.

Walau demikian, masih agak tenang karena sepanjang jalan saya lihat orang-orang patuh bermasker. Kami pun berusaha menjaga jarak sebisa mungkin dengan orang lain.

Cukup banyak yang jalan-jalan juga huhu.

Setelah itu, kami langsung menyeberang dari stasiun Bogor ke istana Bogor. Pertama, kami mengajak anak-anak melihat rusa-rusa di dalam pagar komplek istana. Kami melihat beberapa orang mengajak anak-anak mereka memberi makan rusa dengan wortel yang dijual oleh pedagang asongan sekitar.

Melihat rusa makan aja dah pada hepi 😀 . Namun, tak bisa berlama-lama. Soalnya merasa makin banyak orang yang naksir lokasi kami melihat rusa, maka kami pun memutuskan jalan lagi ke arah kebun raya.

Melihat rusa dari luar pagar komplek istana.

Ketika sampai area kebun raya, beberapa kali kami putuskan untuk lewat trotoar bawah yang terlihat lebih sepi. Anak-anak pun bebas jalan dan lari sambil menikmati pohon-pohon besar di dalam kebun raya. Sesekali, kami duduk sebentar kalau Dema mulai mengeluh capek. Buat ngaso dan minum air putih juga.

Trotoar bawah lebih sepi.

Sampai di area lapangan Sempur, kayaknya kok lapangannya enggak ada yang lari ya? Atau saya salah lihat atau gimana. Sementara di area sebelahnya kelihatannya banyak banget motor diparkir.

Melihat kali di dekat taman Sempur. Ini kali Ciliwung bukan sih?

Namun, kami enggak menyeberang ke Sempur sih, tetap setia di jalur trotoar kebun raya aja. Khawatir taman dan lapangannya ramai.

Baca juga:  Cerita Lebaran 2021

Trus, kami putuskan mencari sarapan. Menurut petunjuk Mbak Google, ada McD dan Burger King Jl. Pajajaran buka. Akhirnya, begitu sampai di depan gerbang kebun raya yang di seberang RS Siloam itu, kami memutuskan menyeberang ke Pajajaran. Kebetulan bapake bawa voucher Sodexo, jadi kami putuskan ke Burger King aja, hehehe.

Mau motret dengan latar belakang istana Bogor, eh, keliru settingan kamera, wkwkwk 😛 .

Pas lihat-lihat sepintas, kayaknya Burger King Pajajaran yang ternyata udah buka sejak jam 8 itu, pagi itu lebih sepi dari McD.  Mungkin karena McD ada kafenya kali ya? Jadi, banyak yang nyari kopi pagi-pagi #nebak. Waktu kami masuk gerainya, cuma ada 3 pembeli lain yang sedang memesan/ membayar di kasir.

Kami pun segera memesan menu paketan yang dapat 3 nasi dan 3/ 4 ayam itu. Lupa namanya. Plus, nambah satu nasi dan 3 kantung kentang goreng. Sayangnya, karena masih pagi, es krim maupun minuman dengan float belum bisa dipesan.

Sarapaaan.

Sabun cuci tangan di area wastafel juga belum diisi. Namun, tak lama kemudian untungnya diisi juga sama mas petugasnya. Tepat sebelum kami makan. Kalau enggak bingung heuheu. Walau kami sebenarnya bawa hand sanitizer dan tissue antiseptictapi tetep ada yang kurang kalau cuci tangan tanpa sabun dan air.

Sambil menunggu pesanan, karena di sana ada playground buat anak-anak, akhirnya anak-anak saya izinkan bermain dulu di sana. Anak-anak juga terlihat seneng diizinkan bermain di sana.

Anak-anak bermain di playground Burger King.

Tak lama kemudian, pesanan kami sudah jadi. Waktu saya tanya apakah boleh makan di teras atas, ternyata si Mas Kasir belum mengizinkan. Yowes, akhirnya kami makan di teras depan bawah aja, sambil finger cross enggak ada pengunjung lain yang datang, memilih area makan yang sama untuk bisa bebas merokok, huhu (biasanya kan suka gitu).

Alhamdulillah saat makan kami sendirian di teras luar. Beberapa pengunjung yang datang kemudian lebih memilih makan di dalam. Kami baru “ditemani” sekelompok pemuda di teras luar ketika udah hampir selesai makan.

Setelah makan, yawes, langsung pulang deh. Kali ini enggak naik KRL lagi, karena yakin pasti akan ada lebih banyak orang di stasiun Bogor dibandingkan tadi pagi. Akhirnya kami putuskan naik kendaraan online aja. Lagipula, sebenarnya enggak terlalu jauh juga sih Pajajaran dengan Cilebut.

Yaaa, jadi begitulah, cerita petualangan Keluarga Hamsa main-main atau jalan-jalan ke Bogor. Walaupun sebentar, tetep seru.

Kalau dine in sekarang lebih memilih makan di teras.

Oh iya, cuma waktu itu saya keliru, karena enggak pakai sepatu jadi jalan kakinya agak kurang greget. Next time, mungkin kami akan ke sana pakai sepatu olahraga dan pakaian yang lebih fleksible untuk bergerak. Maklum, kemarin emang niatnya jalan santai aja. Ternyata kayaknya kalau bisa lari di sana juga seru tuh.

Kepengen juga sih kapan-kapan gitu bisa masuk ke area Kebun Raya Bogor juga, sekadar buat jogging atau sewa sepeda. Yaaa, tapi mungkin nanti-nanti lha.

Daaan, tentu saja lain kali, harapan saya bisa benar-benar berangkat usai Subuh, supaya bisa dapat jalan yang lebih sepi lagi 😀 .

Semoga jalan-jalan ke kota Bogor ini bisa kami rutinkan, hehehe 😀 .

Lumayan bisa jalan 2 km lebih, walau abis itu makan berat wkwkwk 😛 .

BTW, kalau ada yang mau jalan-jalan ke kota Bogor saat masa pandemi seperti kami, berikut rekomendasi/ tipsnya:

  • Datang pagi banget. Pagi buta lebih baik, kayak abis Subuh tuh, supaya tak terlalu banyak berpapasan dengan pejalan lain.
  • Pakai baju yang nyaman, kalau bisa pakai baju olahraga lebih oke.
  • Kenakan sepatu olahraga atau alas kaki lainnya yang nyaman untuk berjalan kaki agak jauh.
  • Jangan lupa pakai masker ya.  Bawa hand sanitizer dan tissue antiseptic juga. Bila perlu bawa sabun cuci tangan sendiri.
  • Jaga jarak dengan pejalan kaki lain. Pilih trotoar di bawah untuk jalan kaki, karena bagian atas biasanya lebih ramai.
  • Bawa bekal minum dan makanan (ringan) sendiri.
  • Apabila ingin makan di restoran, cek saja di Google supaya dapat rekomendasi rumah makan terdekat dengan lokasi yang bisa ditempuh dengan jalan kaki.
  • Kalau membawa bekal makanan berat, bisa numpang makan di bangku taman terdekat. Jangan lupa jaga kebersihan ya 😀 .

Itu aja kayaknya tipsnya.

Terima kasih ya udah meluangkan waktu membaca postingan gaje soal jalan-jalan ke kota Bogor ini. Semoga tipsnya berguna 😀 .

April Hamsa