Bunda hari ini katanya Hari Ibu?” Tanya Dema anak saya pagi ini, ketika saya sedang mengecek timeline sosmed di smartphone saya.

Saya langsung teringat kalau hari ini adalah tanggal 22 Desember yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.

Trus, ngapain?” Tanya Dema, anak saya yang masih berumur 7 tahun. Tampaknya ia masih penasaran karena saya tak kunjung menjawabnya.

Ya, enggak ngapa-ngapain. Pokoknya Dema jadi anak pinter aja. Kalau dimintain tolong yang Bunda, mau,” kata saya.

Kata Raisa (nama temannya) kalau Hari Ibu ngasi ibu kado?” Tanyanya lagi.

Belum sempat saya jawab, Dema menyeletuk, “Dema paling kasi surat aja, deh. Nanti Dema bikinin surat ya, Bunda.”

Yaaa, gagal deh, dapat kado,” batin emaknya, hahaha #kidding gaes.

Tetep bersyukur, lha. Alhamdulillah anak saya tahu soal Hari ibu 😀 .

Tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu di Indonesia.

Kemudian, Dema meninggalkan saya sendiri. Saya pun melanjutkan buka-buka sosmed.

Tak lama, saya menemukan postingan salah seorang tokoh publik yang cukup terkenal di negeri ini, yaitu Menteri BUMN RI, Bapak Erick Thohir.

Postingan beliau membuat saya agak lama termenung, karena cukup mengharukan:

Masih tentang Hari ibu…

Hari ini, sempatkanlah pulang dan temui Ibu. Atau segera hampiri istrimu saat sampai rumah.

Ucapkan selamat Hari Ibu dan Perempuan.

Mohon restu mereka, agar besok dan seterusnya, kerjamu menjadi berkah.

Mintalah doa agar akhlak tetap terjaga.”

Wah, sebagai orang di perantauan yang tinggal jauh dari keluarga, khususnya ibu, tentu saya tersentuh dengan rangkaian kalimat itu.

BTW, kayaknya Bapak Erick Thohir tuh salah satu tokoh publik yang hampir tiap tahun enggak pernah absen posting tentang Hari Ibu. Saya keinget tuh saat pandemi kemarin, kalau enggak tahun 2020 apa 2021 gitu, pernah menemukan beberapa artikel tentang beliau yang memberikan statement memberikan apresiasi kepada para perempuan.

Waktu itu Bapak Erick Thohir menyebut bahwa peran perempuan sangat krusial untuk keluarga maupun negeri ini. Banyak perempuan yang tak hanya beraktivitas di ranah domestik, namun juga bekerja di luar rumah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Ditambah lagi, ketika pandemi menyerang di tahun-tahun kemarin, perempuan pun mengambil peran guru untuk anak-anak mereka di rumah.

Itulah beberapa hal yang seingat saya, membuat para perempuan mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari Bapak Erick Thohir.

Sepengetahuan saya, Bapak Erick Thohir memang sangat mengagumi sosok ibu. Beliau punya kenangan tentang sang ibu (Edna Thohir) yang merupakan sosok pekerja keras. Menurut artikel yang pernah saya baca, dahulu, ibu Bapak Erick Thohir pernah berjualan pakaian di Pasar Tebet, Jakarta Selatan. Sebagai seorang anak, sepulang sekolah Bapak Erick Thohir juga sering menemani ibunya menjaga toko, sehingga tahu bagaimana perjuangan sang ibu untuknya dan keluarga.

Postingan instagram Bapak Erick Thohir di Hari Ibu.

Itulah sebabnya, Bapak Erick Thohir terkenal sangat menghormati para ibu dan perempuan pada umumnya. Beneran lho, rasa-rasanya tiap tahun di tanggal 22 Desember Bapak Erick Thohir tak pernah absen memberi ucapan “Selamat Hari Ibu”. Termasuk hari ini, melalui Instagram beliau.

Kembali lagi ke postingan Instagram Bapak Erick Thohir di Hari Ibu tahun ini, postingan tersebut seolah menampar saya. Saya diingatkan untuk menghubungi ibu saya.

Saya kemudian, memanggil anak saya Dema kembali dan mengajaknya video call neneknya di kota seberang. Kami mengucapkan Hari Ibu dan sang nenek pun terlihat gembira, meski hanya bisa melihat sang anak dan cucu dari tangkapan layar smartphone.

Yaaa, maklum aja, sejak pandemi hingga sekarang kami memang belum sempat pulang ke rumah neneknya anak-anak, karena ada beberapa kesibukan yang harus diselesaikan. Namun, alhamdulillah sudah ada planning insyaAllah kami akan segera mudik (aamiin).

Setelah menelepon ibu saya, ada perasaan lega dalam hati. Mengetahui ibu saya dalam kondisi sehat, saya bersyukur. Berharap bisa segera bertemu (aamiin).

Memang yaaa, jadi anak rantau itu serba salah. Di satu sisi ingin mengejar cita-cita, namun di sisi lain juga ingin menjaga orang tua. Sayangnya, enggak semua orang tua mau tinggal dengan anak-anaknya di kota lain yang asing. Salah satunya ibu saya. Sudah nyaman di rumah yang ditempatinya bertahun-tahun bersama keluarga kecil kami dulu.

Untungnya, walau saya di perantauan ada bapak dan keluarga kecil adik saya yang membersamai ibu di sana, sehingga saya tidak terlalu khawatir.

Meski demikian, ya, namanya juga anak ya? Kerinduan pada ibu tuh besar. Pengen juga bermanja-manja seperti zaman kecil dulu. Pengen juga bercerita apa saja kepada ibu seperti dulu.

Eh, ada anak rantau juga enggak sih, yang membaca postingan ini? Apabila ada, yuk kita saling menguatkan secara virtual. Semoga kita bisa mengatasi kerinduan kita kepada ibu masing-masing ya.

Foto bersama ibu saat lebaran sebelum pandemi.

Salah satu caranya ya itu tadi. Mudik. Pulang ke rumah di mana ibu kita tinggal. InsyaAllah akan membawa keberkahan buat kehidupan kita.

Kedua, kalau memang masih belum bisa pulang ke rumah ibu, sempatkanlah menelepon atau video call atau sekadar berkirim kabar melalui aplikasi pesan yang sekarang banyak banget jenisnya itu. Ibu-ibu kita pasti senang, karena mengetahui kabar kita baik-baik saja.

Seorang ibu memang biasanya enggak akan minta hal-hal yang berlebihan, sih. Cukup mengetahui anaknya sehat dan bahagia di perantauan aja juga cukup senang.

Saya tuh paling senang kalau abis menghubungi ibu trus didoakan banyak hal, di antaranya semoga diberi kesehatan, dikaruniai rezeki yang berlimpah, hidup rukun dengan keluarga, dll.

Lalu, kalau ada rezeki lebih, mungkin kita bisa mengirimi ibu sejumlah uang atau barang-barang yang mungkin dibutuhkannya. Yaaa, sekali lagi, walau ibu kita enggak pernah memintanya, sih. Namun, perhatian-perhatian kecil seperti itu sangat berarti, lho.

Terakhir, salah satu yang membuat rasa kangen pada ibu terobati adalah mendoakannya. Karena saya muslim, selesai sholat saya selalu menyelipkan doa untuk orang tua saya, khususnya ibu, agar ibu sehat selalu dan bahagia.

Ikatan ibu dan anak akan selalu kuat sampai kapan pun.

InsyaAllah, dengan melakukan beberapa hal di atas bisa bikin lega anak-anak yang tinggal di perantauan seperti saya ini.

Tidak mustahil, mungkin kelak saya juga akan menjadi ibu dari anak-anak yang tinggal di perantauan. Kalau pun masa itu tiba, yaaa, mau enggak mau saya harus ikhlas anak-anak saya mengejar impiannya. Sama seperti ibu saya melepas saya untuk tinggal jauh darinya.

Lagipula insyaAllah tak akan ada jarak yang mampu memisahkan seorang anak dari ibunya. Saat kembali ke rumah, si anak, walaupun udah setua saya pun akan tetap menjadi anak di mata ibu (saya).

Aih, jadi melooowww, Ya Alloh. Nih, gara-gara postingan Instagram Bapak Erick Thohir, nih, jadi ketampar deh untukselalu ingat menghubungi ibu. Terima kasih ya Bapak Erick Thohir atas apresiasinya juga untuk semua ibu, di tanggal 22 Desember ini 🙂

April Hamsa

Tagged in:

,