Islam adalah agama yang sempurna. Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT pasti ada manfaatnya buat umat-Nya. Salah satunya adalah perintah berpuasa selama Ramadan. Kalau kita mau menggali lebih dalam, ternyata ibadah puasa itu bukan hanya untuk meningkatkan keimanan, tetapi juga untuk menjaga kesehatan, lho. Nah, salah satu cara supaya semua tujuan tersebut terwujud adalah dengan menjaga asupan makanan selama Ramadan.
Maksudnya bagaimana?
Kalau menurut pendapat saya, yang namanya menjaga asupan makanan selama Ramadan ini terbagi menjadi dua, yakni:
- Disiplin jam makan;
- Jenis makanan apa saja yang sebaiknya kita konsumsi.
Puasa membuat waktu makan lebih teratur
Untuk jam makan pada saat bulan Ramadan, sebenarnya kita tuh enggak perlu capek-capek bikin jadwalnya, sih, soalnya udah “ada yang bikinin”. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, ada dua waktu makan yang telah ditentukan, yakni saat sahur dan buka puasa.
Rasulullah pun memberi contoh bahwa kalau sahur tuh sebaiknya diakhirkan. Jadi, kita makannya mepet-mepet ke waktu imsak. Sebaliknya, begitu buka puasa, harus cepat-cepat membatalkan puasa.
Puasa Ramadan membuat waktu makan lebih teratur.
Sedikit catatan, meski kita dianjurkan lekas buka puasa ketika waktu Maghrib tiba, tetapi sebaiknya jangan langsung gas pol memakan apa saja. Makan takjil dulu supaya lambung yang sudah beristirahat selama kita puasa tidak kaget. Baru setelah sholat Maghrib kita bisa makan sesuai porsi kita.
Dari pengaturan kapan kita bisa makan dan minum selama bulan Ramadan aja, tubuh kita akan mempelajari betapa pentingnya disiplin menentukan waktu makan. Jadi, waktu makan kita tak lagi sesuka hati, misalnya sesempatnya dengan alasan sibuk. Kan, ada tuh ya beberapa orang yang saking banyaknya aktivitas malah skip waktu makan? Akibatnya, berakibat buruk bagi kesehatannya. Nah, ketika puasa Ramadan, secara enggak langsung berlatih disiplin untuk makan lebih teratur.
Makan makanan bergizi kala sahur dan buka puasa
Lanjut yaaa…
Ketika, waktu makan kita sudah teratur, maka satu kebiasaan baik yang perlu kita usahakan untuk melengkapinya adalah mengkonsumsi makanan bergizi, baik ketika sahur maupun buka puasa. Kan, ceritanya mau meraih tujuan supaya sehat, nih?
Yang dimaksud dengan makanan bergizi ini adalah makanan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi tubuh, sehingga bermanfaat buat kesehatan fisik. Makanan bergizi harus mengandung zat-zat seperti karbohidrat, protein, vitamin, mineral, lemak, serat, dan lain-lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh.
Berikut adalah contoh makanan yang sebaiknya kita konsumsi:
- Karbohidrat: Usahakan berupa karbohidrat komplek seperti nasi, mie, roti, kentang, jagung, ubi, dll.
- Protein: Meliputi protein hewani yang berasal dari daging-dagingan, telur, ikan, dll. Tak lupa protein nabati, seperti tempe, tahu, dll.
- Sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin, mineral, dan serat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
- Jangan lupa mengkonsumsi lemak untuk cadangan energi tubuh. Lemak yang baik terdapat dalam biji-bijian, kacang-kacangan, buah seperti alpukat, minyak zaitun, dll.
Contoh menu bergizi untuk sahur dan buka puasa
Kalau di rumah saya, terus terang menu makanan yang saya dan keluarga konsumsi selama Ramadan enggak jauh berbeda dengan yang kami makan sehari-hari. Pokoknya yang paling penting memenuhi kaidah sebagai makanan bergizi aja.
Berikut contoh menu makanan untuk 3x waktu makan yang bisa saya contohkan ya:
Menu ke-1
- Nasi putih
- Sayur sup
- Lauk ayam goreng, tempe goreng, dan perkedel kentang
- Buah papaya.
Menu ke-2
- Nasi putih
- Sayur bayam
- Lauk ikan bandeng goreng, tahu dan tempe goreng
- Buah apel.
Menu ke-3
- Mie goreng
- Lauk ayam suwir dan telur dadar
- Sayur tumis buncis
- Buah semangka.
Itulah beberapa contoh menu sahur atau buka puasa yang sudah cukup untuk memenuhi standar makanan bergizi. Tidak terlalu wah, bukan? Bahkan cukup praktis dibuat, namun terjamin gizi makanannya.
Tips lainnya seputar asupan makanan/ minuman selama berpuasa
Sedikit tips seputar makan makanan bergizi selama puasa. Usahakan banget asupan bergizi tersebut selalu kita makan. Terutama pada saat makan sahur ya. Seringkali, ada beberapa kasus, karena bangun agak kesiangan, jadinya enggak sempat memasak buat sahur, akhirnya mengkonsumsi makanan apa adanya. Misalnya, makan makanan yang instan-instan.
Masalahnya, kadang kesiangan sahur ini enggak hanya terjadi sekali dua kali, ada pula yang sering. Siapa hayyooo? 😀 Lha, kalau keseringan konsumsi makanan instan, berarti kan tujuan sehatnya makin jauh dari jangkauan? Maka, buat yang masih sering terlambat makan sahur kudu pinter-pinter menyiasatinya.
Kalau saya pribadi sih terus terang menyiasati “bangun kesiangan” ini dengan cara menyiapkan makan sahur sebelum tidur. Nanti, ketika bangun tinggal menghangatkan makanan yang sudah dibuat pada malam harinya.
Namun, kalau teman-teman tidak suka makanan yang dihangatkan, saran saya siapkan bahan-bahan makanan dan bumbunya pada malam hari. Misalnya, saat mau bikin tumis sayuran, nah usahakan sudah membersihkan dan memotong sayurannya, lalu menyiapkan bumbunya. Kemudian, esoknya ketika bangun tinggal memasaknya, deh.
Cukup menghemat waktu bukan? Ketimbang menyiapkan bahan makanan sejak awal pada saat sahur?
Lalu, kalau sahur juga sebaiknya jangan makan berlebihan. Pengalaman pribadi mengajarkan saya, kalau makan kebanyakan yang ada malah ngantuk dan lemes sepanjang hari 😛 .
Berlaku pula saat buka puasa. Tadi, di atas saya sudah menyinggung untuk enggak langsung banyak makan setelah bedug Maghrib berkumandang. Usahakan makan takjil dulu. Untuk takjil ini kalau bisa makanan manis, seperti kurma, pudding, atau kolak.
Sebaiknya hindari takjil seperti gorengan yang berminyak banget. Kalau mau gorengan bikin sendiri aja, tetapi dimakannya minimal setelah sholat Maghrib ya. Setelah sholat Maghrib, bahkan setelah sholat Taraweh merupakan waktu yang tepat untuk makan makanan yang lebih mengenyangkan.
Lalu, usahakan jangan konsumsi makanan/ minuman yang dingin dulu, supaya tubuh enggak kaget. Saya pernah baca artikel juga kalau makanan dingin itu bisa menghilangkan rasa lapar, sehingga nanti kita agak susah memakan makanan besar (bergizi) yang sudah kita siapkan untuk buka puasa.
Kemudian, jangan lupakan juga asupan cairan yang masuk ke tubuh. Walaupun berpuasa, tetap dianjurkan untuk minum 8 gelas perhari. Sepertinya udah banyak deh ya yang memberikan panduan cara minumnya, yakni:
- Minum segelas setelah Maghrib
- Minum segelas saat buka puasa
- Minum segelas sebelum sholat Isya dan Tarawih
- Minum segelas setelah sholat Tarawih
- Minum segelas sebelum tidur malam
- Minum segelas begitu bangun tidur
- Minum segelas saat makan sahur
- Minum segelas sebelum waktu Subuh datang.
Kalau saya dan keluarga tidak memakai patokan itu, melainkan menggunakan botol 2 literan. Jadi, di rumah saya tuh masing-masing punya botol khusus untuk menakar asupan cairan yang masuk ke dalam tubuh. Sehari semalam minuman di botol itu wajib dihabiskan.
Oh ya, yang namanya cairan tuh sebenarnya enggak melulu dari air putih ya. Kalau misalnya kita juga minum susu, jus, atau minuman lainnya, bahkan kuah sayur, itupun juga termasuk cairan. Biasanya minuman selingan ini untuk menyiasati anak-anak yang agak kesusahan minum.
Begitulah teman-teman, sedikit catatan dan pengingat agar selama Ramadan ini kita menjaga asupan makanan maupun minuman yang masuk ke dalam tubuh kita, agar tujuan berpuasa, baik yang berupa menjaga ketakwaan (enggak berlebih-lebihan makan/ minum) maupun kesehatan tercapai.
Ada yang punya contoh dan tips asupan makanan sehat lainnya? Share di kolom komen yaaa i😊 .
April Hamsa
#KEBBerbagiCeritaRamadhan
Comments