Hollaaa, alhamdulillah, ketika menulis postingan ini, saya dan keluarga sedang berada di Yogyakarta. Sebenarnya, kali ini tuh ke Yogya-nya cuma mampir aja, karena sebenarnya tujuan utamanya adalah ke Surabaya. Kami sampai Yogyakarta sore hari tanggal 25 Februari dan berangkat ke Surabaya 27 Februari pagi. Maka, bisa dibilang kalau kami tuh “hanya satu hari” berada di Yogyakarta. Namun, alhamdulillah, seharian ini banyak yang bisa kami lakukan. Penasaran enggak sih, satu hari di Yogyakarta bisa ngapain atau ke mana aja?
Nah, kali ini saya mau sharing tentang “satu hari di Yogyakarta bisa ngapain aja” ya. Dengan catatan ini tuh bawa anak-anak kecil, sehingga saya cuma muter-muter area kota aja, enggak sampai ke area lain.
Berfoto di Alun-alun Kidul.
Tujuan ke Yogyakarta juga untuk memperkenalkan kepada anak-anak tentang daerah ini. Trus, berhasil donk, anak saya nggumun mulu, “Kok, di sini orang-orang ngomongnya Jawa semua ya?” 😛
Soalnya, kalau di rumah, cuma saya aja yang berbahasa Jawa. Trus, anak-anak tuh kadang suka niruin “bahasa yang asing” di telinga mereka ini.
OK, lanjut yaaa…
Kembali lagi ke judulnya, “seharian di Yogyakarta”, jadi, ke mana saja kami seharian ini di Yogyakarta?
Alun-alun Kidul
Setelah sarapan di hotel, kami berangkat ke Alun-alun Kidul pukul 8 pagi. Alasannya, buat nyariin sarapan buat Dema, soalnya makanan di hotel kebetulan nasi gorengnya pedas menurutnya.
Saya dengar kalau hari Minggu, Alun-alun Kidul nih ramai orang berolahraga dan kulineran, maka pasti ada yang jualan sarapan di sana. Akhirnya, yawda, berangkat naik kendaraan online ke sana.
Sampai sana agak kaget ya, soalnya rumput di Alun-alun Kidul lebat banget. Enggak tahu kenapa kok tak dipotong. Trus, dua pohon beringinnya dipagari. Trus, di sebelah pohon ada yang buka lapak menggambar gitu. Dulu kayaknya enggak ada. Yaweslah, akhirnya tetep berfoto sebentar di situ untuk kenang-kenangan.
Untuk sarapan Dema, akhirmya kami membeli bubur ayam dan minum susu murni yang ada persis di seberang lapangan Alun-alun Kidul.
Tamansari
Dapat info dari driver kendaraan online yang mengantar kami ke Alun-alun Kidul, kalau Tamansari tuh cuma 500 meter saja dari tempat kami makan. Akhirnya, kami pun ke sana dengan berjalan kaki.
Sampai Tamansari cuma masuk sebentar, karena cukup ramai pengunjung ya. Maklum hari Minggu. Trus, Yogyakarta sedang terik kalau pagi. Kondisi gitu bikin Dema jadi agak rewel.
Alhasil di Tamansari hanya foto-foto sebentar, trus keluar, deh.
Taman Pintar
Buat menghibur Dema supaya enggak cranky lagi, akhirnya kami memutuskan ke Taman Pintar. Jaraknya sekitar 1,5 km dari Tamansari.
Sebenarnya ini tuh impian sejak lama juga, sih. Sejak pertama kali ke Taman Pintar bareng Danone beberapa tahun lalu, saya tuh punya impian ingin kembali bersama anak-anak ke Taman Pintar ini.
Yaaa, “untung” Dema tadi rewel 😛 , sehingga kami mengubah rencana, yang tadinya mau ke Keraton dan Vredeburg, dialihkan ke Taman Pintar.
Sepertinya, kami cukup lama juga di sini. Kalau enggak sala sekitar jam 11 siang sampai pukul setengah 4 sore.
Ternyata, sekarang, kalau mau masuk ke wahana di Taman Pintar tuh berbayar. Di sini kami mmeutuskan untuk masuk ke wahana Oval Kotak dan Kreasi Batik.
Masuk Oval Kotak tuh worth it banget. Banyak yang bisa dilihat, dipelajari, dan dimainkan oleh anak-anak di sini. Ortu-nya sampai pegel juga, nih, ngikutin anak-anak berpindah dari satu zona ke zona yang lain 😀 .
Kemudian, setelah puas berkeliling Oval Kotak, anak-anak pun menuju tempat untuk membatik. Di sini agak lama juga, karena anak-anak membuat sketsa, mencanting, dan mewarnai batik. Belum lagi menunggu proses batiknya dijemur.
Akhirnya, kami memutuskan untuk ke pasar Bringharjo, sembari menunggu batiknya kering. Pasar Bringharjo ini lokasinya enggak jauh dari Taman Pintar, hanya 500-600 meter saja.
Pasar Bringharjo
Tujuan ke sini sebenarnya tuh mau mencari baju batik. Namun, akhirnya wurung karena keburu laper. Yawda, di sini cari makanan saja. Kebetulan beberapa hari sebelumnya, saya sempat membaca thread tentang soto enak di pasar ini.
Lalu, kami putuskan makan di Soto Pak Muh yang merupakan salah satu lokasi kuliner legend di Bringharjo. Alhamdulillah, makanannya cocok di lidah dan harganya pas di kantong 😀 .
Bakpia Patok 25
Wurung nyari batik, kami pun memutuskan buat membeli oleh-oleh dulu. Apa lagi kalau bukan bakpia. Kata orang-orang yang banyak dicari tuh Bakpia Patok 25. Di sana selain bisa membeli oleh-oleh bakpia dan camilan lain, juga bisa melihat proses pembuatan bakpia langsung.
Toko Batik Yudistira
Driver kendaraan online yang mengantar kami ke Bakpia Patok 25 memberikan info kalau ada toko batik yang kualitasnya bagus dan harganya cukup miring. Kami kemudian diantarkan ke toko batik yang namanya Yudistira. Ternyata, di sini tuh tempatnya grosir batik.
Harga batik di Yudistira ini juga udah fix, sehingga kami enggak perlu capek-capek menawar harga, kalau dibandingkan dengan yang di pasar Bringharjo ya.
Original Gelato
Sebenarnya, mala mini tuh rencananya mau kulineran lagi. Namun, alhamdulillah dapat rezeki kedatangan teman-teman bloger yakni ibuk Amanda dan Fio. Mereka membawakan kami gudeg yang rasanya beda dengan gudeg yang malam sebelumnya kami nikmati di Yogyakarta (ketika pertama kali datang).
Maka, kulineran malam pun batal. Sebagai gantinya, kami kemudian mampir ke Original Gelato yang lokasinya tak jauh dari tempat kami menginap.
Alhamdulillah, bisa menutup malam terakhir di Yogyakarta dengan manis 😀 .
Nah, itulah teman-teman yang kami lakukan seharian ini di Yogyakarta. Semoga bisa memberikan gambaran kepada teman-teman, kalau cuma sehari saja di Yogyakarta tuh bisa ngapain dan ke mana aja yaaa 😀 .
April Hamsa
Comments