Foto di bawah adalah foto pernikahan teman TK, SD, SMPku, Aries Setiawan. Sudah lama tidak ketemu dia, karena dia kuliah di Jepang sejak S1, eh mendadak suatu hari di tahun 2009 dia datang ke rumah mengantar undangan pernikahan.
Ternyata undangan resepsi “ngunduh mantu” kalau kata orang Jawa. Maksudnya, pesta nikah yang diselenggarakan pihak mempelai laki-laki. Ternyata, tempat yang dia pilih adalah Aula SMP Negeri 21 Surabaya, yang tak lain adalah sekolah kami dulu.
Semenjak pernikahan Aries, begitu aku memanggilnya, aku memang sudah naksir berat sama Aula itu. Tidak tertarik dengan gedung-gedung lain yang kata orang lebih berkelas dari sisi prestige. Ah, buat apa coba? Aula SMP-ku itu lebih menarik. Dari sisi kedekatan moral, terutama.
Aula itu dibangun pertama kali saat aku kelas satu SMP. Jadi kayaknya uang gedung yang aku bayar tiap bulan juga ikut andil membangun itu gedung. Hahaha. Ngasal!
Ya, pokoknya itu tadi, selain kedekatan moral, juga karena letaknya yang bagus. Tidak terlalu ramai, tapi juga nggak sepi-sepi amat. Gedungnya luas, seukuran tiga lapangan bulu tangkis, dengan panggung permanen. Apalagi lapangan untuk parkir luas, dekat rumah sehingga tetangga-tetangga pasti tidak repot kalau datang ke sana. Praktis. Juga, biaya sewanya murah. Lagi-lagi yang mau tahu PM ya?
Oh ya, satu lagi, kok ya ternyata cat Aula itu berwarna hijau muda. Jadi, ada hikmahnya juga aku nggak dapat gaun warna merah yang sebelumnya telah kupilih di WO, tapi pada akhirnya “diembat” orang. Hohoho.
Alhamdulillah dengan dibantu oleh seorang kenalan dan karena aku termasuk populer saat SMP dulu (preeeettt wakakakak), aku bisa dapatkan gedung itu. Alhamdulillah itu gedung belum ada yang pesan. Konon katanya kalau habis Idul Fitri biasa disewa untuk halal bihalal gitu, tapi untung sudah duluan dipesan.
Jadi sebenarnya cukup bikin sport jantung juga, karena emang kalau aku nggak dapat Aula itu, mending resepsi di rumah saja. Ya, alhamdulillah saja pokoknya, bisa memakainya. Moral of this story adalah yang serba ndadak ini jangan ditiru ya…
Comments