“Ini enggak ada putingnya. Sering-sering ditarik ya supaya keluar!”
Begitu pesan dokter kandungan yang membantu persalinan saya, saat saya pertama kali berkunjung ke kliniknya. Waktu itu usia kandungan saya sekitar 36-37 minggu. Saya sedang hamil anak pertama.
Mengapa pada usia kandungan yang menginjak trimester ketiga saya pindah kontrol ke dokter kandungan lain? Sebab, saat itu saya baru pindahan dari Surabaya ke Jakarta.
Awalnya, saya tidak benar-benar paham mengapa saya harus menarik-narik puting payudara saya seperti saran dokter. Saya baru benar-benar mengerti maksudnya ketika anak pertama saya lahir dan saya mengalami kesulitan menyusuinya.
Memang, tidak banyak ibu hamil, terutama yang baru mengandung anak pertama, melakukan perawatan payudara sebelum melahirkan. Entah, karena tidak mengetahui manfaatnya atau malah karena malas. Salah satu contoh ibu hamil yang enggak ngeh manfaat merawat payudara selama hamil adalah saya 😛 .
Saat hamil anak pertama, saya tengah sibuk menggarap tugas akhir. Saya juga enggak pernah ikutan workshop persiapan menjadi ibu, maupun mengikuti senam hamil. Dahulu, saya emang kurang menggali informasi seputar kehamilan, sebab merasa kehamilan saya baik-baik saja.
Dokter kandungan saya sebelumnya juga bilang kondisi kandungan saya sehat. Apalagi, selama hamil, saya enggak pernah mengalami keluhan yang berarti. Saya tidak mengalami morning sickness, saya makan semua makanan alias hamil ngebo. Keluhan saya hanya batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh selama sebulan. Namun, saya tidak menganggapnya sesuatu yang serius.
Saya dulu juga mengira, begitu bayi lahir, bayi akan langsung bisa menyusu sendiri. Ternyata, saya salah besar. Bayi pertama saya lahir dalam kondisi berat badan lahir rendah (BBLR), sehingga mulutnya mungil sekali. Sementara, puting payudara saya ternyata termasuk kategori puting datar. Itulah sebabnya dokter kandungan saya yang baru meminta saya menarik-narik puting payudara saya.
Memang, air susu ibu (ASI) tidak hanya keluar dari puting, melainkan juga dari areola (area berwarna gelaop di sekitar puting). Cuma, kalau putingnya datar, apalagi melesak ke dalam, maka bayi pun enggak punya “cantolan” buat mulutnya. Akibatnya, pelekatannya saat menyusu enggak sempurna. Dampaknya, bayi kesusahan menyusu dan akan berpengaruh terhadap pertumbuhannya.
Berkaca pada kasus yang saya alami tersebut, maka teman-teman, khususnya ibu-ibu yang sedang hamil, saya memberi saran supaya teman-teman melakukan perawatan payudara sebelum melahirkan. Perawatan payudara yang disarankan adalah ketika usia kandungan sudah menginjak trimester ketiga. Kalau di bawah usia itu, khawatir ibu hamil mengalami kontraksi.
Belajar dari pengalaman anak pertama, saat hamil untuk kedua kalinya, maka saya pun lebih aware mengenai perawatan payudara. Lalu, bagaimana cara merawat payudara sebelum melahirkan? Caranya antara lain:
Jaga selalu kebersihan payudara
Bersihkan payudara, terutama bagian putting dan areola dengan menggunakan minyak kelapa atau baby oil yang dioleskan ke kain kasa. Setelah itu, kompres payudara dengan menggunakan air hangat. Lakukan, setiap sebelum mandi.
Memakai bra yang nyaman
Selama hamil, sebaiknya berhenti memakai bra yang ketat. Pakai bra yang nyaman, kalau bisa agak longar sedikit, sebab payudara akan jadi lebih membesar saat hamil.
Melakukan pijat dan senam payudara
Langkah-langkah pijat dan senam payudara dapat dengan mudah kita temukan di internet, terutama channel YouTube. Kalau saya dulu sih melakukan pijat dan senam payudara sesuai panduan yang saya pelajari dari senam hamil (saat mengandung anak kedua saya ikutan senam hamil).
Minum air putih yang banyak dan makan makanan bernutrisi
Saat hamil saya memang memberi target diri saya minum minimal 3 liter per hari. Saya gunakan botol khusus untuk menakar air minum saya. Saya juga enggak pilih-pilih makanan. Kebetulan, hamil anak kedua juga ngebo. Tujuannya, supaya kualitas ASI saya nanti bagus.
Minum susu khusus ibu menyusui
Saya menuruti saran dari mbak-mbak sales susu yang selalu datang di kelas senam hamil saya, untuk minum susu khusus ibu menyusui sejak usia kandungan 36-37 mingguan. Meskipun kata orang-orang susu itu enggak wajib dan cuma “tipuan susu”, tapi karena saya suka susu, maka saya sih minum aja. Toh, enggak dosa, ini 😛 . Akhirnya, mungkin karena saya berpikiran positif, alhamdulillah, setelah melahirkan (anak kedua), ASI saya langsung keluar.
Menarik-narik puting payudara?
Lalu, bagaimana dengan bagian menarik-narik putting payudara? Perlukah? Ada dokter kandungan yang tidak menyarankan hal ini karena khawatir menyebabkan kontraksi. Kalau berdasarkan pengalaman saya saat hamil anak pertama, saya menuruti dokter untuk melakukannya, sih.
Alhamdulillah, enggak terjadi kontraksi. Soalnya, saya menariknya pelan-pelan. Jadi, kalau teman-teman yang sedang hamil, menyadari putingnya datar juga, lalu ingin menarik-narik puting juga, sebaiknya konsultasi dulu ke dokter kandungan ya!
Jika, sampai anak lahir, puting payudara tak kunjung muncul, maka tetap lakukan menarik-narik puting payudara. Ada beberapa langkah untuk menarik puting payudara saat sudah melahirkan:
Tetap susui si kecil
Kalau sering-sering menyusui si kecil, lama-lama puting payudara akan menonjol, kok. Sebaiknya, jangan sekali-kali menggunakan nipple shield alias nipple sambungan.
Perah payudara dengan pompa ASI
Ketika hamil, jangan lupa membeli pompa ASI. Meskipun teman-teman “cuma” stay at home mom, tapi memiliki pompa ASI sangat penting. Teman-teman juga bisa sering-sering memerah untuk memunculkan puting payudara. Selain itu, tentu saja bermanfaat menghasilkan ASI perah untuk tambahan nutrisi si kecil.
Tarik dengan spuit yang sudah dilepas jarumnya
Dulu, salah seorang perawat yang mengajari saya tentang pelekatan menyusui memberikan saya spuit alias suntikan yang sudah dilepas jarumnya. Saya pun sering menarik-narik puting saya dengan alat itu.
Pakai alat pembentuk puting
Dulu, dokter kandungan saya yang menyarankan alat ini. Tujuannya untuk membentuk puting payudara supaya menonjol keluar. Dipakainya sepanjang hari. Namun, dulu saya enggak betah memakainya seharian. Akhirnya cuma bertahan satu dua hari, lalu enggak pernah saya pakai lagi.
Bentuk alat pembentuk puting yang sekarang saya jual di akun Carousell saya.
Itulah beberapa perawatan payudara yang sebaiknya dilakukan, ketika teman-teman sedang hamil. Jangan stress dengan kondisi puting ya? Saran saya sih banyak-banyaklah sharing dengan sesama ibu hamil. Juga, kalau bisa ikuti senam hamil.
Banyak informasi yang bisa kita dapatkan saat mengikuti senam hamil, yang mungkin enggak kita dapatkan kalau hanya mengandalkan sumber informasi dari internet. Saya merasakan sendiri soalnya, beda antara menyusui anak pertama dengan anak kedua. Anak kedua lebih lancar, alhamdulillah.
Semoga artikel ini bermanfaat buat calon ibu menyusui ya. Oh ya, masih berhubungan dengan tema menyusui, saya lagi ngadain Giveaway lho. Hadiahnya baju menyusui. Informasinya bisa langsung klik di sini ya teman-teman! 😀
April Hamsa
#ODOP #Day5 #BloggerMuslimahIndonesia
karena kurang pengalaman pas kehamilan anak pertama, sy tidak memprioritaskan perawatan payudara. kalau pas ke bidan, bidan fokus ke kandungan…saya juga kurang paham. alhasil waktu awal2 menyusui harus penuh perjuangan sampai perih berdarah2 tp alhamdulillah lulus ASI ekslusif meski kdg nangis jg dan menyapih smpe 2than. jangan sampai kaya pengalaman menyusuiku, rajin2 ya…
Iya mbak, saya pun anak pertama jg tdk punya pengetahuan ttg menyusui. Semoga jadi pelajaran buat semua ya. Thanks udah sharing 🙂
Aku nggak menarik-narik puting karena kemakan statemen bentuk puting tidak berpengaruh sama proses menyusui. Why oh why para konselor selalu bilang begitu padahal kenyataannya puting datar itu masalah? #masihbete
Jangan bete, ikhlaskan saja 😀
Dulu zaman Maxy pun aku aku masih dudul.
Sampai sempat jg campur asip dan sufor krn emang BB-nya blm mencapai berat ideal.
Lama2 belajar terus menyusui, alhamdulillah stop sufor dan Maxy berhasil lulus ASI saat usianya 2 thn 4 bulan 😀
Anaknya tumbuh baik2 saja alhamdulillah 😀
Iya ya bun, katanya narik2 puting bisa bikin kontraksi,
Iya, oleh sebab itu konsul ke dokter atau bidan ya 🙂
Setuju banget , perawatan payudara sebelum melahirkan sangat perlu. Aku malah kebalikan Mbak April. waktu si Mas ASI-nya lancar banget karena rajin merawat payudara. Pas si Adik karena harus secsio dan pendarahan jadi kondisi tubuh baru pulih dalam 5 hari, ASI baru keluar..itu pun sedikit. Tapi Alhamdulillah dengan berbagai upaya bisa lancar sampai 2 tahun 🙂
Alahmdulillah,akhirnya lancar semua ya mbak Dian dan anak2 dapat ASI semua 😀
biasanya sih kalau puting tenggelam bisa dihadapi juga dengan posisi menyusui yang benar agar nempel sempurna (aeolanya masuk ke mulut bayi) kalau dede nya bblr daya hisapnya belum kua, jadi harus sering2 di susui 🙂
Kalau kasus saya enggak hanya puting datar tapi PD yang “aneh” hehe, jadi areolanya tu mbeleber, susah njelasinnya. Tapi emang dengan banyak menyusui lama2 anak dan ibu akan sama2 menemukan posisi nyaman dan makin pinter menyusui/ menyusu 🙂
Wah aku baru tau kalo ada alat pembentuk puting gitu ya..adikku pernah gitu putingnya datar jadi susah nyusui. TFS yaa..
Iya mbak Tuty, dulu dokterku yg kasi tau. Saya lupa beli alat itu 150 apa 200 rb gtu.
Wah mbak, saya baru tahu. Bermanfaat banget buat saya yang masih awam masalah puting, Makasih ya sharenya, saya mau nanya (karena emang blm tau mbak) maksudnya nipple/puting sambungan bentuknya seperti apa mbak?
Terima kasih Mbak Elva sudah mampir blog saya. Bentuknya seperti bagian nipple botol dot mbak. Atau mungkin bisa searching image nipple shield di Google.
Namun, sebaiknya tidak perlu pakai itu ya mbak, krn sama aja nanti berisiko jd bingung puting. Susui terus saja bayinya dan tarik2 dgn pompa asi saja 🙂
Aisyah jadi ingat guru yang baru melahirkan menasihatkan kami untuk menjaga payudara sejak remaja karena akan sangat bermanfaat setelah punya bayi nanti.. ^^
Wah di pelajaran biologi ya mbak? hehe
Semoga bermanfaat ya mbak 🙂
Aku juga awalan gitu,mbak. Istilahnya bingung puting. Karena PDku datar sebelah. Tapi sering saya pompa dan Ucup dibiasakan nenen di PD datar tersebut. Makin lama PDku yg datar menonjol juga putingnya. Dan hingga kini Ucup masih belum moveon dari ngeASI,hahaha 😀
Alhamdulillah Si Ucup pinter ya menyusunya, sehat2 ya Ucup 😀
Wah aku baru tahu kalau merawat payudara justru dari masa hamil. Kirain setelah melahirkan saja. Terima kasih ilmunya, Mbak April.
Sama2 mbak, tapi sarannya setelah trimester terakhir ya?
Biasanya kalau ikutan senam hamil bakal dikasi tau instruktur/ bidannya gtu 😀
penting banget memang, mengingat untuk kelangsungan si buah hati dan si bapaknya. hehehehe
Wew jadi banyak tau deh saya, kalau ternyata menarik puting payudara itu bisa bikin kontraksi juga ya.
wah ikutan kuisnya ah.. hampir semua ibu rata-rata adalah kesulitan saat menyusui, yang hanya bisa diselesaikan dengan banyak membaca dan konsultasi sama ahli. semangat buat semua Mama
mba,, nanya dong,,
klo mba ga betah pake nipple former, lalu cara apa yg paling berhasil di mba untuk mengeluarkan puting???
Saya pompa pakai breastpump, trus ditarik pakai spuit yg dibuang jarumnya, juga sering2 disusukan ke si anak mbak
Terimakasih infonya mba April, sangat bermaanfaat sekali, saya kbetulan juga Punya puting datar,dan skr sedang usaha menyusui si kecil (usia 25 Hari) , yg mau saya tanyakan puting saya terasa sangat perih saat bayi menyusu, apa mba April juga pernah Seperti Itu? Dan posisi menyusui yg digunakan Seperti apa mba? Terimakasih.