Sudah tiga hari ini kontrakan kami lagi-lagi bermasalah dengan air. Entah ini sudah keberapa kalinya, sampai lupa karena saking seringnya. Paling sering pompa ngadat, karena pemilik rumah ogah-ogahan mengurusi, maka penghuni kontrakan yang akhirnya memanggil tukang sendiri.
Nah, kali ini kejadian lagi. Tapi, bukan masalah pompanya, melainkan pipa aliran airnya. Ceritanya kan dua tandon di komplek kontrakan nggak pernah dibersihkan selama jangka waktu setahun lebih ini. Akibatnya, banyak lumut mengotori tandon-tandon itu sehingga lumut itu juga mengotori pipa dan mengakibatkan tersumbatnya pipa.
Karena masalah air ini, kami jadi nggak bisa mencuci dan memasak. Kalau pakaian dewasa sih, bisa aja dimasukin ke laundry. Tapi, bagaimana dengan pakaian baby? Popok Maxy sampai menggunung di kamar mandi. Bau kamar mandi pun akhirnya seperti bau toilet umum di terminal, pesingnya minta ampun. Maxy juga kasihan. Sementara ini dalam sehari bisa dua hingga tiga kali dia kami pakaikan diaper. Tujuannya supaya popok-popoknya yang tersisa bisa cukup.
Karena sudah jengah dengan keadaan ini, akhirnya pagi-pagi kemarin suami kuminta SMS si tuan rumah. Sekitar setengah tujuh pagi, eh tuan rumah nongol dengan baju rapi dan tas ransel. Kayaknya sih mau berangkat ke kantor. Dia mengetuk pintu rumah mencari suami, Kemudian suami dan beberapa tetangga terlibat obrolan, intinya mohon deh supaya masalah air diselesaikan.
“Tumben.” Begitu kata yang aku dan suami ucapkan saat tuan rumah pulang. Yeah, tumben respon cepat. Udah senang aja kami. Suami bilang kemungkinan siang akan ada tukang membetulkan pipa. Ternyata, eh, ternyata kutunggu sampai malam tukang nggak datang juga. Padahal air di kamar mandi benar-benar nggak mengalir, cuma menetes saja. Wastafel lebih parah, tak keluar air sama sekali.
Malamnya beberapa penghuni kontrakan menggalau. Sampai-sampai terlibat obrolan di whatsapp yang intinya “ngrasani” pemilik rumah. Yah, mau bagaimana lagi. Sudah jadi rahasia umum kalau pemilik rumah perhitungannya minta ampun.
Akhirnya, hari ini pagi-pagi kami SMS pemilik rumah lagi meminta kepastian kapan pipa dibersihkan. Alhamdulillah tak lama kemudian dua tukang muncul. Mereka membersihkan pipa. Air sudah mengalir lagi dan aku segera menyalakan mesin cuci untuk mencuci pakaian Maxy. Namun, kelegaan tersebut hanya sementara. Air mati lagi sementara pakaian belum dibilas. Hadeuh. Kirain sudah beres, karena tukang-tukangnya tadi sudah pamitan dan membereskan barang-barangnya.
Yah, sekarang akhirnya aku tinggal ngeblog saja deh, sembari menunggu perbaikan pipa benar-benar beres, daripada bete…
-Sari-
[…] dibaca di sini […]