Entah kenapa hari ini saya jadi terkenang masa sehari sebelum Indonesia “lockdown” karena penyakit Covid-19. Waktu itu pas sedang ramai-ramainya ada dua warga kota Depok yang kabarnya terinfeksi Covid-19. Sementara hari itu saya masih ada aktivitas di Depok bersama suami dan anak-anak saya. Kami masih sempat ngemall di Margo City, bahkan makan di Chicking Depok. Eh, enggak tahunya esok harinya kondisi Indonesia, tak lagi sama sampai sekarang, hehe. Yaaa, meskipun sekarang katanya kondisi wabah di Indonesia mulai membaik, sih.

Makan di Chicking Depok sehari sebelum Indonesia “lockdown”.

Saya masih ingat betul waktu itu kondisi jalan utama di Depok alias Jl. Margonda Raya sangat lengang. Mall Margo City juga sepi pengunjung. Padahal saat itu adalah hari Minggu di mana biasanya mall ini enggak pernah sepi.

Baca juga: Perbedaan Kehidupan sebelum dan sesudah Covid-19 Mewabah.

Ketika mampir pujaseranya juga begitu. Biasanya kami perlu mengantre dulu buat dapat tempat duduk. Eh, hari itu bebas memilih duduk di meja mana aja. Kondisi seperti itu berbeda dengan seminggu sebelumnya, ketika saya sempat ke mall tersebut untuk membeli kaca mata renang. Saat itu belum ada kabar tentang warga Depok yang kena Covid-19, sehingga pengunjung mall masih normal.

Pergi makan ke Chicking Depok

Setelah urusan di mall Margo City selesai, saya dan keluarga pergi ke Theatre Food Margonda, Jl. Margonda Raya No. 224. Di Theatre Food ini terdapat beberapa gerai makanan antara lain Hokben, McDonald’s, Chicking, dll.

Kami pilih ke Chicking karena waktu itu ada urusan juga di sana. Selain karena jarang-jarang gitu makan Chicking. Kepikiran kayaknya kalau makan nasi briyani kok enak. Di Chicking kebetulan ada menu itu.

Saya pertama kali kenal Chicking tuh ketika main ke Cibinong City Mall (CCM), kabupaten Bogor. Lupa tepatnya kapan. Waktu itu sepertinya restoran ini baru buka gerai di sana karena seingat saya ada balon-balon yang dibagikan ke anak-anak gitu. Cuma saya lupa waktu itu order makanan apa. Kayaknya nasi khas Arab dan teh rempahnya.

Lalu, kedua kalinya makan Chicking tuh saat mudik ke Surabaya tahun 2018. Waktu kopdar sama teman-teman blogger Surabaya di Royal Plaza.

Kopadaran sama bloggers Surabaya di Chicking Royal Plaza.

Cuma waktu itu denger-denger Chicking yang di Royal Plaza bakalan tutup gitu, deh. Daaan bener, ketika kami mudik awal tahun 2020, Chicking di sana udah enggak ada. Begitu pula Chicking di CCM, udah enggak ada juga.

Oh iya, balik lagi ke Depok, lokasi Chicking yang di Theatre Food ini agak ke belakang ya. Jadi, kalau Hokben dan McDonald’s kan di bagian depan tuh, nah Chicking ini masuk lebih ke dalam lagi. Dekat degan parkiran dalam pokoknya, jadi enak yang bawa kendaraan parkirnya cukup luas.

Lukisan di dinding yang khas Chicking.

Eh, itu pas Maret 2020 ya. Kalau sekarang sepertinya Chicking Depok ini gerainya sudah tutup permanen. Itu juga saya tahunya dari info di Google. Huhu, sad.

Namun, enggak tahu lagi ya kalau info tersebut keliru. Kalau ngepoin Instagram-nya sih, sepertinya gerai restoran halal asli Dubai itu sekarang cuma ada di QBig BSD City, Palembang, dan Pontianak.

Suasana restoran Chicking Depok

Kalau gerai Depok waktu itu ya seperti restoran pada umumnya. Cukup luas menurut saya.

Area makan di teras.

Ada ciri khas gerai Chicking juga yakni salah satu dindingnya ada yang full bergambar menu makanan dan minuman khas Chicking. Dilukis besar-besar di dinding gitu.

Trus, gerainya cukup terbuka karena dinding depan dan pintunya dari kaca tebal transparan. Kalau enggak salah selain bisa makan di dalam, di bagian teras juga tersedia beberapa bangku.

Area pemesanan dan penyajian.

Begitu masuk ke dalam langsung bisa lurus ke area pemesanan dan kasir. Sistemnya memesan di sana, ambil sendiri makanannya pakai baki yang sudah disediakan, kecuali untuk makanan tertentu yang harus menunggu, lalu bayar. Abis itu bisa langsung menuju area bagian kanan atau teras depan untuk menikmati hidangan Chicking.

Menu makanan dan minuman di Chicking Depok

Soal menu makanan dan minuman di Chicking sebenarnya saya bingung kiblatnya ke mana, kearab-araban atau kebarat-baratan hehe. Soalnya semuanya ada. Namun, mungkin pengaruh dari asalnya ya di Dubai. Dubai kan meski masuk Uni Emirat Arab tapi di sana juga banyak bule Baratnya gitu #ngarang 😛 .

Mungkin itu sebabnya menu di restoran ini tuh mix, ada yang nasi-nasian seperti nasi briyani, nasi kuning, kebab, dll, namun ada juga menu-menu model hamburger atau hot dog, kentang goreng, dll. Begitu pula dengan minumannya, ada yang grup minuman ala Timur Tengah seperti teh dan kopi dengan rempah, ada pula yang menyegarkan seperti minuman dengan campuran soda gitu.

Nasi briyani dan ayam panggang.

Saya cerita menu makanan dan minuman di Chciking yang terakhir saya nikmatin aja yaaa. Ketika makan di Chicking Depok menu yang saya pesan untuk makanannya adalah Chicking Combo 2, Royal Wrap, dan minumannya Dubai Breeze serta kalau enggak salah es Milo untuk anak-anak.

Menu Combo 2 ini kayak paketan gitu, terdiri dari nasi briyani, ayam panggang, dan minumannya berupa teh kotak. Harganya menu paketan ini kalau enggak salah sekitar Rp. 50.000,00- Rp. 60.000,00. Maaf, lupa-lupa inget 😛 .

Nasi briyaninya dihidangkan dengan cara dibungkus, seperti nasi putih yang biasa disajikan di restoran fast food kebanyakan gitu. Begitu dibuka bungkusnya, aroma rempahnya langsung menyeruak. Nasinya enggak padet gitu, sehingga ketika dibuka bungkusnya langsung ambyar siap dimakan. Enaknya sih pakai tangan aja, enggak usah pakai sendok hehe.

Baca juga:  Indigo, Cafe di Bogor yang Asyik untuk Nongkrong Bareng Teman

Oh iya, meskipun nasinya berasa rempahnya tetapi menurut saya sudah menyesuaikan dengan lidah orang Indonesia, sih. Menurut saya enggak berlebihan, pas aja rempahnya. Tekstur nasinya enggak terlalu pulen seperti nasi yang biasa dimakan di Jawa, namun masih empuk.

 Royal Wrap.

Kalau ayam panggangnya warnanya kecoklatan, namun tidak sampai gosong. Saya dapat dua bagian dada dan paha. Bumbu rempahnya juga nikmat. Daging ayamnya cukup empuk dan tidak terlalu pedas, sehingga anak-anak yang enggak suka pedas masih bisa menikmati. Sementara kalau orang tuanya ingin pedas, kayaknya bisa ambil saus cabe, deh.

Kemudian Royal Wrap-nya, ini tuh semacam kebab yang dibungkus dengan roti tortila. Isiannya ada potongan daging ayam yang empuk berpadu dengan selada segar dan saus mayonaise. Menurut saya ukuran Royal Wrap ini pas. Enggak terlalu kegedean, enggak terlalu pelit juga. Harganya sekitar Rp. 23.000,00- 25.000,00-an.

Es Milo (kiri) dan Dubai Breeze (kanan).

Sedangkan untuk minumannya yakni Dubai Breeze merupakan campuran antara sirup, air soda, jeruk nipis, serta daun mint. Minuman dingin ini cocok dinikmati bersamaan dengan makanan berat yang saya sebutkan tadi. Harganya sekitar 23.000,00-25.000,00-an. Maaf yaaa lupa harganya, udah lama enggak makan Chicking soalnya.

Nah, itulah teman-teman, kenangan saya bersama keluarga makan di Chciking Depok, sehari sebelum Indonesia “lockdown”. Kalau teman-teman penasaran sama restoran ini, yang tinggal di area Jabodetabek bisa datang ke QBig, BSD City. Yang di Pontianak bisa ke Aneka Pavilion (di mana tuh, kayaknya calon ibu kota baru? Hehe) dan yang tinggal di Palembang bisa ke Jl. Ario Kesuma (saya enggak tahu ini ancer-ancernya di mana, nanya orang Palembang aja hehe). Yawda, semoga info Chicking ini bermanfaat yaaa 🙂 .

April Hamsa