Pagi ini, saya membuka catatan berisi daftar resolusi 2024 yang saya buat saat awal tahun. Hyaaah, ternyata, masih banyak yang belum ter-checklist alias belum terwujud. Kecewa, sih, tetapi, berusaha move on. Apalagi kalau ditelisik sebenarnya sepanjang tahun ini banyak nikmat dan kebahagiaan yang telah saya dapatkan dari-Nya. Maka, saya berusaha untuk tak lupa berucap syukur di akhir tahun ini dan mengeluarkan zakat akhir tahun sebagai perwujudan mensyukuri nikmat dan refleksi diri.

Mengapa kok mengeluarkan zakat akhir tahun saya anggap penting? Nanti, deh, ya, saya jelaskan di akhir postingan ini. Sebelumnya, saya mau menyapa teman-teman yang menemukan postingan ini, apa kabar teman-teman? Sehat kan?

Zakat Akhir Tahun

Mari sambut awal tahun dengan lebih optimis.

Saya berharap di sela-sela rencana kenaikan pajak dan banyaknya statement pejabat yang makin aneh, kita semua bisa bertahan. Walaupun mungkin jalan kita sudah terseok-seok, tetapi percayalah selalu ada jalan, sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS Al-Insyirah: 5-6).

Itulah salah satu ayat yang selalu saya baca setiap kali merasa “oleng” dalam menjalani hidup. Asalkan kita percaya dan berusaha, jalan keluar dari semua kesulitan itu pasti ada.

Refleksi 2024

Yeah, pada tahun 2024 ini, dalam hidup kita pasti nggak luput dari pasang surut. Begitu pula kehidupan saya sepanjang 2024.

Salah satu keputusan terbesar di tahun ini adalah “menyekolahkan” kembali anak-anak saya. Kalau dahulu mereka belajar di rumah ala-ala homeschooling, gitu, tahun ini mereka nggak hanya belajar bersama orang tuanya, tetapi juga belajar di ruangan berdinding yang disebut “kelas”.

Ini tentu bukan keputusan yang gampang, karena sudah pasti aka nada banyak perubahan dalam aktivitas kami. Kalau dahulu, setelah bangun tidur tidak perlu buru-buru mengejar kendaraan umum menuju “sekolah”, kini setelah bangun harus melakukan banyak aktivitas.

Namun, saya bersyukur, akhirnya anak-anak bisa mengenal juga bagaimana suasana belajar bersama teman di ruang kelas. Mereka juga mendapatkan teman bahkan yang akrab banget alias “bestie” di kelas.

Tahun ini anak-anak bisa “bersekolah”.

Hal lain yang saya syukuri, karena teman-teman sekelasnya terbiasa menggunakan Bahasa Inggris, maka anak-anak pun jadi mulai aktif berbicara maupun menulis pakai bahasa ini. Sesuai dengan harapan saya sebagai orang tua supaya anak-anak terbiasa dengan bahasa asing, karena saya salah satu orang yang percaya bahwa kalau kita menguasai bahasa dunia maka kita pun juga bisa menaklukkan dunia.

Kemudian, mengenai pekerjaan. Hmmm, sebagai freelancer mom, yang mengerjakan apa saja, khususnya dengan memanfaatkan platform digital, di tahun 2024 ini alhamdulillah pekerjaan yang saya lakukan ini masih eksis.

Mengapa memilih terjun di bidang ini untuk mendapatkan pundi-pundi Rupiah? Alasannya simple, karena waktu dan lokasi yang fleksible, sehingga mudah mengatur antara pekerjaan domestic dan di luar itu.

Malah di akhir tahun ini saya makin menyadari begitu banyak ceruk di dunia digital ini yang masih belum tergali. Jadi, insyaAllah para pekerja digital masih akan mendapatkan banyak peluang dan kesempatan.

Sambut 2025 dengan optimis

Maka, tidak ada alasan untuk tidak optimis menyambut masa yang akan datang, khususnya tahun depan, tahun 2025.

Menurut saya ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menyambut 2025 dengan optimis, antara lain:

-Mengevaluasi tahun lalu

Sangat penting mengevaluasi baik pencapaian maupun kegagalan di tahun sebelumnya, supaya bisa memetik pelajaran berharga dalam setiap kejadian. Dari sini kita akan mengetahui sebenarnya kita unggul dalam bidang apa dan kurang dalam hal apa.

Dengan begitu kita bisa mempertimbangkan, apakah harus berhenti ketika gagal melakukan sesuatu atau harus mengubah metode kita. Kemudian, untuk hal-hal yang sukses, apakah harus dilanjutkan atau ada yang harus diubah supaya lebih mendatangkan kesuksesan lagi.

Hasil evaluasi dari tahun lalu juga akan membuat kita mengetahui kelemahan sekaligus kekuatan diri sendiri, sehingga bisa berproses menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Refleksi diri dengan mengevaluasi pencapaian dan kegagalan di tahun ini.
-Menetapkan tujuan

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sebelum menyambut tahun yang baru, kita bisa membuat tujuan arah hidup kita. Mungkin sebagian dari kita menyebutnya resolusi. Apapun itu, memang sebaiknya kita memiliki tujuan yang realistis dan terukur, sehingga kita lebih mudah dalam mengukur/ memastikan berhasil atau tidak meraihnya, nanti.

-Senantiasa bersyukur

Seperti yang saya ungkapkan sebelumnya, walaupun belakangan hidup terasa susah, insyaAllah selalu ada kemudahan bersama kesulitan itu. Apalagi kalau kita beragama Islam, tentu haram hukumnya mengakhiri hidup hanya karena putus asa.

Namun, memang ada kalanya perasaan menyerah itu mudah datang. Jika memang kejadiannya seperti itu, sebaiknya kita berusaha buat fokus pada hal-hal positif dalam hidup.

BTW, untuk hal satu ini saya pernah punya pengalaman menarik. Jadi, suatu ketika saya pernah mendapatkan kabar yang membuat saya sedih dan marah. Kemudian, saya teringat pesan dari salah seorang ustad bahwa sebenarnya yang terjadi pada saya tuh mungkin nggak ada apa-apanya dibandingkan yang mungkin terjadi kepada orang lain di luar sana.

Bukan bermaksud adu nasib, tapi memang begitulah. Kadang kita merasa rumput orang lain lebih hijau, tetapi tanpa kita sadari ada orang lain pula di luar sana yang merasa pohon di kebun kita lebih lebat daunnya dan banyak buahnya.

Kalau kata orang Jawa tuh “sawang-sinawang”.

Begitulah hidup manusia. Maka berpikir positif dan mensyukuri apa yang kita miliki akan membawa kita pada hal-hal baik pula.

Mensyukuri nikmat dengan zakat akhir tahun

Oh ya, di atas tadi saya mengatakan bahwa salah satu perwujudan rasa syukur saya dan keluarga adalah menutup akhir tahun dengan zakat sebagai wujud nyata dari rasa syukur. Jadi, rasa syukurnya tak hanya berhenti di mulut dan hati, tetapi juga dengan melakukan aksi.

Mungkin, ada teman-teman pembaca artikel ini yang masih asing dengan zakat akhir tahun?

FYI, zakat akhir tahun itu merupakan ibadah dengan cara mengeluarkan sebagian harta kita yang telah mencapai haulnya. Artinya dalam setahun terakhir kita mendapatkan harta tersebut, lalu kita simpan selama setahun, yang telah mencapai nisab. Maka, saat akhir tahun kita melakukan kewajiban dengan berzakat.

Berzakat tidak akan membuat harta kita berkurang.

Sumber zakat akhir tahun adalah harta benda yang kita miliki yang berasal dari gaji kita sebagai pekerja, tabungan emas, perak, atau bahkan saham kita, hasil usaha atau perdagangan, dll.

Biasanya kita mendapatkan penghasilan sebagai pekerja, maka saya akan mencoba memberikan contoh cara menghitung zakat akhir tahun dari sumber harta tersebut.

Pertama, kita harus tahu berapa nisabnya. Nisab zakat akhir tahun dari penghasilan ini setara dengan harga emas 85 gram. Maka, kita harus mengetahui harga emas per-gram sekarang berapa.

Misalnya, per-Oktober 2024, harga emas 1 gram adalah Rp1.496.000, maka perhitungannya sebagai berikut:

Rp1.496.000 x 85 gram = Rp.127.160.000 (nisab satu tahun).

Rp127.160.000 : 12 bulan = Rp10.597.000 (nisab satu bulan).

Jadi, kalau misalnya penghasilan kita per bulan sudah melebihi Rp10.597.000 maka kita sudah wajib mengeluarkan zakat akhir tahun ini.

Contoh gaji kita Rp11.500.000 per bulan, maka zakat akhir tahun yang harus dibayar adalah:

Rp11.500.000 x 2,5% x 12 bulan (1 tahun) = Rp3.450.000.

Nah, Rp3.450.000 inilah yang kita bayarkan sebagai zakat akhir tahun.

Seperti itu ya, teman-teman, perhitungannya. Apabila teman-teman masih bingung, maka bisa menghubungi lembaga filantropi seperti Dompet Dhuafa untuk membantu menghitung zakat akhir tahun teman-teman.

Jika masih bingung dengan hitungan zakat bisa berzakat melalui Dompet Dhuafa.

InsyaAllah, Dompet Dhuafa merupakan lembaga filantropi yang amanah dan sudah berpengalaman selama 31 tahun dalam mengelola dana zakat, infak, sedekah dan wakaf masyarakat. Jadi, insyaAllah, zakat yang kita keluarkan ketika akhir tahun akan mendatangkan keberkahan buat diri kita.

Oh ya, beberapa manfaat zakat akhir tahun yang saya ketahui antara lain:

-Bermanfaat menyucikan harta kita

Sebagaimana firman Allah SWT berikut:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka…” (QS At-Taubah: 103).

-Mendatangkan keberkahan untuk harta kita

Sesuai dengan sabda dari Rasulullah:

“Harta tidak akan berkurang karena sedekah.” (HR Muslim).

Harta kita dijamin tak akan berkurang apabila dizakatkan, malah akan makin berkah dan bertambah. Biasanya orang-orang menyebutkan dengan “keajaiban bersedekah di jalan Allah”.

-Menolong orang lain

Sesungguhnya di dalam harta kita ada hak orang lain yang membutuhkan. Apabila kita mengeluarkan zakat akhir tahun, maka kita bisa menolong mereka yang membutuhkan pertolongan.

Hal ini tertuang dalam Al Quran:

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (QS Adz-Dzariyat: 19).

-Harta kita akan menjadi penyelamat kita di akhirat

Zakat akhir tahun juga akan menjadi penyelamat kita di akhirat kelak, sebagaimana sabda Rasulullah:

“Barang siapa yang diberi harta oleh Allah namun tidak mengeluarkan zakatnya, maka hartanya akan dibentuk menjadi ular besar yang memiliki dua taring yang akan membelitnya pada hari kiamat…” (HR Bukhari).

-Membuat kita makin dekat dengan Allah SWT

Dengan membelanjakan harta kita di jalan Allah, maka kita akan menjadi makin dekat dengan Allah SWT, sesuai ayat dalam Al Quran berikut:

“Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya itu untuk dirimu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari ridha Allah.” (QS Al-Baqarah: 272).

Itulah teman-teman, beberapa manfaat dari zakat akhir tahun.

Yuk, lengkapi kebaikan di penghujung tahun dengan berzakat!

Tentu saja kita pasti ingin mendapatkan manfaat tersebut bukan? Maka, silakan cek dan hitung apakah kita sudah harus mengeluarkan zakat akhir tahun ini, sehingga kita bisa menunaikan kewajiban kita.

Nah, teman-teman itulah sedikit cerita tentang refleksi dan evaluasi diri, serta sedikit informasi mengenaik zakat akhir tahun. Semoga kita bisa mengakhiri tahun ini dengan baik dan menyambut tahun depan dengan optimis, ya. Aamiin.

April Hamsa

Categorized in: