“Kok udah setahun, anaknya belum jalan ya?” Itulah mom shaming pertama yang saya terima dan cukup bikin saya dongkol. Yeah, saya masih ingat betul, bagaimana komentar itu membuat saya kesel, bahkan sampai nangis. Ibu cuma manusia dan cenderung baperan gitu lho, heuheuheu. Apalagi kalau mom shaming-nya berasal dari sesama ibu? Bukankah akan lebih baik, jika sebagai sesama moms saling dukung dan melindungi?
Akhirnya, berkaca dari pengalaman pribadi, saya selalu menahan diri untuk tidak berkomentar tentang anak orang lain, kecuali jika dimintai pendapat. Saya ingin stop mom shaming, berhenti di saya aja, agar orang lain enggak mengalaminya.
Tentang mom shaming
Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan mom shaming itu? Mom shaming adalah segala tindakan yang dilakukan seseorang untuk membuat malu seorang ibu. Termasuk memberikan pendapat negatif dan kritik tentang gaya pengasujan seorang ibu kepada anaknya. Banyak yang enggak nyadar lho kalau mom shaming ini bisa juga dikategorikan sebagai bullying.
Hampir semua ibu pernah mengalami mom shaming.
Apalagi, zaman now, zamannya medsos di mana semua orang bebas berpendapat. Saat ada yang posting foto dengan anak, komentar nitizen kadang suka ajaib, seperti:
“Eh, kok ibunya cantik, anaknya dekil ya, seperti enggak pernah diurus?”
“Kok anak keduanya kurus, enggak kayak anak pertama yang gemuk?”
“Kok ibunya cara gendongnya gitu, kan kasihan anaknya.”
Daaan, masih banyak lainnya moms, yang mungkin lebih pedes lagi komennya.
Mungkin, ada yang menganggap komentar itu B aja. Padahal, kita enggak tahu, mungkin yang dikomentarin sedang tersedu-sedu di pojokan kamarnya sana karena komentar-komentar itu, hiks.
Publik figur juga tak luput dari mom shaming.
Namun, ada yang lebih menyakitkan dari menerima mom shaming dari orang luar, yakni ketika kritik negatif itu berasal dari oarng terdekat seperti orang tua sendiri, mertua, saudara, teman, tetangga, dll. Duh.
Sudah banyak kasus di luar sana yang berakhir tragis karena mom shaming ini. Mungkin, moms yang membaca artikel ini masih ingat, bahwa baru-baru ini ada kejadian seorang ibu mencekoki bayinya air putih, supaya bisa gemuk? Kemudian, berakhir dengan meninggalnya sang bayi? #sad 🙁 .Belakangan, diketahui bahwa penyebabnya adalah mom shaming dari ibu mertua dan suaminya sendiri yang mengatakan bahwa ibunya enggak becus mengurus anak.
Mom shaming yang berlangsung terus-menerus memang berisiko membuat ibu depresi. Ujung-ujungnya anak yang tak bersalah yang menjadi korban. Miris bukan?
Cara stop mom shaming
Lalu, bagaimana sih moms, sebaiknya cara untuk melindungi diri dari mom shaming ini? Trus, gimana sih caranya supaya kita sendiri enggak jadi pelaku mom shaming? Kalau menurut opini saya begini ya moms:
Cara melindungi diri dari mom shaming:
- Jauhi orang yang sering melakukan mom shaming kepada moms. Kurangi interaksi dengan mereka. Apabila mom shaming itu dilakukan via media sosial, moms bisa cuekin atau tutup saja kolom komentar.
- Tetap fokus pada pengasuhan anak sendiri. Jangan memandang gaya pengasuhan orang lain lebih baik karena sesungguhnya hanya moms sendiri yang paham apa yang terbaik untuk anak moms.
- Siapkan mental dan bersikap cuek apabila ada yang memberi kritik negatif tanpa solusi.
- Balas kritikan dengan candaan. Misal, anak bunda dikomentarin kurus sama teman, moms bisa balas dengan “Kalau anaknya gemuk ntar dikira anak tetangga.”
- Upgrade pengetahuan tentang parenting, bisa mengikuti talkshow, seminar, dll yang diisi oleh para ahli, sehingga moms memiliki referensi dalam pengasuhan anak dari sumber yang kredibel.
Yuk, saling dukung dan melindungi moms!
Selanjutnya, kadang, tanpa kita sadari, bisa jadi kita jadi pelaku mom shaming, maka dari itu moms, sebaiknya moms bersikap begini ya:
Cara supaya kita tidak menjadi pelaku mom shaming:
- Tidak berkomentar mengenai anak orang jika tidak dimintai pendapat.
- Sadari bahwa pola pengasuhan tiap keluarga atau orang tua itu berbeda.
- Perbanyak kegiatan dan interaksi positif.
- Ingat selalu bahwa setiap ucapan dan komentar yang kita ketikkan di medsos, kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya.
Nah lhooo, jadi yuk moms, bersama-sama stop bullying berupa mom shaming ini dan bersama meindungi perasaan para moms dan buah hatinya!
Yuk, bersama melindungi! Stop Mom Shaming ala Sleek Baby
BTW, sebenarnya moms, tulisan tentang mom shaming di atas itu merupakan insight yang saya dapat setelah mengikuti acara talkshow #BersamaMelindungi yang diselenggarakan oleh brand perawatan bayi Sleek Baby dan HaiBunda.com. Acara yang berlangsung di Brood en Botter, Jakarta Selatan ini, sebenarnya lebih seperti diskusi dan curhat session sesama ibu-ibu peserta.
Saya saat menghadiri acara Sleek Baby #BersamaMelindungi.
Acara yang berlangsung tanggal 20 Desember kemarin ini juga menghadirkan dua narasumber, yang merupakan publik figur, sekaligus moms yang pernah jadi sasaran mom shaming, yakni Enno Lerian dan Marissa Nasution. Seperti yang saya duga, walaupun keduanya, bisa dibilang adalah orang yang cukup sering menerima kritik pedas dari netizen, terkait pekerjaan mereka, ternyata kedua moms ini juga pernah merasakan pedihnya dibully. Baik itu bullying dari netizen, maupun keluarga sendiri.
“Saya langsung dapat judgement begitu punya anak pertama. Ya namanya punya anak pertama emang waktu itu belum ada kekuatan hati, jadi kita mikirin banget,” curhat Enno Lerian.
Enno Lerian kemudian melanjutkan ceritanya bahwa kala itu sebagai ibu baru dirinya belum begitu mengerti cara menyusui yang benar. Akibatnya, dirinya agak kesulitan memberi Air Susu Ibu (ASI) buat Bumi, anak pertamanya. Pada saat itu Enno Lerian hanya bisa memberi ASI selama tiga bulan saja dan banyak mendapat kritik dai orang-orang sekitarnya.
Suasana talkshow #BersamaMelindungi.
“Aku hanya bisa kasi ASI selama tiga bulan, seolah itu enggak bener banget,” lanjut Enno Lerian.
Yeah, enggak bisa dipungkiri ya moms, sampai sekarang war-war-an antara ASI vs susu fomula (sufor) emang masih marak. Huhuhu.
Dengan banyaknya komentar bahwa dirinya engak becus menyusui, Enno Lerian kala itu menyatakan bahwa dirinya kepikiran juga. Menurutnya udah diapa-apain tetep aja ASI yang keluar sedikit. Keluar sedikit itu juga masih dihakimi. Sampai akhirnya, Enno Lerian berpikir bahwa yang namanya proses menyusui itu menyakitkan, lalu dirinya memutuskan berhenti menyusui Bumi.
Setelah susu Bumi, berganti dengan sufor, Enno Lerian menyadari bahwa anaknya baik-baik aja kok, walau enggak disusuin langsung lagi. Akhirnya, Enno Lerian sampai pada kesimpulan bahwa keputusannya sudah tepat, mengasuh dan membesarkan anaknya seperti itu.
Enno Lerian saat bercerita tentang mom shaming yang pernah dialaminya.
Ya, iya sih moms, pengasuhan bayi/ anak sejatinya lebih dari sekadar meributkan anaknya dapat ASI eksklusif atau enggak. Tanpa mengesampingkan kalau ASI emang makanan yang terbaik buat bayi, lho. Namun, jika pikiran hanya fokus ke situ, jungkir balik menyusui tapi ternyata kesusahan, hanya karena ingin enggak dijudge orang lain? Saya pribadi menganggap itu akan sia-sia. Sekali lagi, hanya moms yang tahu kemampuan moms. Cuma moms yang tahu apa yang terbaik untuk anak sendiri.
“Enggak usah dipikirin atau dipeduliin, karena yang paling tahu anak kita ya kita sendiri,” begitu kesimpulan Enno Lerian ketika telah berdamai dengan dirinya sendiri.
Lalu, bagaimana pengalaman Marissa Nasution? Ibu cantik yang sekarang tinggal di Singapore ini ternyata sering menerima perundungan dari medsos, moms. Sebagai seorang manusia biasa, Marissa Nasution tentu saja sangat sedih dengan mom shaming yang diterimanya. Walau dirinya menyadari bahwa sebagai seorang publik figur pasti enggak akan lepas dari hal-hal demikian. Cuma, apabila menyangkut anak, Marissa Nasution mengatakan enggak bisa diam begitu saja.
“Saya rasa semua ibu yang aktif di medsos pernah mengalami mom shaming. Mulai dari ibunya, anaknya, semua kena kritik,” cerita Marissa Nasution.
Marissa Nasution saat memberi tips cara menghadapi mom shaming.
Namun, Marissa Nasution punya cara sendiri untuk menanggapi si pelaku mom shaming ini, yakni dengan menegurnya langsung via inbox atau membalas komentar.
“Kalau saya biasanya saya respon dengan harapan bullyan itu berhenti di saya, sehingga si pembully ini akan mikir-mikir lagi kalau mau membully ibu-ibu lain,” tegas Marissa Nasution yang kini tengah menikmati kehamilan keduanya ini.
Marissa Nasution juga mengatakan untuk terhindar dari mom shaming dirinya memilih untuk berkumpul hanya dengan teman-teman yang positif yang mau memberikan dukungan sebagai sesama ibu-ibu. Menurut Masissa Nasution, dirinya beruntung karena sekarang berada dalam lingkaran yang seperti itu.
Wah, mendengar sharing dari Enno Lerian maupun Marissa Nasution, saya menyadari ternyata semua ibu-ibu emang rentan terkena mom shaming, ya? Balik lagi ke kita moms, bagaimana kita menyikapinya. Namun, satu hal yang pasti, stop mom shaming di kita aja, dan kita enggak perlu melanjutkanya ke orang lain.
Launching campaign Sleek Baby #BersamaMelindungi.
Itulah yang diharapkan oleh Sleek Baby dengan campaign #BersamaMelindungi ini, yakni supaya orang-orang, khususnya para moms, sesama moms, berhenti melakukan mom shaming. Sebaliknya, sebaiknya para moms saling mendukung, saling menguatkan, dalam pengasuhan si kecil, juga dalam meraih kebahagiaan serta impian masing-masing.
“Bisa dimulai dari hal kecil kok seperti sini aku bantuin jagain anakmu biar kamu bisa istirahat sebentar. Itu juga bisa membantu, ketimbang merendahkan mom lain,” ujar Marissa Nasution.
Terkait campaign #BersamaMelindungi ternyata ini adalah programnya terbarunya Sleek Baby yang akan secara resmi dikampanyekan tahun depan (2020).
“Kami sebagai brand melalui campaign ini ingin mencoba mengajak melindungi bersama para moms. Para moms butuh wadah buat curhat dan meyakinkan bahwa pilihan moms sebagai orang tua adalah sudah betul,” jelas Brand Manager Sleek Baby, Ibu Lidwina Nathalia terkait acara kemarin.
Ibu Lidwina Nathalia.
Oh iya, moms, serunya acara kemarin tuh, sebelum acara berakhir, semua peserta diminta menuliskan ganjalan hatinya tentang mom shaming yang pernah diterimanya. Kemudian, tulisan itu ditempel di balon dan kemudian dilepaskan bersama-sama ke atas langit-langit. Harapannya, moms bisa memaafkan diri sendiri dan orang lain, serta move on untuk terus fokus terhadap pengasuhan anak-anak sendiri.
Menulis dan melepaskan ganjalan di hati.
Yup, jadi begitu moms, yuk turut serta menyukseskan kampanye ini bersama, agar tak ada lagi ibu-ibu di luar sana yang mungkin hatinya tak sekuat kita menjadi korban (lagi).
Tentang Sleek Baby
Sekalian menginformasikan sedikit tentang Sleek Baby ya moms. Moms yang punya baby pasti deh enggak asing lagi dengan produk ini, soalnya produk ini sudah dipercaya selama bertahun-tahun sebagai produk perawatan yang dianggap mampu melindungi bayi dari paparan kuman dan bakteri. Soalnya Sleek Baby memang diformulasikan sebagai produk perawatan bayi berkualitas.
Produk Sleek Baby.
Produk Sleek Baby ini antara lain Sleek Baby Pembersih Botol dengan 8 Proteksi, laundry detergent, hair and body liquid soap, diaper cream, dan juga paket travel kit berisi bermacam-macam produk Sleek supaya moms bisa berpegian dengan nyaman bersama bayi. BTW, Sleek Baby Pembersih Botol dengan 8 Proteksi itu salah satu andalan moms yang punya baby lho, soalnya punya 8 proteksi sebagai berikut:
- Food Grade: Aman digunakan karena terbuat dari bahan food grade yang tidak membahayakan kesehatan baby.
- Natural Anti Bacterial: Terrbuat dari bbahan alami yang mampu membersihkan kotoran dan kuman secara maksimal pada botol dan perlengkapan bayi lainnya.
- Stain Removal: Ampuh membersihkan noda yang menempel, termasuk di antaranya sisa lemak dan bau yang tak sedap yang menempel di peralatan makan atau botol bayi.
- Hypoallergenic: Memiliki formula hypoallergenic sehingga meminimalisir iritasi, gatal, dan kasar pada kulit.
- Dermatologically Tested: Produk ini telah teruji secara klinis.
- Microbiological Tested: Produk ini sudah teruji efektif dalam membunuh mikroorganisme yang berbahaya.
- High Quality Concentrate: Sehingga cuma perlu pemakaian sedikit saja namun sudah efektif membersihkan seluruh peralatan bayi.
- Paraben Free: Tidak mengandung paraben dan bahan pengawet lainnya, sehingga sangat aman untuk membersihkan peralatan makan bayi.
Produk Sleek Baby ini, bisa didapatkan dengan mudah di minimarket, supermarket, toko perlengkapan bayi, apotek, dan online marketplace.
Semoga sharing kali ini mencerahkan ya moms 🙂 .
April Hamsa
Pengalaman yang luar biasa karena bisa ikut acara sebagus ini mbak. Bukan hanya body shaming tapi mom shaming juga sangat berpengaruh ya. Sharingnya beneran mencerahkan banget mbak Hamsa.
Alhamdulillah waktu Fahmi usia hampir 2 tahun belum bisa jalan, ga ada buibu nyinyir atau sejenisnya. Alhamdulillah juga akhirnya Fahmi tumbuh normal dan ceria. Kalau saja saat itu ada yang nyinyirin ga tahu deh, sakit hati pastinya ya…
Tapi kalau ada yang bilang macam macam, nyinyir itu nyinyir ini ke saya, sepertinya tidak akan mempan. Saya orangnya lempeng saja. Cuek. Anak anak saya, yang repot kok situ. Emang saya minta duit ke situ?
Paling gitu deh komentar saya, hehehe…
Kalau saya menghadapinya dengan sikap bodoamat atau menjauhi golongan orang-orang yg jagonya shaming doank
Btw, aku senang pakai sleek disaat anakku masih toodler. Nyuci dot pakai Sleek bukan pakai sabun cuci piring hahaha
Campaign yang bagus banget. Aku miris sekaligus ngeri, makin lama buibuk ni makin galak aja dengan sesamanya. Bahkan sering secara frontal di komen2 medsos. Padahal diri sendiri belum tentu bener. Semoga dengan campaign ini bisa saling bantu & saling kasih semangat
Campaign yang menarik dan layak disupport, karena Mom Shaming punya pengaruh buruk buat Mom yang enggak siap mental.
Yuk kita jangan pernah lakukan Kok Shaming
Moms Shaming dijaman now makin marak banget ya Mak, dan kita pun emang kudu cuek dan pandai2 bergaul sebisa mungkin menjauhi mereka. Bener banget itu tipsnya dan acara leek baby emang keren banget nih.
Pernah sih mengalami mom shaming di dunia nyata. Sempet kesel, tetapi reda lagi karena suami bisa menghibur saya. Belum pernah mengalami mom shaming di dumay. Tetapi, kalau baca ulah netijen yang suka mom shaming memang rasanya pengen ngomel. Bukannya saling dukung malah menjatuhkan
Kadang mereka suka gak sadar kalo komentar tidak pentingnya itu bisa menyinggung perasaan yaaah, ngeselin sih emang. Mudah2an sesama ibu bisa selalu saling support yah.
Gak ada saling menghakimi
Kampanyenya Sleek bagus banget mba. Dan kayak gini yang harus kita lakukan stop mom shaming walau kadang entah sengaja atau ga, kejadian lagi. Tapi emang harus tersosialisasikan
Aku pernah beberapa kali jadi korban mom shaming cuma mungkin karna aku bawaannya santai jadi ya cuekin aja hehe
Masih ada ya mbak mom shaming, aku juga pernah nih kena di media sosial padahal kenal juga enggak hehe. Btw aku dari dulu pakai Sleek ini untuk perlengkapan bayiku dan senang karena food grade mbak.
Mbak enggak baper kok
Saya pun
Semua ibu bakal gemes kayakny y kalau anakny digituin ya walau di luar saya bersikap sok cool wkwkkwk
Samaan mbaa anakku staun blom jalan yawes dikomen wkk
Padahal yg melakukanny dulu y pernah jd korban walah…
Btw, aku juga pakai produk ini sejak anakku lahirr
Alhamdulillah cucok
Pakai Sleek baby biar gak ada nyamuk nakal ya heheh eitu sih lagunya Enno Lerian.
Mulut orang ya suka usil aja nanya ini itu gak merhatiin perasaan si ibu. Sering banget denger mam shaming, termasuk pernah ngalamin juga sih
variannya lengkap banget ya untuk memenuhi kebutuhan kita sebagai orangtua dalam melindungi buah hati dari ancaman bakteri dan kuman penyebab penyakit.. duh jangan sampai lalai dengan dengan kebersihan kebutuhan anak anak dirumah, mainan, tempat makan dan lain lain harus dijaga kebersihannya dengan sleek baby ya mbak
Belum berkeluarga si tapi aku paling sebel klo ada yg mom shaming. Ga usah jauh2. Di lingkup kantorku aja byk yg begitu. Naudzubillah kurang kerjaan sekali merekaaa tuhh
Bagus ada campaign2 begini ya mbk moga sesama mommy bisa saling menghargai dan jaga prasaan
Makasih bangeet sleek baby mau angkat topik ini. Ini masalah yg masih banyaak bgt terjadi sih ya mbak..
Makasih banget sama sleek baby yang mau angkat isu ini. Karena kejadian mom shaming masih banyak banget ada di sekitar kita ya mbak..
Aku pun ngalami mom shaming waktu ngasuh anak pertama dulu. Bahkan dulu belum ada sosmed, tapi tetep aja ngalami, seperti anaknya kok kurus. Dulu curhatnya sama dokter spesialis yang nangani anakku imunisasi atau kalo sakit. Dan kata dokter, sepanjang anakku aktif bergerak dan tidak sakit, itu tandanya anak sehat. Katanya lagi nggak usah didengarkan omongan orang karena yang ngerti anak kita ya diri kita sendiri. Hihiii, untungnya ketemu dokter anak yang ramah gini
Sedih ya Krn mom shamming ini masih sj ada, dan justru muncul dr lingkungan yg mestinya bisa jadi pendukung utama.. Semoga dg kampanye ini mom shamming tak ada lagi..
Aku selalu ngg habis pikir kalau mom shaming masih terus berlangsung.. jagat dan tidak ada manfaatnya. Semoga kita bisa sadar dan menghindari hal serupa yaaa
Lain kali kalau ada yang bikin tidak enak hati karena omongan oknum mom, cuekin saja ya. Gak usah peduli secara bisanya nyinyir, coba kalau suruh jadi kita. Mana sanggup dia…
Tulisan yang bagus banget, tanpa sadar kita melakukan bullying
Yang harus dilakukan adalah terus menerus sharing edukasi
Eniwei mbak April tambah cantik
aja
Mom shaming iya, ayahnya iya juga sering kena. Harus sabar sabar hehe. Btw productnya ok juga tuh 🙂
Sip markosiippp ini materi campaignnya
Stop MOM SHAMING!
Udah muak banget dah, kalo baca komentar julid nyelekit dari sesama moms.
Padahal dunia makin indah kalo kita saling support, ye kaaannn
Terkadang prihatin memang kalau lihat sadisnya para ibu di dunia Maya ngomongin sesamanya.
Campaign ini layak disupport agar makin banyak yang ngerti kalau bodyshaminy itu mesti dihilangkan.
Ini harus benar-benar distop. Ibu baru rata2 bukan hanya sering mengalami mom shaming tapi juga body shaming. Itu memang sering didapat dr orang terdekat.
Dengan adanya acara seperti yg diadakan Sleek baby ini, semoga informasi baik ini tersebar luas dan tidak ada lagi yg melakukan perundungan terhadap ibu dan anak.
Sepakat.
Apalagi untuk sesama ibu yang seharusnya saling support. Sleek baby membantu ibu melindungi dan fokus pada bayinya ya.
yang kuruspun sering jena body shamming kok 🙂
Sleek baby bantu & menemani para ibu untuk melindungi buah hatinya ya
Body shaming hingga mom shaming sama2 ga banget deh, bukannya kasih support positif agar orang lain bisa lebih semangat dalam menjalani hidup malah sibuk mengomentari 😊
Betul, kemampuan mom, mom sendiri yg mengetahui.. kesampingkan dulu perkataan org lain yg ga tau apa2 tentang kondisi kita karena orang lain pun belum tentu benar 😊
Duh body shaming. Kaya dirinya udah bener aja deh pake ngatain orang. Weslah cape kalo diladenin. Cuci yang bersih hatinya pake sleek bisa ga pril hahah
Keren acaranya Mba, memang wajib banget sering diadakan kampanye anti momshaming kayak gini, biar makin banyak ibu yang ngeh, kalau melakukan mom shaming itu adalah kamseupay banget nget hahaha.
Kalau saya selalu menanamkan hal tersebut, jadi saat mendapat ucapak menyakitkan hati, saya pandangi saja orangnya sambil membatin.
“kasian banget nih oarang, udah mau 2020, tapi masih kamseupay kayak orang udik dari hutan”
bahahahahahaha
Saya dulu stop bawa anak ke posyandu gegara sering dibilang anak saya kurang gizi. Wkwkkw.. Jaman dulu belum ngerti mom shaming gitu gitu, cuma ngga nyaman aja rasanya. Sampai saya merasa lebih nyaman tidak datang ke posyandu.
Sedih aja kalau mom shaming masih sering terjadi sampai sekarang. Bener banget mba, hindari berkomentar, memberi saran dan apapun itu jika tdk diminta. Itu ngga semua orang bisa ! Banyakan sih asal jeplak aja.. Eh geram saya lho dg pelaku mom shaming
Jadi ingat bahwa diri sendiri pun pernah dinyinyirin sesama mom kala ngasih Palung sarapan pagi, dikomentari agar pukul’ 9 seperti anaknya, padahal kondisi anak orang lain beda, ngapain ingin menyamakan? Kesal juga. Sebagai ibu yang memberi MP ASI, tentunya anak punya kecenderungan tersendiri, termasuk jam makannya. Ngapain pula orang lain ikut campur.
Memang terkadang masih ada aja yang melakukan momen shaming, padahalkan kecerdasan dan tumbuh kembang anak berbeda ya btw sleek baby aman bgt nh buat mencuci perlengkapan makan anak
Prihatin sekali mom shaming masih ada, semoga dengan campaign ini kita akan sadar dan menghindarinya, sukses selaku untuk campingn mom shaming
Aku paling sering ngalamin mom shaming tu ttg BB anakku..
Banyak yg mencibir, ibunya gendut eh anaknya kurus..
Kirain nggak merawat anak..
Kan keseeeelll jadinya
Karena kita sbg kaum hawa akan rentan thp bully and baper. Mungkin sbnrnya bukan mau bully ya, mau nanya aja, tp jadinya berujung mom shamming jadinya. Harus hati2 sih ya
Kadang lingkungan sekitar termasuk sodara atau masih lingkup keluarga suka enggak sadar sudah melakukan bullying termasuk mom shaming. Terima kasih lho mba reminder buat aku nih, cara supaya terhindar dari mom shaming dan tindakan yang bisa diambil ketika mengalami.mom shaming ini.
Baru ngeh nih aku mbak dengan istilah Mom shaming ini. Tapi bener lho, Mom shaming seperti itu bisa menjatuhkan kepercayaan diri si ibu. Lha apa pula mereka ribut dengan anak kita, wong dia nggak ngasih makan juga hahaha
Mom shaming memang menyebalkan, sama menyebalkannya dengan body shaming. Tapi saya rasa yang dikatakan Mba Marissa itu benar, kita bisa menghindari Mom shaming apabila kita berada di circle yang positif dan selalu mensupport kita 😀
Semoga semakin banyaknya edukasi mengenai Mom shaming ini membuat orang-orang di luar sana belajar bahwa Mom shaming itu nggak baik~ dan betul seperti yang mba bilang, dari kitanya dulu untuk nggak melakukan hal tersebut agar rantainya terputus.
Terima kasih untuk sharing bermanfaatnya ya mba :>
Nah, ini yang sering terjadi. Lidah tak bertulang, maksud hati hanya basa basi ingin beramah tamah, tapi tak berempati dengan perasaan lawan bicara.
Suka sedih 🙁
Kadang ucapan2 kita yg gak sadar mngarah ke mom’s shamming ya mba.. tahan diri utk berkomentar sbnrnya sih klo Aku.. trs klo Kita yg diituin cukup senyum .. sleek baby skrang banyk variannya ya..
Iya mbak aku pun paling kesel nih kalau ada mom shaming gini. Btw produk sleek aku juga pakai waktu anak2 masih kecil, tapi sekarang lebih banyak varian
aku paling sebel kalau hari gini masih nemuin komen2 mom shaming
udah lawas banget
mama2 yg masih suka mamshaming itu ketinggalan jaman yak
heheuehueh
dari duozam baby kupakein sleek untuk cuci botol susunya
seneng ya bs hadir di event2 support kayak gini
Paling nyebelin banget deh kalau udah ngobrolin mom shaming gini ya, karena sampai hari ini pun masih ada yang beginikan. Bawaannya bikin gemes, untung teman2ku gak ada modelan gini.
SAya paling gemes sama orang yang suka banding2in dan mom shamming cara pola asuh ke anaknya, padahal kan setiap ibu punya cara berbeda yah dan setiap anak itu unik.
Kampanye yang menarik ini mbak, karena sejujurnya aku pernah jadi korban bahkan pelaku huhu. Apalagi anak pertama berasa pengen sempurna. Sekarang sudah tobat ah. Btw, semua produk bayi anakku dalam hal steril pakai Sleek juga loh. Aman dah 🙂
Memang suka ga enak hati ya klo anak2 kita dikomentari ini itu heheh dr kemampuan sm tinggi n berat badan. Sy juga pernah mengalami kok anaknya kecil. Sy jawabnya aja Ya emaknya juga kecil hahhaha
Anak sulungku telat jalan dan bicara, semua nanya, nyinyir bilang: kenapa ibuknya di rumah kok anaknya ga bisa apa-apa. What the He**! Apa maksudnya coba! Nyesek bener dengernya
Anak bungsuku tipe badannya mungil, susah gemuk ga kayak kakaknya. Bilangnya: Ibuknya di rumah kok anaknya kurus ya…Duh, ini napa pada ngurus anak orang ya, urus anak sendiri aja sana
dll dsb
Kenyang sama mom shaming 🙁
Salut buat campaign #bersamamelindungi dari Sleek Baby. Seharusnya para ibu harus saling dukung bukan mom shaming yang mendengung-dengung!
Mba, kasus anaknya sama yaa.. xixixi.. dan i feel you banget. Kalau Mba dian anak ga gemuk, ibunya kuyus org mgkn maaih maklum.. lah saya? Pada ngomongnya.. makanannya dimakan emaknya semua nih. Duuh.. padahal perawakan anak2 saya tuh kecilnya emang kuyus2 nanti mereka akan membesar sendiri badannya pas SD.. hiks.
Disimpen dulu ilmunya buat bekal masa depan. Ternyata shaming itu bukan buat ornag single aja ya. Seumur hidup kayanya kita ga bakalan bisa lepas dari shaming. Semangat buat kita semua..
Disimpen dulu ilmunya buat masa depan hehe. Beneran ya, ternyata seumur hidup kita ga akan pernah lepas dari shaming
Sesama moms harusnya saling dukung ya Mba April. Tapi untungnya aku ini orangnya cuek bebek mba..
Dimulai dari kata-kata sayang banget sarjana tapi di rumah aja..
Hingga kata-kata “banyak banget anaknya..”
Semuanya cukup disenyumin.
Sekarang faktor luar gak mengganggu pikiranku lagi mba.. hehehe
Aku juga udah lewat masanya. Karena anak sudah besar juga, anggap saja yang melakukan mom shaming enggak punya kerjaan dan kurang bahagia 😀
kalau saya sih menjauhi mom shaming dan gak memberi batasan untuk berkomunikasi kembali
Kalo suka kena MomShaming saya sih santai aja mbak, toh yang ngatain belum tentu lebih baik. Intinya kalo perkataannya bener ya kita ikuti, tapi kalo kurang tepat ya gak usah diperpanjang.
Mom shaming ini emang bikin down lho…aku pribadi pernah jadi korban, bahkan ssmpai skrg kadang org mencibiri kenapa anakku begini kenapa begitu, kok aku begini kok aku begitu.
Padahal aku lbh happy kalau dpt support.
Btw, saat Zafa bayi aku pakai Sleek wanginya lembut biasa aku buat nyuci perlengkapan makannya.
Kenapa ya mulut mulut itu segitu usilnya
Mungkin pengaruh kebiasaan sebagian masyarakat kita yang suka bergunjing sambil cari kutu 😁😁😁
Nah iyaaa! Kadang basa basinya gak lucu sih, suka banding-bangin gitu. Meski suka gak sengaja tapi tetep aja gimana gitu huhuhuh sedih kalo diingat2.
Update parenting itu powerful banget dan distraksi yang menyenangkan dari pada overthink ya kak. Selain itu, perlu juga ngga sih ada komunitas yang saling support gini? Sharing sleeknya juga ternyata hampir semua mengalami mom shaming. Produknya sleek sudah beragam juga bukan hanya pembersih alat makan baby aja :3
Mungkin mom shamming itu, seperti tingkah laku seorang ibu yang memiliki pengalaman serupa.
Sewaktu ia memiliki baby, pernah mengalami perundungan.
Nah, ketika anak ibu tersebut sudah besar. Dan pernah mengalami kejadian kurang mengenakkan
Ia lakukan hal serupa dengan ibu lainnya,agar merasakan apa yang ia rasa.
Paket Travel Kit Sleek Baby kompliiit, tinggal dibawa aja kalo mau perjalanan jauh ngajakin baby.
Ngomongin mom shamming itu sampai kapan pun bakal tetap terjadi kalo sesama ibu nggak berhenti melakukannya. Jaman belum ada sosmed pun udah ada mom shamming, sekarang aja yang berganti media ya. Biasanya anak pertama yang sering kena bullying, sepanjang kita pede aja mom shamming juga berlalu. Cuma nggak semua ibu memiliki rasa percaya diri untuk pengasuhan anaknya
Dulu juga ngalamin nih mom shaming dari orang terdekat, tepatnya mantan mertuaku dulu, pas masih balita anakku sering dikomenin kok anak kurus begitu, kasih makan yang bener dong. Lah, buktinya sekarang udah masanya sekolah justru sekarang oke kok proporsi tubuhnya, dan ak juga gak mau ya anakku obesitas. Sedih banget asli kalo momshaming gitu, bisa stress loh kita sebagai ibu.
Waktu ananda kecil aku membatasi banget kelyuran keliling kampung misalnya buat ngasih makan anak. Nah emak – emak rempong biasanya suka komen inilah itulah yang kadang bikin sebel. jadi kalo kita suka baper,emang sebaiknya membatasi postingan soal anak di medsos
iya, paling aman ya tutup kuping dari orang-orang bermulut jahanam kayak gitu
namun di samping itu, kita tetap perlu belajar, berproses supaya bisa melindungan si baby dengan baik
seorang ibu harus sehat raga dan jiwanya
sleek baby memang kumplit melindungi ya mba. apalagi formula 8 proteksinya yang bikin emak-emak jadi tidak perlu takut akan kebersihan lingkungan guna proteksi anaknya dari penyakit2 yang diakibatkan dari kuman-kuman jahat tak terlihat itu.
Saya setuju sekali dengan kampanye ini, Mbak April. Stop Mom Shaming. Jadi jangan lagi ada yang tersakiti. Soalnya hal semacam ini selalu terjadi di lingkungan, dan paling dekat itu dari tetangga. Bahkan bisa dari keluarga juga. Padahal kan, tiap anak itu beda-beda fisik dan tumbuh kembangnya. Ada yang duluan jalan, ada yang duluan tumbuh gigi, ada yang duluan bicara dan lainnya.
Setuju dan Eno dan Marisa. Yang paling mengerti anak kita, ya kita sendiri. jadi mending berkumpul dengan orang-orang positif dan sepaham.
Orang suka ga nyadar kalo komentar mereka nyakitin. Sebenernya mereka mungkin berbasa-basi, tapi ga sadar kalo udah mom shaming.
Dulu pas punya baby belum kenal sleek nih…praktis ya, bisa dibawa ke mana-mana pula. Body shaming memang ngeselin, tapi kita ga bisa mencegah orang lain untuk tidak melakukannya. Yang terpenting kasih imun ke diri sendiri biar ga mudah baper sama omongan orang.
Shaming tuh tidak pernah berakhir ya ternyata. Setelah body shaming muncul pula mom shaming. Kadang emang menakutkan sih shaming tuh apalagi jika dialami sama orang yang perasa banget. Imbasnya bisa bikin gak bagus juga buat ke diri. Dan ya nampaknya perlu banyak belajar buat lebih peduli pada orang lain. Sebisa mungkin menahan diri untuk tidak berkomentar yang berpotensi dapat menyakiti.
Terlebih bagi seorang ibu baru yang masih belajar dan justru butuh sekali banyak dukungan. Dan acara sharing dari sleek menarik. Jadi wadah edukasi sekaligus support untuk para buibu.
Semoga para Ibu makin lebih bahagia biar bisa terus berjuang buat anak-anaknya. Dan semoga orang-orang makin teredukasi sehingga tidak ada lagi shaming dalam bentuk apapun itu.
Mom shaming ini, membuatku kelu, karena aku pun pernah mengalami dan melakukan. Ini seperti otomatis, sih ya Mbak. Kita bicara apa adanya ternyata menyakiti yang diajak bicara. Misalnya teman bilang anaknya tidur jam 11 lalu kujawab anakku tidur jam 8, karena penting untuk kecerdasannya dan memberi waktu bapak-ibunya melakukan apa yang disukai.
Setelah bilang itu, rasanya pengen menampar mulut sendiri.
Ya … gitu sih.
Namanya berinteraksi.
Apalagi sekarang interaksi itu menggunakan banyak kata. Bahkan di medsos juga kita bisa menulis seenak kita menulis.
Kalau saya jika ketemu sama orang yang mom-shaming itu saya jauhi. Kalau mau komunikasi sebutuhnya aja, enggak mau berlama-lama, takut aura negatifnya juga kena ke saya. Sambil doain semoga diberi hidayah 😀
Seperti ajaran Rasulullah SAW, jika tidak ada hal baik yang diucapkan, lebih baik diam.
Seandainya para ibu mengingat itu, ga akan ada mom shaming
Semua bentuk shaming itu menjengkelkan. Mau kepada ibu, yg belum menikah, yg belum punya anak, yg punya tubuh tidak ideal, dll. Sikap Mbak April tepat, kalau tidak suka ditanya2 yg bikin baper, jgn melemparkan pertanyaan serupa ke orang lain ya. Insyaallah lingkaran shaming bisa terputus.
baru tahu istilah mom shaming tapi sudah sering sekali mendengarkan shaming seperti itu. Semoga setiap orang sadar bahwa menjdai ibu itu bukan perkara mudah. Terlalu banyak proses untuk dilewati dan ibu harus bangga dengan kemamuan itu
sleek baby productnya bagus banget. Saya juga menggunakan productnya yang buat cuci botol pas dibuat cuci jadi wangi dan bersih gitu. Rekomendasi product kak dan aku baru tau ternyata Mom Shaming itu mengerikan sekali ya kak.
Aku beberapa kali dapat momshaming apalagi sekarang ketika baru punya bayi. MAsya Allah, sempet baper sih tapi ya udahlah… dengerin aja, biarin masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Tetap fokus aja pada diri sendiri dan anak-anak
Kadang mom shaming itu pelakunya ga sadar looh…
Kaya orang Surabaya yang ceplas-ceplos, kalo uda kadung ngomong, pedeeessnya amit-amit.
Makanya,
Jadi banyak berkaca…semoga gak jadi orang yang disebelin ketika ada dan seneng ketika ga ada.
Huhuu~
Orang lain memang kadang terlalu sibuk ngurusi kehidupan orang lain. Sampai mengomentari kondisi si anak, padahal ibunya sudah bersusah payah. Orang2 yang melontarkan kata2 yang menekan perasaan. Hingga terjadi mom shaming itu memang baiknya di jauhi. Karena setiap anak juga memiliki perkembangan yang berbeda-beda
yang paling bikin gemes dari mom shaming ini adalah pelakunya tuh biasanya ya dari kalangan sesama emak atau nggak malah keluarga terdekat lho. Asli deh gemesinnya, gimana lagi..jadinya sabar aja. Walau hati meringis, eaaa~
Biasanya yang mom shamming kurang kerjaan ngurusin urusan orang lain. Tapi biasanya banyak yang ga sadar sudah melakukan mom shaming. Semua dianggap biasa aja. Lalu yg protes dibilang baperan.. xixixi. Ade juga pakai sleek buat kebersihan mainan dan alat makannya Adek Fi.
Mom seleb yg kemilau aja ga luput dari mom-shaming, apalagi rakyat jelata kayak kita yak 🙂
Yg jelas, campaign Sleek ini KEREN BUANGEETTT, se-KEREN produknya yes
Betuulll… justru mom shaming yang paling cepetan datangnya ya dari keluarga dan tetangga. Udah ga kehitung gondoknya jaman dulu anak-anak masih bayi. Dibilang, ibunya gede kok anaknya kurus.
Kujawab aja : iya, makanannya diembat emaknya semua, anaknya ga perlu dikasih. :))
Dulu aku pernah deg-degan juga Mba. Soalnya Erysha jalannya nggak secepat anak yang lain. Kan aku khawatir ya. Untungnya aku banyak baca-baca batas maksimal anak udah bisa jalan usia berapa. Allhamdulillaj Erysha termasuk normal dan wajar. Akhirnya tenang deh. Ngomong-ngomong aku paling suka kandungan stain removal dari Sleek Baby ini, jadi ga usah rempong banget trus ga usah pke acara rebus pompa asi dlu. Ga kyak aku dlu hihihi
duh mom shaming emang ga ngenakin banget. sedih akutu kalo ada yg begini. tapi biar ga berlarut, mending cuekin aja dan fokus urus keluarga sendiri 😀
Aku udah kenyang kena mom shaming. Waktu anak pertama dulu sih suka kepancing, jadi labil, sedih, bales dengan emosional. Tapi makin lama makin gak peduli. Biarin aja orang mau ngomong apa. Lama-lama yang suka mom shaming gitu kefilter sendiri dari circle. Dukung banget campaignnya Sleek untuk bersama melindungi para ibu dan ank-anak kita ^^
Hidup emang sawang sinawang ya. Dikira mom kece2 gitu udah bebas nyinyiran. Beuh…. ternyata justru ngerihhh kalo lihat di komentar2 sosmed para hartesss. Acara ini konsepnya keren banget menurutku. Mengedukasi.
Waduh saya sendiri sering mengalami yang namanya Mam shaming Memang sih kadang kita itu bicara tanpa sadar tentang mom shaming Padahal hal itu bisa menyakiti hati orang lain melalui tulisan ini saya jadi Ingatkan untuk lebih memilih kata-kata ketika berbicara dan apabila tidak sesuai mungkin lebih baik diam daripada berbicara yang menyakitkan
Nah biasanya mom shaming memang awalnya dari kebiasaan suka merasa benar sendiri. Menyamakan kondisinya dengan orang lain. Padahal setiap rumah tangga kan punya ‘dapur’ masing-masing. Jadi mendingan saling mendukung aja, deh
mom shaming memang mengganggu sekalia.. Such a waste of time kalau menurutku. Btw, jaman anak – anak kecil kami mostly tidak di tanah air jadi pengalamannya berbeda
Bener bngt tahn2 diri utk mengucapkn kata2 yg tdk baik ya mba.. kadang kita gak tahu perasaan org lain maksudny bercanda tetapi malah menyakiti
Alhamdulillah aku dari dlu enggak pernah anggep ada mom shaming dll.. Soalnya tinggal cuekin aja orang yang kayak gitu nanti juga dapat karmanya sendiri…. Hehehe pasti suatu perbuatan ada karmanya… Tinggal nunggu ajaa org begitu mah…
Selain body shaming kita juga sering nemuin mereka yang suka ngelakuin mom shaming kepada (biasanya) sesama perempuan.
Agak miris juga, padahal mereka tidak tahu yang sebenarnya.
Sering nih baby shamming “anakmu kurus” hehe ya mereka gak tau emaknya udah jungkir balik memberi makan dan mencoba berbagai varian makanan
Tentang Mom Shaming ini terkadang banyak orang-orang yang tidak sadar kalau kata-katanya yang dianggap umum dan baisa, dapat menyakitkan para mom yang sedang memebsarkan si buah hati dengan susah payah.
Betul, kebiasaan julid dari para emak memang bikin baper luar biasa. Apalagi kalau yang dikomenin anak kita. Semoga kita tidak termasuk yang suka julid ya…aamiin…
Btw sleek ini praktis dan aman banget ya.. Mudah dibawa ke mana-mana pula. Perut si baby jadi terlindungi pastinya
dudududu, mom shaming emang sering banget terjadi ya mbak, aku juga pernah punya pengalaman tidak menyenangkan tentang mom shaming, apalagi yang melakukan itu adalah keluarga dekat
Rasanya tuh nyesek banget
Memang mom shaming ini sesuatu sekali ya mba april. Aku lama banget berputar2 dilingkungan mom shaming ini. Lama baru bs memutus ‘lingkaran setan’ ini. Sampai, tanpa sadar aku sendiri ikut tertular melakukan mom shaming. Sedih? Banget. Makanya sekarang lebih memilih menghindar n bergaul dg lingkungan positif
Memghadapi lingkungan toxic maka jika tidak bisa mematahkannya, kita harus menjauhinya ya Mak…
Iya artis pun tak luput ya dari mom shaming netijen, mending tutup kolom komentar IG deh daripada sakit hati..ayo kita saling dukung sesama perempuan, sesama ibu..
mom shaming ini bener-bener bisa bikin buibu stres berujung depresi lho. wah aku ngelewatin masa-masa itu dimana anak dikasih sufor di judge ini itu, ngelahirin caesar diomongin ini itu.. duh ah demen amat sih julidin orang
ngadepin omongan diluaran emang perlu hati baja ya mak, termasuk mom shaming, apalagi di medsos, duolu pas koko kecil juga termasuk diem gak cerewet banyak orang ngomng macem macem, sekarang udah gede cerewet ya pada ngomong juga duu cerewet, hahaha, pokoknya senyumin aja, jangan masukin ke ati ^_^
Mom shaming masih kok mba emang ya komenin hidup orang itu mudah banget sampe ga mikir nyakitin apa ga wkwk
Btw acaranya keren deh semoga ada juga nih di Bandung karena aku konsumen setia sleek 😁
Walaupun belum nikah, aku udah sering dicurhatin sama temen2ku yang kena mom shaming ini mak. Duh, sedih banget kalau denger mereka jadi mikiriiiin banget apa yang orang lain bilang tentang cara pengasuhan dia. Padahal nggak ada yang salah lho 🙁
Masalah mom shamming in sering saya alami, ibu bekerja dan ibu stay at home huhuhuh., saya ibu bekerja sering dipandang sebelah mata hiks, sedih. Padahal setiap ibu punya pilihan masing – masing yah,. Suka sedih deh ah.