Libur akhir tahun sudah dekat. Ada yang berencana pergi ke Malaysia kah? Khususnya, mengunjungi Malacca atau Kota Melaka? Jika ada yang mau ke sana dalam waktu dekat, saya merekomendasikan wisata Melaka River Cruise. FYI, Melaka River Cruise ini adalah wisata naik kapal kecil atau perahu motor, gitu. Nanti, wisatawan akan diajak menyusuri sungai Melaka sambil melihat-lihat keindahan Historical City of Melaka selama kurang lebih sekitar 40 menitan.

Sungai Melaka di malam hari.

Sungai di Kota Melaka memang bukan sekadar sungai, melainkan sungai yang bersejarah bagi Kesultanan Melayu Melaka (1402-1511). Dari hasil gugling, saya mengetahui kalau dulu sungai ini menjadi tempat perniagaan para pedagang dari berbagai negara, seperti Cina, India, Timur Tengah, dll. Katanya dari aktivitas perdagangan tersebut di sepanjang Sungai Melaka banyak ditemukan koin-koin kuno hingga sekarang. Eh, tetapi saya  enggak tahu bener apa enggak yaaa.

Informasi tentang Kota Pelabuhan Melaka.

Nah, alhamdulillah, pada tahun 2019 lalu, ketika ke Melaka saya berkesempatan menaiki Melaka River Cruise ini. Sebenarnya enggak sengaja, sih, karena sebelumnya tidak ada niat berwisata perahu. Soalnya waktu itu, saya dan teman-teman satu  rombongan (blogger dan jurnalis yang meliput Malaysia Healthcare) syebuk banget seharian dan baru free malam harinya.

Lalu, ada seorang teman yang mengusulkan, gimana kalau sebagai kenang-kenangan pernah mengunjungi Melaka, kami mengunjungi Red Square Melaka yang enggak jauh dari hotel. Itu lho bangunan yang warna cat dan gentengnya merah semua itu? Yang ada gerejanya juga, kalau enggak keliru.

Warna-warni lampu yang mempercantik Melaka.

Yawda, akhirnya saya dan rombongan keluar hotel, jalan kaki menuju Red Square Melaka. Tujuannya cuma buat poto-poto di sana, liat-liat Kota Melaka di waktu malam, serta mencari kudapan.

Saat jalan kaki itu, kami sempat melihat bangunan atau replika kapal gitu, yang sepertinya saat malam pun ramai pengunjung. Enggak tahu mereka masuk ke dalam kapal atau di luarannya aja, gitu. Saya enggak bisa memastikan karena enggak mendekati kapal. Cuma ambil foto-foto aja di samping bangunannya.

Replika kapal sekaligus gedung museum.

Belakangan, saya mengetahui kalau kalau replika kapal itu adalah Museum Maritim Melaka Flor De La Mar. kapalnya sangat besar dan tinggi. Sepertinya memang dibuat semirip mungkin dengan aslinya.

Berfoto di samping Flor De La Mar.

Okey, setelah puas berfoto, saya dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Red Square Melaka. Ternyata, di tengah perjalanan, kami melihat kok ada kayak rame-rame gitu di semacam loket penjualan tiket.

Loket pembelian tiket Melaka River Cruise.

Setelah membaca plang petunjuk yang ada ternyata itu adalah wisata Melaka River Cruise. Awalnya kami cuma melewatinya aja. Eh, ternyata pas melihat ke arah sungai kok sepertinya menarik yaaa, menyusuri sungai malam-malam.

Menuju dermaga untuk naik perahu motor.

Lalu, kami menemukan sebuah loket tiket lagi yang lebih kecil. Saat mengecek berapa biaya tiketnya, ternyata masih cukup terjangkau lha. Buat wisatawan asing tarif naik perahu Melaka River Cruise adalah RM 30. Akhirnya, saya dan rombongan sepakat naik perahu wisata yang beroperasi sejak pukul 09.30 AM hingga 11 PM itu.

Loket tempat kami membeli tiket.

Tiket untuk naik perahu seharga RM 30.

Setelah masing-masing mendapat tiket, kami kemudian kembali ke loket penjualan tiket yang saya bilang di awal tadi. Kami memasuki sebuah gedung yang ternyata terhubung dengan tempat seperti dermaga. Kalau saya tak salah ingat ada beberapa deret kursi yang disediakan di sana. Kemungkinan buat pengunjung menunggu antrean naik perahu.

Namun, mungkin karena saat itu udah terlalu malam dan bukan weekend juga, pengunjung sepertinya enggak terlalu ramai, sehingga saya dan rombongan dipersilakan langsung naik perahu. Kebetulan juga saat itu ada perahu baru berlabuh.

OTW naik perahu.

Kami pun menunggu hingga penumbang perahu sebelumnya keluar semua, kemudian bergantian masuk. Dengan sat set #hallah saya kemudian memilih untuk duduk di perahu bagian depan. Biar keliatan gitu sungainya dari bagian depan dan samping wkwkw 😛 . Kalau duduk di tengah atau belakangan kan lebih kebagian pemandangan samping-samping sungai aja 😛 .

Saya lupa-lupa inget ada guide-nya atau enggak ya saat naik perahu waktu itu. Kok, rasa-rasanya enggak ada ya? Jadi, kami berombongan bareng-bareng melihat bangunan-bangunan yang disinari cahaya lampu berwarna-warni sambil sesekali ngobrol dan berfoto.

Suasana malam itu cerah, tidak mendung, walau kalau enggak salah saat itu musim-musimnya hujan juga (Oktober atau November gitu). Walaupun bintang tak terlalu tampak tetapi bulannya terlihat bagus. Angin juga terasa semilir. Pokoknya cucok deh suasana dan nuansa tempatnya 😀 .

Menikmati sungai Melaka bersama teman-teman.

BTW, ternyata sungai Melaka dari atas perahu terlihat lebar gitu. Sungainya tampak bersih. Cuma saya enggak bisa memastikan warna airnya jernih atau keruh karena udah gelap. Pernah gugling katanya panjang Sungai Melaka bisa sampai 40 km.

Namun, perahu enggak membawa kita sejauh itu, cuma sekitaran dermaga awal tadi dan bolak-balik aja. Pokoknya 40 menitan deh lama perjalanannya, seperti yang tadi saya bilang di atas. Trus, kami juga melewati semacam jembatan dengan tulisan besar-besar, kalau enggak salah “Welcome to Melaka” atau apa gitu, maaaff lupa.

Di sisi-sisi sungai terlihat ada beberapa bangunan seperti hotel, resto, dan gedung-gedung lain yang berderet rapi. Ada taman juga, kayaknya. Lalu, di sepanjang sungai ada banyak pepohonan. Mungkin untuk mencegah pengikisan area sungai juga kali ya, selain berfungsi untuk mempercantik pemadangan.

Melewati jembatan ini.

Oh ya sepertinya beberapa bangunan di sana tuh usianya sudah tua. Cakep-cakep dan gaya vintage-nya dapet banget. Khususnya dari pintu dan jendela-jendela besar dengan lampu yang temaram. Selain itu, saya juga melihat semacam lukisan mural juga di dinding-dinding yang makin mempercantik beberapa gedung.

Tampak jalan-jalan kecil di sisi sungai.

Ada pula bangku-bangku yang menghadap sungai. Kata seorang teman sih kalau pagi atau sore gitu biasanya orang akan duduk-duduk di sana sambil menikmati pemandangan sungai. Ada juga yang menanti pergantian malam di sana. Wah, menarik nih kalau liat sunset di sana kali ya?

Saya juga melihat jalan yang enggak terlalu lebar di sisi sungai. Sebenarnya kalau mau jalan kaki menyusuri sungai kayaknya juga bisa, sih. Sayangnya, waktu saya dan teman-teman berada di Melaka tuh terbatas. Udah enggak ada kesempatan melihat Sungai Melaka lagi selain malam itu, huhu. Semoga kelak bisa kembali keber sana lagi, aamiin.

Kembali ke perahu, sesekali saya dengar beberapa teman bercanda. Sepertinya juga ada orang lokal yang menangapi. Soalnya saya dengar dia berbahasa Melayu gitu. Cuma saya benar-benar lupa, apakah guide atau bukan. Maaaaff.

Setelah perahu berbalik dan kembali ke dermaga, kami pun segera turun dari perahu. Trus, kami melihat ada semacam kerumunan, rame-rame, ternyata ada tukang foto gitu.

Selfie duluuu 😛 .

Lagi-lagi saya lupa (sorry) apakah foto-foto itu udah diambil candid oleh juru foto itu sebelumnya atau bisa request mau foto seperti apa. Soalnya saya dan rombongan enggak berfoto menggunakan jasanya, melainkan pakai smartphone dan kamera masing-masing hehe. Selain itu sepertinya alasan kami enggak berfoto karena harganya yang tak murah. Walau saya lupa berapaan 😛 .

Ternyata bisa memakai jasa tukang foto di sini.

Setelah keluar dari wisata Melaka River Cruise, saya dan teman-teman serombongan membeli oleh-oleh yang ada di kios yang ada di sana. Saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk membeli hiasan magnet kulkas dengan desain ikon-ikon Melaka. Namun, saya lupa harganya berapaan huhu. Mohon dimaklumi ya karena pelesirannya juga udah agak lamaan 😀 .

Setelah puas membeli magnet dll, saya dan teman-teman pun kembali berjalan menuju tujuan semula, yakni Red Square Melaka. Di sana enggak masuk ke gedung-gedungnya karena udah malam juga. Cuma fota-foto doank hehe. Setelah puas cekrak-cekrek kamera, kami pun mampir restoran cepat saji buat cari makanan dan kembali ke hotel untuk beristirahat.

Area Red Square Melaka.

Yaaa, jadi begitulah teman-teman kisah saya dan rombongan yang tak sengaja berwisata menaiki perahu wisata Melaka River Cruise. Worth it lho buat dicoba, karena kita bisa menikmati keindahan Kota Melaka dari sungai mereka yang bersejarah.

Namun, untuk teman-teman, saya sarankan kalau datang ke Melaka River Cruise sebaiknya sore hari jelang matahari terbenam saja. Katanya pemandangannya tampak lebih bagus, karena pada saat itu lampu-lampu mulai dinyalakan, tetapi matahari juga masih terlihat, sehingga sekeliling sungai Melaka masih bisa kita lihat dengan jelas. Termasuk warna sungainya, hehe.

Wokey, sekian sedikit info tentang Melaka River Cruise dari saya. Selamat liburaaann 😀 .

April Hamsa