Wuaaahh, nambah lima kilooo!” Saya terkejut melihat jarum timbangan yang makin bergeser ke kanan. Waktu itu, saya terakhir kali menimbang badan pada pertengahan Desember 2021. Artinya selama pandemi, saya mengalami kenaikan berat badan yang cukup lumayan banyak. Pantesan aja, beberapa baju enggak muat lagi. Itulah sebabnya, ketika pergantian tahun kemarin, saya menulis resolusi menurunkan berat badan. Saya bertekad mengganti lifestyle ke gaya hidup sehat.

Berat badan berlebih mengundang penyakit

Terus terang saya akui, kenaikan berat badan yang saya alami itu adalah akibat kelalaian saya sendiri. Setahun pertama pandemi, saya lebih banyak menghabiskan waktu di rumah aja. Saya berhenti berenang dan hampir enggak pernah melakukan workout di rumah. Jalan kaki di pagi hari juga tidak serutin dulu, hanya saat ada waktu saja.

Saya juga sempat mengalami stress karena situasi wabah, sehingga saya melampiaskannya dengan banyak makan. Sering banget waktu itu order jajanan, khususnya minuman yang manis-manis via aplikasi ojol. Tak hanya itu, aktivitas rebahan sambil nonton film juga jadi lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi.

Yuk, hidup sehat supaya jauh dari segala penyakit 😀 .

Awalnya saya kira, saya akan baik-baik saja, mengingat dahulu berat badan saya susah sekali naiknya. Ternyata, saya keliru, 2 tahun pandemi membuat berat badan saya bertambah signifikan.

Memang agak terasa sih, saat jalan agak jauh misalnya ke pasar atau saat melakukan aktivitas bebenah rumah, nafas jadi mudah ngos-ngosan. Gampang merasa capek juga. Beberapa kali saya juga terserang flu atau batuk pilek yang entah dari mana asalnya. Pasalnya saya lebih sering berada di rumah. Hmmm, mungkin karena kurang terkena sinar matahari barangkali ya?

Ya, sudahlah. Kalau menyesali kenaikan berat badan terus, tanpa action kan sama saja ya? Maka, saya pun mulai menyusun beberapa rencana untuk menjalani gaya hidup yang lebih sehat.

Memang, targetnya adalah penurunan berat badan. Namun, hal yang tak kalah penting adalah supaya fisik saya juga tetap sehat. Soalnya, kalau gaya hidup lama dipertahankan, saya khawatir tubuh saya didatangi banyak penyakit. Apalagi, kondisi wabah masih belum jelas kapan berakhirnya.

Langkah memulai gaya hidup sehat

Ketika menuliskan resolusi untuk memulai gaya hidup sehat di awal tahun ini, saya memulainya dengan perlahan. Saya tidak merombak gaya hidup saya secara total di awal, karena khawatir fisik maupun mental saya jadi kaget. Yang saya lakukan adalah memperbaiki kekurangan dalam gaya hidup saya sebelumnya dan mengubahnya jadi lebih baik.

Meski demikian, saya yakin langkah sederhana tersebut akan membawa saya ke perubahan besar-besaran yang luar biasa dalam hidup saya, khususnya untuk kesehatan saya. Itulah sebabnya, walaupun sederhana, saya suka menyebut langkah-langkah yang ambil tersebut sebagai cara “Ultra” 😀 .

Kalau boleh sharing, berikut adalah beberapa cara “Ultra” yang saya lakukan untuk memulai gaya hidup sehat:

  • Mengelola stress

Sepertinya kita sudah sering mendengar ya, mengenai teori psikologi yang mengatakan bahwa sakit di pikiran bisa mempengaruhi dan menyebabkan penyakit fisik. Itulah sebabnya, langkah pertama yang saya ambil adalah mengurangi stress.

Usaha yang saya lakukan adalah dengan menghindari sumber penyebab stress tersebut. Apabila sumbernya berasal dari pekerjaan, karena saya freelancer, saya melakukan sesuatu seperti mengurangi load pekerjaan. Saya berusaha sadar diri, apabila tidak sanggup menerima pekerjaan lagi, maka saya akan berani menolak.

Jangan lupa olahraga.

Jika sumbernya adalah lingkungan yang kalau istlah anak muda zaman sekarang “toxic”, maka yang saya lakukan adalah sebisa mungkin menghindari hal-hal yang membuat saya tertekan. Salah satu caranya dengan mengurangi aktivitas yang mengharuskan saya berada di lingkungan seperti itu.

Kemudian, saya berusaha lebih mendekatkan diri lagi kepada Tuhan. Saya berusaha keras percaya bahwa seberat apapun beban hidup saya, itu pasti datangnya dari Tuhan, dan cuma Dia yang akhirnya bisa mengangkat-Nya. Alhamdulillah, usaha yang satu ini berhasil di saya, dan membuat saya tidak mudah panik atau stress lagi.

  • Mulai melakukan workout lagi

Pada saat wabah Covid-19 sudah mulai menurun, saya menyempatkan untuk berenang lagi, walaupun tidak bisa sesering dulu. Kemudian, saya mulai menjadwalkan rutin jalan kaki di pagi hari, minimal satu minggu dua kali pada hari Sabtu dan Minggu.

Workout juga bisa dilakukan di rumah aja.

Saya juga membeli alat olahraga seperti stepper mini yang saya gunakan untuk workout tiap hari minimal 15-30 menit. Biasanya saya berolahraga dengan stepper ini sembari mendengarkan musik atau menonton drama/ film via aplikasi, sehingga tidak terasa.

Lalu, seminggu sekali, saya juga berlatih senam di rumah. Cukup bermodalkan video-video senam pemula di YouTube, ternyata seru juga. Kadang, saya senam sendiri, kadang bersama anak-anak saya.

  • Manajemen waktu

Manajemen waktu yang bagus juga bisa mempengaruhi kesehatan. Terutama waktu untuk bekerja dan beristirahat harus seimbang. Jangan sampai memforsir diri untuk bekerja, apalagi begadang.

Terus terang dulu saya sering sekali begadang, karena saya menganggap malam adalah waktu terbaik untuk bekerja, di mana anak-anak saya sudah tidur, sehingga minim gangguan. Sekarang, saya berusaha tidak begadang, melainkan mengganti waktunya dengan cara tidur lebih awal dan bangun dini hari.

Usahakan disiplin dengan waktu. Sumber gambar: Pixabay.

Saat dini hari saya bisa mulai awal bekerja dengan tenang juga. Kemudian, ketika anak-anak sudah bangun, saya bisa memiliki waktu berkualitas juga dengan mereka. Memang benar kata orang zaman dulu, bangun pagi bisa membawa kebahagiaan, karena sepertinya bangun pagi membuat orang jadi lebih produktif.

Namun, sebaliknya, jangan sampai kebanyakan istirahat alias rebahan tidak tahu waktu juga. Terlalu banyak tidur juga enggak bagus untuk kesehatan fisik. Orang yang kebanyakan tidur biasanya akan cenderung mengalami sakit kepala, terkena risiko obesitas, serta penyakit tulang.

Jadi, sebaiknya kelola manajemen waktu dengan seimbang, antara aktivitas rutin dan beristirahat.

  • Istirahat yang cukup

Masih berkaitan dengan istirahat. Dulu saya sering mengalami insomnia. Namun, setelah rutin workout, tidur saya jadi lebih pulas. Ketika waktu tidur tiba, saya menyingkirkan gadget supaya tidak tergoda melihat media sosial atau sekadar pesan di WhatsApp, supaya bisa fokus tidur.

Apabila merasa capek, saya berusaha untuk istirahat. Ahli kesehatan pernah mengatakan, sebenarnya tubuh kita memiliki alarm yang akan mengirimkan signal apabila ada sesuatu yang tak beres dengan tubuh. Apabila itu terjadi maka sebaiknya tidak memaksakan diri untuk tetap beraktivitas. Ambil waktu untuk mengistirahatkan badan, daripada berisiko sakit lebih parah kan?

  • Memperbaiki pola makan

Memiliki target menurunkan berat badan, maka mau tak mau saya wajib memperhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh. Hal mendasar yang saya lakukan adalah mengurangi asupan karbohidrat dan gula.

Saya mulai mengurangi takaran nasi dan memperbanyak asupan sayuran dan buah supaya selalu merasa kenyang. Lalu, saya juga mulai mengurangi memesan maupun membuat sendiri minuman-minuman manis dengan gula berlebihan.

Makan makanan bernutrisi.

Saya lebih memperbanyak asupan air putih. Kalau mau “rekreasi” minum minuman lain, sekarang saya memilih minum susu Ultra Milk. Rasanya creamy dan tidak eneg. Diminum kapan pun enak. Bahkan, kadang setelah bangun tidur saya langsung minum Ultra Milk ini.

Susu Ultra Milk ini terbuat dari susu sapi segar, dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, di antaranya:

  1. Mengandung kalsium yang bisa membantu pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi.
  2. Terdapat protein susu sapi untuk membantu pembentukan massa otot.
  3. Mengandung beberapa vitamin yakni vitamin A, D3, B2, dan B12. Vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata, vitamin D3 untuk mengobati dan mencegah gangguan kesehatan tulang, vitamin B2 baik untuk kesehatan mata dan mencegah anemia, serta vitamin B12 yang bagus untuk mengoptimalkan fungsi saraf, serta bagus untuk kesehatan kulit dan rambut.

Minum susu Ultra Milk sebanyak 2 gelas sehari, ditambah asupan air putih yang cukup, serta workout teratur cukup mengubah kondisi fisik saya.

Susu Ultra Milk bagus untuk membentuk massa otot.

Perubahan yang saya rasakan alhamdulillah, berat badan sudah mulai turun walau belum sesuai target. Namun, saya senang bisa tidur dengan lebih cepat, pulas, dan berkualitas. Bangun-bangun badan udah enggak merasa pegal-pegal lagi. Saya juga merasa, belakangan udah enggak sering batuk pilek lagi, walau cuaca saat ini enggak menentu, saya baik-baik saja.

Saya jadi makin semangat menjalani gaya hidup yang sehat seperti ini. Tidak merasa terpaksa lagi, bahkan seolah sudah menjadi habbit atau kebiasaan baik yang saya rasa perlu saya pertahankan, meskipun nanti berat badan saya sudah kembali ke kondisi awal 😀 .

Itulah teman-teman, latar belakang mengapa belakangan saya berusaha menjalani cara “Ultra” untuk sehat dengan lebih sungguh-sungguh. Semoga sharing saya ini bermanfaat ya, khususnya buat teman-teman yang ingin menurunkan berat badan dan ingin hidup lebih sehat juga. Buat yang ingin tahu tips sehat lainnya, bisa juga mengunjung website Clozette Indonesia ya 🙂 . Sehat itu pilihan, ambil pilihan sehatmu!

April Hamsa